30-an koli setiap pindahan |
Pindah rumah? Pasti repot! Membereskan barang, memasukkannya ke dalam kardus, sampai di rumah baru, harus membongkar dan membereskannya kembali…wahhh…capek! Belum lagi harus membagi waktu untuk mengurus si kecil.
Mungkin untuk sementara anaknya ‘dicuekin’ dulu, karena orangtuanya sibuk beres2. Kalau punya asisten atau saudara yang membantu sih ga masalah. Tapi kalau tidak? Ga kebayang… Karena itu, ada baiknya mengepak barang diatur dengan rapi supaya memudahkan ketika membongkarnya kembali. Juga supaya barang2 yang dibawa pindahan tidak rusak.
Berikut adalah tips mengepak barang berdasarkan pengalaman pribadi saya:
- Dahulukan memasukan barang2 yang jarang atau belum dipakai (misalnya: buku, baju, peralatan masak dll, yang jarang dipakai). Singkirkan barang2 yang sudah tidak diperlukan lagi. Kalau sudah jelek, bisa dibuang. Kalau masih bagus, bisa disumbangkan (mis: baju yang sudah sempit bisa dikasihkan ke pembantu). Bila perlu, menjual perabotan rumah tangga yang tidak memungkinkan untuk dibawa pindah (mis: lemari kaca, barang pecahbelah dll).
- Mengisi dus sesuai jenis barang (mis: dus baju anak, alat mandi, buku, dll).
- Memberi label dan nomor di setiap dus, lalu mencatat isinya di buku notes (mis: dus no.1 isi baju anak, dus no.2 isi buku, dst). Label nomor ditempel di keempat sisi dus dan diatas dus. Tujuannya: dalam keadaan tertumpuk, kita akan mudah untuk mencari dus nomor ttu, mempermudah proses pengiriman barang, dan mengetahui berapa jumlah dus yang diangkut. Juga saat tiba di rumah baru, akan memudahkan kita untuk membongkar dus yang mana sesuai barang yang lebih dulu akan digunakan.
- Menutup dus dengan lakban secara rapi dan kuat. Gunakan lakban warna coklat (yg warna bening kurang lengket menurut saya). Lakban dasar dus dgn rapat (lihat foto). Tutup dus dgn rapat seperti cara diatas.
- Memberi tanda pada dus berisi barang elektronik dan pecah-belah. Sebaiknya menggunakan warna yg mencolok. Misalnya spidol merah, supaya jelas terlihat. Tandai: “AWAS PECAH!” untuk tv dan barang pecahbelah . Tandai: “HATI-HATI!” agar diangkut dengan hati-hati. Tandai : “ ATAS!” di atas dus, supaya dus tidak ditaruh terbalik.
Cara memasukkan barang ke dalam dus:
- Periksa kondisi dus. Pilih yang masih bagus dan kokoh. Jangan robek atau banyak somplaknya. Tidak dianjurkan menggunakan dus bekas mi instan, kecuali untuk pindahan jarak dekat tanpa jasa ekspedisi angkut barang.
- Bersihkan dus. Terutama bagian dalamnya. Gunakan lap agak basah (jangan basah, nanti benyek dusnya). Keringkan denan diangin-anginkan atau dijemur.
- Alasi dus dengan koran terlebih dahulu.
- Lebih bagus lagi bila alasnya dari plastik. Kantung plastik ukuran sedang bisa digunting untuk mendapatkan plastik ukuran lebar. Gunanya untuk menahan rembesan air seandainya dus kehujanan atau berada di tempat yg lembab.
- Masukkan barang2, lalu padatkan. Jangan sampai ada ruangan kosong. Ruang kosong membuat isi dus saling berbenturan saat proses pengangkutan dan bisa merusak barang.
- Untuk mengisi kekosongan, masukan jenis barang lain yang lebih ringan dan fleksibel untuk diselipkan. Misalnya: celah kosong disumpal gulungan baju.
- Ratakan barang2, jangan sampai ada yang menyembul. Tutup dengan koran lalu lapisan plastic di paling atas.
