Bagian pertama bisa dibaca di sini.
Setelah berhasil ke Kebun Raya Bogor sekalian reuni dengan teman-teman lama pada tanggal 5 November 2013 dan 3 boyz merasa senang, akhirnya kami kembali lagi ke KRB tanggal 1 Desember kemarin. Yeaaayy!!! Tentu saja kali ini, kedua orang tua 3 boyz, alias saya dan Bapa, sudah menyiapkan diri dengan minum jamu kuat tidur cukup agar bertenaga untuk mengajak mereka bermain ke KRB. Yuk, kita mulai!
Di seputar pintu masuk KRB |
Kalau bulan lalu kami memarkir mobil di Botani Square, maka kali ini kami memarkir mobil di Mall BTM. Jauh? Lumayan juga. Demi keamanan, kami memilih memarkir mobil di mall daripada di pinggir jalan sekitar KRB. Setelah parkir di lantai paling atas mall, kami berjalan kaki keluar dari mall menuju KRB. Saya menggandeng Aa Dilshad dan Kk Rasyad, sementara Bapa menggendong Dd Irsyad.
Tidak perlu khawatir nyasar. Ada peta dan papan penunjuk jalan |
Ini pohon apa, ya? Kayak buah asem tapi gede banget. |
Tentang Museum Zoologi, nanti akan saya ceritakan di postingan selanjutnya, ya. Sekarang saya mau cerita tentang pengalaman naik mobil wisata keliling KRB. Setelah melihat-lihat museum. kami kembali ke pool mobil wisata untuk membeli tiket. Ternyata, untuk membeli tiket saja diberi nomor antrian. Mobil wisata yang tersedia ada lima buah. Semua mobil berangkat secara bersamaan. Jadi, jumlah pembeli tiket disesuaikan dengan kursi yang tersedia. Jika kita belum dipanggil di loket pembelian, itu artinya kita naik rombongan tur mobil berikutnya.
Kami termasuk yang datang namun kebagian harus menunggu rombongan berikutnya. Lamanya tur adalah sekitar 20 menit. Jadi ya kami juga harus menunggu selama itu. Kami menuju danau kecil di dekat pool mobil wisata. Namanya danau gunting karena berbentuk seperti gunting. Untuk membunuh waktu, kami duduk di pinggir danau buatan tersebut sambil memakan es krim yang banyak dijajakan di area KRB ini. Hmm...panas-panas begini memang enak makan es krim :D
Makan es krim di pinggir danau gunting |
Setelah makan es krim, kami kembali ke loket mobil wisata. Khawatir jika dipanggil nanti kami tidak mendengar, bisa jadi kami harus tunggu rombongan tur berikutnya selesai. Tidak lama kemudian, mobil tur sudah kembali ke pool. Nomer antrian kami dipanggil untuk bisa membeli tiket. Harga tiket Rp.10.000 per orang. Kami membeli empat tiket karena Dd Irsyad bisa dipangku (kenyataannya sih, dia duduk sendiri). Setelah tiket di tangan, kami menunggu petugas mengatur penumpang. Semua berlangsung tertib. Pengunjung lain yang hendak membeli tiket juga diinformasikan untuk mengantri terlebih dahulu agar tidak berebutan.
Tiket mobil wisata, tempat pool mobil, dan saat di atas mobil.
|
Nah, kita berangkat! Supir mobil menjadi pemandu wisata kami. Asyik, jalan-jalan keliling KRB jadi bukan sekedar melihat-lihat saja. Tapi menambah wawasan dan mengetahui banyak informasi seputar KRB. Berikut adalah foto-foto yang berhasil saya jepret dari tempat duduk saya...
Pemandangan asri yang menyejukkan mata. |
Lalu mobil melintasi jalan Astrid yang disekelilingnya terdapat area taman luas yang dipenuhi bunga-bunga cantik. Di taman inilah dulu saya menemani Kk Rasyad mengikuti lomba. Juga, di sebelah atas taman ini bulan lalu kami sekeluarga mengadakan reuni.
Area KRB yang bernama Taman Anggrek. Tampak di kejauhan: Kafe Dedaunan |
Mobil berjalan lagi. Kali ini melintasi taman yang berbentuk burung garuda sehingga diberi nama Taman Garuda. Letak taman ini yang paling jauh dari gerbang masuk. Wajar saja jika agak sepi pengunjung.Dari Taman Garuda, kita bisa melihat jalan raya yang dibawahnya terdapat lapangan Sempur, tempat berolahraga dan aktivitas outdoor kebanggaan warga Bogor.
