Berkunjung ke kota Palangkaraya, ibukota propinsi Kalimantan Tengah, belum lengkap jika belum melihat ikon kota ini, yaitu jembatan Kahayan (cerita lengkapnya dapat dibaca
di sini). Jangan ketinggalan, cobalah kuliner khasnya di sebuah rumah makan yang terkenal di kota ini, yaitu rumah makan Kampung Lauk.
Rumah makan Kampung Lauk terletak tidak jauh dari jembatan Kahayan. Pada jam ramai pengunjung atau waktu makan siang dan makan malam, tempat parkir rumah makan ini akan penuh sesak. Mobil yang tidak kebagian tempat terpaksa memarkir mobilnya di pinggir jalan raya. Sedangkan parkir motor terletak satu atap dengan rumah makan.
Rumah makan ini sudah terkenal di Palangkaraya. Para pejabat dari luar daerah bahkan artis ibukota juga sudah banyak yang mencicipi kenikmatan hidangan di sini. Nah, jika tidak mau kalah dengan para artis dan pejabat terkenal, ayo datang ke RM Kampung Lauk!
|
Makan bersama rekan2 dari kantor Bapa |
RM Kampung Lauk berdiri di tepi sungai Kahayan dengan bangunan dari kayu seperti rumah panggung. Bila sedang pasang atau musim hujan, maka di bawah rumah makan ini akan dipenuhi air sungai. Tenang saja, air tidak akan naik sampai ke lantai kayu di atasnya. Sedangkan pada musim kemarau, yang terlihat di bawah pondok hanyalah tanah yang mengering (seperti terlihat pada foto berikut).
|
Kunjungan bersama Kakek dan Nenek |
Ada 37 ruangan pondok untuk tempat pengunjung bersantap ala lesehan. Jalan ke arah pondok dihubungkan oleh jembatan kecil dari kayu. Sebaiknya hati2 bila membawa anak-anak, ya. Awasi mereka saat berjalan melintasi jembatan ini. Jangan sampai mereka berlarian lalu jatuh ke bawah, hiiiii!
Rata-rata luas pondok adalah sekitar 16 meter persegi. Tersedia juga pondok dengan ukuran lebih luas untuk tamu rombongan. Selain pondok lesehan, ada juga meja dan kursi biasa di luar pondok. Tempat ini kurang diminati pengunjung. Mereka yang menempati tempat ini biasanya karena terpaksa karena tidak kebagian pondok. Bahkan pada jam ramai, banyak juga pengunjung yang duduk mengantri di sekitar kasir untuk menunggu panggilan jika ada tempat yang kosong.
|
Bisa pilih pondok sesuai kapasitas pengunjung |
Memasuki RM Kampung Lauk, kita akan disambut oleh 10 bak penampung berukuran 2,5 x 5 m. Di dalam bak-bak besar tersebut terdapat ikan-ikan segar yang baru ditangkap. Kabarnya, sebelum menjadi rumah makan, tempat ini sebelumnya adalah tempat pembenihan ikan. Pengunjung yang datang diminta untuk memilih ikan atau udang yang ada di dalam bak. Ikan-ikan dan udang-udang segar ini kemudian dimasak dalam keadaaan segar. Setelah memilih, ikan (dan atau udang) ditimbang kemudian dicatat akan dimasak dengan bumbu sesuai selera pengunjung. Jadi kita membayar bukan dari jumlah ikan yang dimakan, tapi sesuai dengan berat ikannya.
|
Dibelakang Bapa: bak2 besar tempat penampungan ikan |
Sesuai dengan namanya, rumah makan Kampung Lauk yang berdiri sejak tahun 2006 ini menyediakan aneka hidangan dari ikan. Disini tersedia 25 pilihan menu makanan dan 20 macam minuman. Kebanyakan adalah dari ikan lokal setempat. Mulai dari ikan nila, bawal, patin, emas, jelawat, lais, baung, saluang, juga udang dan cumi-cumi. Dimasak mulai digoreng, dibakar atau dibumbui asam manis. Yang paling laris adalah sajian ikan patin bakar dan udang sungai berukuran besar yang dimasak asam manis. Jangan lupa pesan masakan khas dayak: sayur rotan. Akar rotan muda dalam kuah kuning yang unik rasanya, sedikit pahit-pahit gimanaaa gitu....
Sudah pesan makanan? Sudah dapat pondok? Karena selalu ramai, sebaiknya sebelum datang ke sini kita menelpon dulu. Lewat telepon, kita bisa memesan makanan untuk porsi berapa porsi orang dan jangan lupa katakan jam kedatangan kita nanti. Kenapa lebih enak pesan lewat telepon sebelum datang? Nah, masih ingat kan proses memasak yang
fresh tadi (dipilih hidup-hidup lalu diolah) itu? Ditambah banyak pengunjung yang datang, maka rata-rata waktu yang dihabiskan mulai dari memesan sampai masakan datang bisa mencapai 1 jam! 30 menit adalah termasuk waktu yang tercepat! Ini pengalaman saya pribadi, lho. Semoga ke depannya pelayanan rumah makan ini ditingkatkan.
Tidak tahu nomor teleponnya karena anda wisatawan? Ada cara lain. Bila tidak ingin menunggu lama, anda bisa datang sebelum jam makan, memesan makanan dan mengatakan hendak bersantap jam berapa, lalu pergi dan kembali lagi sekitar jam tersebut. Dijamin, kurang dari 30 menit hidangan yang anda pesan sudah tersedia!