- Segel dengan lakban.
Cara mengepak jenis barang tertentu:
1. Buku
- Taruh buku ukuran lebar di dasar kardus, buku terkecil di paling atas.
- Selipkan buku pada sela-sela yg masih kosong.
- Bila banyak buku yang berukuran tebal, jangan dikumpulkan semua dalam 1 dus. Sebaiknya dibagi ke dus lain. Tujuannya agar beban dus tidak terlalu berat dan mencegah dus tidak jebol.
- Jangan penuhi seluruh kardus dgn buku (kecuali untuk dus indomie).
- Sisakan ruang sepertiga atau seperaempat bagian untuk diisi barang2 lain. Bisa baju, kaleng berisi alat2 tulis atau benda ringan lainnya yg tidak mudah pecah.
2. Baju
- Bedakan dus baju untuk setiap anggota keluarga.
- Lipat baju dgn rapi.
- Tumpuk di dasar dus, padatkan.
- Isi ruang kosong dus oleh baju yg dipadatkan dgn cara digulung
- Dus isi baju sebaiknya disisipi perabotan pecahbelah, supaya tidak pecah karna guncangan saat proses pengangkutan barang
3. Pecah belah : piring, mangkok, gelas, pigura foto, pajangan, cermin, dsb
- Bungkus satu persatu dengan koran.
- Jangan memasukkan barang jenis ini dalm satu dus (kecuali pindahan jarak dekat)
- Masukkan dengan menyelipkannya disela-sela baju, selimut, atau seprai.
- Jangan menaruhnya di bagian di dasar, dipinggir dan di atas kardus. Tetap berada di tengah, diantara tumpukan baju.
- TV, komputer dan peralatan elektronik lainnya.
- Kemas dalam dusnya masing2.
- Bila dusnya terlanjur dibuang, terpaksa cari dus lain.
- Bila tidak ada samasekali, bungkus dengan seprai lalu ikat tali rapia.
- TV atau monitor komputer tanpa dus: setelah ‘dikemul’ seprai atau selimut, ikat bantal untuk melindungi layar kacanya.
- Benda elektonik berharga ukuran kecil sebaiknya tidak ikut didalam kardus. Khawatir hilang dan ada yang mengambil.
- Masukan dus atau alat elektronik yg sdh dibungkes tadi disela-sela pakaian.
- Bisa disisipkan di dus isi buku, bila benda elektroniknya ringan.
5. Peralatan masak
- Pisahkan antara alat masak yang jarang dipakai dan yang sering dipakai.
- Yang sering dipakai dipak terlebih dahulu.
- Yang masih atau sering dipakai dipak terakhir, saat menjelang berangkat dan sudah tidak ada aktivitas memasak lagi (ya ealah, mo pindah ko masak mulu).
- Masukan ke dalam kantong plastik sesuai jenisnya.
- Agar isi dus tidak ‘koclak’, bisa diganjal dengan serbet, lap dapur atau taplak meja.
- Untuk panci dan wajan ukuran besar: taruh di bagian tengah kardus. Jangan di bagian samping dan atas (kalau tidak, trust me…bakalan penyok deh).
- Isilah panci dengan benda2 kecil.
6. Kompor dan tabung gas
- Jika pindahan jarak jauh, kompor harus dimasukkan ke dalam dus.
- Jka pindahan jarak dekat, kompor bisa dibawa langsung tanpa dipak.
- Lepaskan tiap bagian kompor (kecuali selang, biar ga repot masang lagi).
- Bungkus dengan koran. Taruh di dasar dus. Penuhi dus dengan benda2 ringan seperti peralatan masak dari plastik.
- Kosongkan tabung gas. Bila masih ada isinya, tawarkan pada penjual gas dekat rumah untuk menukarnya dengan tabung kosong. Pasti ga bakal ditolak (wong dia yang untung, dapet isi gas gratis).
- Tabung gas tidak perlu dipak ke dalam kardus (berat!)
7. Bumbu dapur
- Lebih baik disumbangkan saja bila pindahan jarak jauh.