Area KRB bernama Taman Garuda. Letaknya berseberangan dengan Lapangan Sempur |
Selanjutnya, kami melihat sepadang pohon yang sudah legendaris di KRB ini. Pohon tua yang nampak berpasangan ini berdiri dengan kokoh. Kata orang, namanya pohon jodoh. Sepintas kedua pohon ini terlihat sama. Padahal keduanya berbeda jenis, yang satu pohon kenari dan yang satunya pohon beringin putih. Kata Bapa, menurut cerita, pohon yang berwarna lebih cerah itu yang perempuan (pohon beringin putih) dan yang satu lagi (pohon kenari) adalah laki-laki. Banyak cerita seputar sepasang pohon ini. Konon, sepasang kekasih yang datang ke KRB dan mendekati pohon ini akan awet berjodoh. Mitos tentang pohon jodoh bisa dibaca di sini.
Pohon jodoh |
Jadi tersepona eh terpesona dengan pohon jodoh ini, ya. Kok waktu pacaran, Bapa nggak ngajak saya ke pohon ini, sih? Hihihi. Nggak perlu ketemu pohon jodoh ini juga, kita ternyata sudah berjodoh ya, Pak *mata lope-lope*
Arah jarum jam: tempat pembibitan, budidaya anggrek, makam keramat, dan jalan menuju tempat bunga raflesia (jika ada). |
Jalan lagi, ah. Kami melewati rumah tempat pembibitan tanaman di dalam area KRB. Pengunjung bisa membeli bibit tanaman bahkan mencari tanaman yang langka di sini. Bagi penggemar tanaman anggrek, ada tempat pembibitan dan penjualannya juga. Sayang hanya kelihatan dari kejauhan dari atas mobil.
Ada juga tempat menuju bunga raflesia arnoldi. Nampak jalannya menanjak ke atas bukit. Tahun lalu saya sempat ingin datang ke KRB untuk melihat bunga raflesia. Sayang kami tidak sempat. Mungkin kapan-kapan jika ada bunga raflesia yang berbunga lagi di KRB, kami akan melihatnya.
Ternyata, di KRB ada makam keramatnya juga, lho! Konon ini adalah komplek makam istri Prabu Siliwangi. Ada juga makam Belanda kuno di sebelah belakang area KRB yang berdekatan dengan Istana Bogor. Beberapa cerita horor tentang KRB dan makam-makamnya bisa dibaca di sini.
Atas: Istana Bogor dilihat dari dalam KRB Bawah: jembatan merah tampak dari kejauhan |
Sayang, kami tidak sempat melihat dan merasakan meniti jembatan merah yang terkenal di KRB sebagai tempat syuting itu. Dari mobil, kami hanya melihat sepotong jembatannya saja. Yah, kapan-kapan pasti kami kembali untuk main lagi ke sini.
Foto dipinjam dari travel.detik.com |
Pohon-pohon di KRB besar-besar, ya! Umurnya banyak yang sudah ratusan tahun. Pohon-pohon tua ini banyak yang memiliki akar yang besar dan unik. Saking besarnya itu akar pohon, kayaknya 3 boyz ngumpet di situ juga nggak bakalan kelihatan :D
Pohon-pohon besar dengan akar yang unik |
Melihat banyak pohon besar, kesannya jadi horor ya. Apalagi kalau sedang hujan lebat diiringi angin kencang. Jangan coba-coba melintas di sekitar KRB deh, ngeri! Kalau tahu-tahu pohonnya tumbang, bagaimana? Hiiii!
Rumpun bambu raksasa |
Di akhir perjalanan, kami melintasi rumpun-rumpun bambu yang cantik. Pohon bambunya tinggi-tinggi, lho! Melewati pohon bambu di kiri-kanan jalan, lengkap dengan menginjak daun-daun bambu kering yang bersrakan mengingatkan saya akan hutan bambu dekat rumah di tempat saya dibesarkan. Ah, jadi melamun sejenak mengingat masa kecil saya yang hobi keluyuran ke hutan :)
Tidak terasa, sudah 20 menit kami berkeliling KRB. Mas Guide mengucapkan selamat jalan dan berterima kasih serta mengingatkan jangan sampai ada barang yang tertinggal. Terima kasih sudah mengantar kami semua, Pak. Perjalanan yang sungguh menyenangkan ^_^
(bersambung)
Saya juga sering ke sana, Mak. Foto-fotonya kompliiit. Btw, ternyata saya belum mengikuti blog ini ya :D
BalasHapusAsyik ya, Mak Leyla, saya jadi pengen ke KRB lagi. Kalo kita barengan, lucu juga kali ya, Mak. Ada 6 bocah laki-laki yang sliweran nantinya :D
HapusMakasih sudah difollow balik ^_^
2 kali kesana mak, belajar dg obyeknya langsung, kebetulan ada materinya di pelajaran Biologi.. masih pengin kesana lagi... :)
BalasHapusIya, Ma Riski. Banyak anak sekolahan yang karyawisata ke KRB. Herannya, sekolah saya dulu kok ga ngajak ke KRB ya :(
Hapuslengkap bener reportasenya Mak...sip banget deh untuk panduan...
BalasHapusMoga bermanfaat, Mak Fitri ^_^
Hapusmenarik juga untuk dikunjungi, kapan-kapan nanti saya akan coba liburan kesana.. salam kenal mbak..
BalasHapus