Berikut adalah foto-foto saat kami menunggu makanan datang (sudah pesan sebelummnya dong). Mohon maaf kalo wajah kami semua kelihatan sedang kelaparan, hehe...
|
Kk Rasyad lagi nangkring |
|
Mejanya masih kosong... bergaya dulu ah! |
Daaann... yang makanan yang ditunggu akhirnya datang juga! Mari makaaan! Dalam sekejap, hidangan yang tersaji langsung ludes menyisakan tulang belulang saja. Alhamdulillah, kenyang! Setelah makan enak, kami duduk-duduk menikmati semilir angin yang berhembus dari hutan di sekitar sungai. Pemandangan sekitar dari pondok sangat menarik untuk diamati. Beberapa warga setempat terlihat beraktivitas di sungai Kahayan ini.
|
Hutan di seberang sungai |
Eh itu ada perahu klotok lewat! Perahu klotok mempunyai bunyi khas yang berisik
klotok... klotok...klotokkk. Ada speed boot melintas
dengan suaranya yang menderu-deru. Di seberang sungai terlihat warga yang sedang menangkap ikan. Beberapa perahu klotok sedang berhenti sejenak di atas sungai untuk menjaring ikan.
|
Perahu kelotok |
Jika beruntung, kita bisa melihat perahu wisata susur sungai yang unik itu melintas. Eh itu dia! Itu ada perahu susur sungai yang lewat! Buru-buru saya ambil kamera. Niat menjepret dengan jelas jadi gagal karena perahunya lumayan ngebut juga. Jadi saya memotret sekenanya saja.
|
Perahu wisata susur sungai yang berhasil saya jepret |
Niat kami untuk bisa naik perahu wisata ini tidak kesampaian karena kami keburu pindah. Maklum, perlu merogoh kocek cukup banyak juga untuk bisa jalan-jaan dengan naik perahu cantik ini. Wong Miss World apa Miss Universe aja sudah pernah naik perahu susur sungai. Masa saya yang Miss miss-an ini belum??? *garuk tembok*
|
Perahu susur sungai (foto: majalahburungpas.com) |
Satu lagi pemandangan yang bikin anak-anak senang: kapal terbang amphibi! Yap, kita bisa menyaksikan kapal terbang mungil ini lepas landas atau sedang mendarat dengan cantik di atas permukaan sungai. Pelabuhan kecil di sebelah RM Kampung Laut menjadi tempat naik dan turun penumpang pesawat amphibi. Tujuannya saya kurang tahu. Yang pasti, pesawat ini membawa penumpang melintasi hutan pedalaman Kalimantan yang eksotis. Wah kapan lagi saya bisa melihat pesawat amphibi kalau bukan di sini? Asyik bukan?
Berikut adalah foto-foto waktu kami sedang bersantap. Mohon maaf lagi saya tidak sempat memfoto masakan yang dihidangkannya. Yaa itu.... keburu laper....jadi lupa difoto...
|
Nyammm enak! |
|
Aku nunggu disini ajah sambil boboan..... |
Bagaimana? Berminat untuk datang ke sini? Seperti yang saya bilang sebelumnya, sebaiknya anda menelpon dulu. Apalagi jika anda akan datang bersama rombongan. Kasihan kan bila mengecewakan banyak orang hanya karena lama menunggu makanan datang? Berikut adalah nomor telepon Rumah Makan Kampung Lauk: 0536 3326253. Mudah-mudahan nomornya belum diganti, ya.
|
Baca buku bisa mengusir kebosanan saat menunggu makanan |
|
|
Baiklah, sampai disini dulu. Kapan-kapan saya akan menceritakan hal menarik lainnya tentang kota Palangkaraya ^_^
Update 20 Januari 2014
Rumah makan Kampung Lauk kini menyediakan berbagai menu paket yang ekonomis, yaitu:
- Paket untuk 4 orang harga Rp.95.000. Hidangan menu: nasi, 1 ekor ikan patin bakar/goreng, 2 ekor ikan nila bakar/goreng, sayur santan nangka, sambal dan lalapan.
- Paket untuk 6 orang harga Rp.135.000. Hidangan menu: nasi, 2 ekor ikan patin bakar/goreng, 2 ekor ikan nila bakar/goreng, 2 porsi udang goreng/bakar, sayur santan nangka, sambal dan lalapan.
- Paket untuk 10 orang harga Rp.235.000. Hidangan menu: nasi, 2 potong ayam bakar/goreng, 2 ekor ikan patin bakar/goreng, 4 ekor ikan nila bakar/goreng, 2 porsi udang goreng/bakar, sayur santan nangka, sambal dan lalapan.
- Aneka paket ekslusif untuk 10 orang dengan harga maksimal Rp.600.000
Sumber: Tabloid Bisnis Indonesia edisi 19 Januari 2014
|
Bisnis Indonesia edisi 19 Januari 2014 |
mantap mak.....lengkap reviewnya....
BalasHapusMakasih sudah mampir, Mak ^_^
Hapusmemang enak makan di pinggir pantai atau sungai,berasa banget nikmatnya..apalagi bareng2....^^,kok jadi laper ya hehe
BalasHapusNyaman banar alias enak banget...slurp ^_^
HapusSaya nulisnya jg sambil nahan laper, hehe
CP nya ada mbak
BalasHapusCP RM Kampung Lauk? Saya sudah tidak punya lagi (hilang)
Hapusmantap... semoga no Hp dan harganya masih tetap
HapusPerahu susur sungainya bagus tuh. Pengen juga ngerasain sensasi cruise lokal ini. Thanks infonya, Inna^_^
BalasHapus