- Bila dibawa, segel masing2 dalam kantung plastik. Bila tumpah, isinya tidak akan mengotori barang yang lain.
8. Peralatan mandi
- Pisahkan antara alat mandi yang jarang dipakai dan yang sering dipakai.
- Yang sering dipakai dipak terlebih dahulu.
- Yang masih atau sering dipakai dipak terakhir.
- Kalau cuma sabun mandi batangan sih, ya ga usah dibawa juga.
- Masukkan ke dalam kantong plastik.
9. Benda2 berisi cairan
- Misalnya : shampo, lotion, minyak goreng, kecap, cairan pengepel lantai dsb.
- Bungkus masing2 dengan plastik.
- Bila pindahan jarak jauh: sumbangkan saja
10.Ember, bak mandi bayi, baskom dan benda plastik ukuran besar lainnya
- Jika pindahan jarak dekat, tidak perlu dimasukkan ke dus.
- Jika pindahan jarak jauh, ya mau ga mau mesti cari dus ukuran besar sekali.
- Gabungkan semuanya dalam satu dus. Beri tanda khusus “AWAS PECAH!”
- Tidak perlu memadatkan isi dus, karena ukurannya sudah lumayan besar .
11.Pot tanaman
- Bungkus tiap pot dengan kantung plastik, cukup bagian potnya saja, jangan pohonnya, nanti bisa patah kalau pohonya tertutup plastik.
- Jika pindahan jarak jauh: mending sumbangin tetangga aja deh. Ga bisa masuk dus!
- Diangkut paling terakhir di truk, dan diturunkan paling duluan.
12.Rak piring, tempat handuk, jemuran baju dan sejenisnya
- Lipat dan bongkar. Ikat dengan tali. Bisa dengan lakban bening. Jangan lakban coklat, karna warnanya akan membekas saat dibuka.
- Bila pindahan jarak jauh: sebaiknya disumbangkan saja.
13.Gorden
- Copot 2-3 hari sebelum pindahan.
- Pengganti gorden adalah dengan menempelkan koran di jendela (masih kelihatan sih bayang2nya kalau malam). Tutup lagi dengan seprai atau kain gendongan bayi yang dipaku.
- Lepas kain saat hendak berangkat. Kecuali jika ingin ditinggal ya tidak usah.
14.Mainan anak
- Seleksi mainan yang tidak terpakai untuk disumbangkan atau dibuang.
- Inilah yg terakhir dipak! Kenapa? Saat pindahan, kalau tidak bisa bermain karena mainannya sudah dipak, anak bisa rewel lho! Apalagi situasi rumah yang berubah jadi kosong membuat anak bingung mau main apa. Makanya mainan sebaiknya disegel paling terakhir.
Demikian tips dari saya. Sebenarnya tidak seluruhnya saya jelaskan disini. Masih banyak hal-hal kecil yang tak kalah penting. Tapi tidak akan saya jelaskan, karena hal2 penting tersebut hanya berlaku untuk keluarga ‘gipsy’ seperti kami. Setelah 7 kali pindahan rumah dalam waktu 9 tahun, saya merasa perlu membuat tulisan ini. Supaya saat kami akan pindah lagi, tulisan ini bisa mengingatkan saya. Semoga bermanfaat.
(notes di facebook pada 18 Februari 2011)
Benar2 info yang sangat bagus teh, detail banget.
BalasHapusMeskipun saya belum berkeluarga dan belum tahu apakah akan berpindah2 juga, tapi tips ini sangat bermanfaat :)
Makasih, Irda :)
HapusMengepak barang sudah menjadi pekerjaan saya dan suami waktu hidup merantau. Kalau ada teman yang pindahan, saya suka memberitahu tips-tips di atas. Pikir2, ditulis saja ya, biar tidak lupa. Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi orang lain yang membacanya :)
Makasih sudah mampir, Irda :)
Emak Riweuh rajin sekali ya mengepak barang sampe rapih gitu. Makasih buat postingannya ya mak izin di contek sedikit.
BalasHapusSilakan :)
BalasHapusSangat membantu infonya ...terimakasih mak.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus