Ingin liburan kemana? Sebenarnya, saya hanya ingin pergi bersama dengan Pasukan riweuh tercinta, yaitu bersama Bapa dan 3 boyz (Aa Dilshad, Kk Rasyad, dan Dd Irsyad). Mau pergi kemana saja, menghabiskan waktu bersama mereka selalu menyenangkan dan penuh kesan. Kalau ingin jalan-jalan terus, jujur saja, saya paling senang waktu kami sekeluarga masih tinggal merantau. Bisa jalan-jalan ke berbagai tempat eksotis kapan saja kami mau! Tentu saja dengan catatan: jika Bapa sedang libur kerja dan saya nggak lagi riweuh di rumah. Plus, jika ada anggaran yang mendukung, hihi.
Di tanah rantau, kami tidak perlu pergi ke pelosok daerah atau ke luar kota untuk menikmati pemandangan unik. Jalan-jalan di sekitar rumah saja sudah jadi pemandangan yang menarik. Misalnya, keliling banjar (kampung) di tempat kami tinggal di Denpasar dan mengamati Pura serta rumah-rumah penduduk dengan arsitektur Bali yang cantik. Lalu, di Palangkaraya kami jalan kaki sore hari untuk mengamati rawa diantara rumah-rumah tetangga yang terbuat dari kayu. Kami menunggu, siapa tahu ada biawak atau babi lewat, hihi. Di Solo, kami bisa blusukan ke kampung di belakang komplek untuk menikmati hamparan sawah yang menguning, lalu disambut sapaan ramah penduduknya dengan bahasa Jawa halus. Nikmat, bukan?
Nah, berhubung tema giveaway kali ini adalah tentang liburan impian, jadi saya ya harus cerita tentang liburan impian, kan? Sebagai sesama 'kaki gatal', rasanya kurang afdol kalau saya nggak ikutan hajatannya Mak Indah Nuria Savitri, sang ibu diplomat yang aslinya ternyata lebih cetar membahana itu, hehe. Apalagi, saya juga ngefans sama jurinya, Mak Muna Sungkar yang cantik jelita dan hobi jalan-jalan bareng keluarga kecilnya. Aih, saya agak sirik sama mereka berdua ini yang masih bisa kukurilingan. Sementara saya? Sejak berhenti merantau, mau pergi ke luar dari rumah saja susaaah banget. Ya sudahlah. Memang takdir mengharuskan demikian, hehe. Jadi, saya mau menghayal saja tentang liburan impian.
Liburan Impian
Nah, berhubung tema giveaway kali ini adalah tentang liburan impian, jadi saya ya harus cerita tentang liburan impian, kan? Sebagai sesama 'kaki gatal', rasanya kurang afdol kalau saya nggak ikutan hajatannya Mak Indah Nuria Savitri, sang ibu diplomat yang aslinya ternyata lebih cetar membahana itu, hehe. Apalagi, saya juga ngefans sama jurinya, Mak Muna Sungkar yang cantik jelita dan hobi jalan-jalan bareng keluarga kecilnya. Aih, saya agak sirik sama mereka berdua ini yang masih bisa kukurilingan. Sementara saya? Sejak berhenti merantau, mau pergi ke luar dari rumah saja susaaah banget. Ya sudahlah. Memang takdir mengharuskan demikian, hehe. Jadi, saya mau menghayal saja tentang liburan impian.
Liburan Impian
Liburan impian? Semua pasti punya liburan impian. Jika ditanya apa liburan impian saya, maka saya akan menjawab: napak tilas perjalanan hidup bersama 3 boyz. Napak tilas alias jalan-jalan mengunjungi tempat di mana kami pernah tinggal dulu, menjumpai enam kota yang menjadi saksi sejarah hidup kami (kota Bogor tidak dihitung karena sekarang sudah tinggal di Bogor lagi). Kota-kota tersebut berdasarkan urutan waktu saat tinggal di sana adalah: Semarang, Banjarmasin, Solo, Denpasar, Palangkaraya, dan Makassar.
Dulu, setiap meninggalkan satu kota untuk pindah merantau ke tempat lain, saya selalu menangis. Menangis bahagia karena bersyukur diberi kesempatan bisa hidup merantau di kota tersebut. Namun sekaligus menangis sedih karena tidak tahu kapan akan menginjakkan kaki ke kota itu lagi. Dengan napak tilas, kami bisa melihat kembali kota tempat kami pernah mengadu nasib dan merajut berbagai kisah kehidupan. Subhanallah!
Napak tilas pertama: Banjarmasin
Dulu, setiap meninggalkan satu kota untuk pindah merantau ke tempat lain, saya selalu menangis. Menangis bahagia karena bersyukur diberi kesempatan bisa hidup merantau di kota tersebut. Namun sekaligus menangis sedih karena tidak tahu kapan akan menginjakkan kaki ke kota itu lagi. Dengan napak tilas, kami bisa melihat kembali kota tempat kami pernah mengadu nasib dan merajut berbagai kisah kehidupan. Subhanallah!
Napak tilas pertama: Banjarmasin
Trans Kalimantan |
Pertama kali napak tilas adalah ketika kami tinggal di Palangkaraya. Wuih! Saya segera membayangkan kami akan melihat kota Banjarmasin lagi! Perjalanan dari Palangkaraya menuju Banjarmasin memang tidak dekat. Kami harus melewati pedalaman hutan lahan gambut selama empat jam perjalanan melalui trans Kalimantan. Saat itu, jumlah kami sudah berlima dengan Dd Irsyad yang masih berusia 6 bulan. Untunglah selama perjalanan Dd Irsyad sangat manis dan tidak rewel.
Saya dan 3 boyz di Jembatan Barito |
Sampai di Banjarmasin, saya menangis terharu karena tidak menyangka akan menginjakkan kaki lagi di sana. Saya juga bahagia bisa menunjukkan pada Aa kota kelahirannya. Kami lalu mengunjungi tempat-tempat kenangan seperti rumah tinggal dan rumah makan kesayangan. Dengan napak tilas, kami seolah baru saja keluar dari mesin waktu, merasakan hidup pada masa lalu. Keharuan yang membuncah tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.
Ada rasa tak percaya saat saya mengatakan pada anak sulung saya, "Aa, ini kota tempat kamu lahir. Tembuni (ari-ari) kamu juga ada di sini." Tidak terasa, bayi mungil yang dulu saya timang dan bersama-sama ikut minum air dari Sungai Barito ini tiba-tiba sudah tumbuh besar dan menjadi anak yang pintar! Terima kasih, Ya Allah. Bahkan kini Kau menganugrahkan dua lelaki kecil lagi pada kami.
Napak tilas kedua: Semarang dan Solo
Setelah itu, kami seolah jadi ketagihan untuk melakukan liburan sambil napak tilas. Saya dan Bapa merencakan untuk pergi saat liburan sekolah awal tahun 2014 ke Semarang dan Solo. Semarang adalah kota pertama yang menjadi tempat tinggal kami berdua setelah menikah. Jadi, masa bulan madunya ya di Semarang *ihiiiy* Sedangkan Kota Solo adalah kota ketiga yang menjadi tempat kami berpijak.
Sebenarnya, rencana ini muncul mendadak setelah saya cerita kepada Bapa bahwa saya mengikuti lomba blog dan menulis tentang kenangan indah tinggal di Solo. Mengobrol tentang Solo dan para tetangga kami yang baik hati membuat kami jadi kangen dan mendadak ingin pergi ke sana. Meski tidak menang dalam lomba tersebut, saya dan keluarga justru berhasil 'menang' pergi ke Solo gara-gara tulisan saya itu. Alhamdulillah.
Rumah di Solo yang sekarang menjadi kantor |
Kami berhasil pergi berlibur. Di Semarang, kami hanya singgah sebentar. Di Solo, kami napak tilas mengintip rumah kenangan dan bersilaturahim dengan para tetangga. Kami juga mengunjungi tempat wisata yang pernah kami datangi, yaitu Candi Prambanan dan Candi Borobudur. Bahkan tempat wisata yang dulu tidak sempat kami lihat, akhirnya kesampaian ditengok, yaitu Keraton Solo dan Lawang Sewu. Semuanya wisata sejarah. Saya dan Bapa memang lebih suka mengajak 3 boyz jalan-jalan sambil belajar sejarah daripada bermain menghabiskan uang ke mall.
Saya dan 3 boyz di depan teras Keraton Solo |
Pasukan riweuh di Lawang Sewu |
Oia, waktu saya ke Semarang, saya nyaris bertemu dengan Mak Muna. Andai saja tragedi charger tidak ketinggalan, mungkin kami berdua sudah kopdar, ya. Belum berjodoh kita. Mudah-mudahan saya dan bundanya Nadia ini bisa bertatap muka suatu saat nanti, aamiin. Pelajaran berharga: cek kembali barang-barang sebelum berangkat. Jangan sampai ada yang ketinggalan. Oke sip.
Rencana impian liburan napak tilas selanjutnya
Untuk liburan selanjutnya, kami pasrah pada rahasia Allah. Jika kebetulan ada kesempatan dan rejeki, kami bisa pergi liburan napak tilas lagi. Mau ke mana? Napak tilas ke Semarang, Solo, dan sekitarnya sudah. Ke Banjarmasin juga sudah. Eh tapi, itu kan sudah lama. Lagipula saya juga kangen ingin ke Palangkaraya. Jadi, kayaknya harus sekalian mengunjungi kedua kota tersebut. Terus, Makassar dan Denpasar bagaimana? Supaya asyik, saya membaginya menjadi tiga ronde untuk perjalanan napak tilas ini.
1. Banjarmasin dan Palangkaraya
Sumber foto: www.id.wikipedia.org |
Di kota Banjarmasin, saya ingin menunjukkan rumah sakit tempat Aa Dilshad dilahirkan. Rumah sakit tersebut bangunannya berdiri di atas rawa (rumah tinggal kami dulu juga seperti itu). Jika dilihat dari depan akan tampak seperti bangunan biasa. Tapi dibalik lantai keramik ada pondasi kayu dengan tanah rawa di bawahnya. Seperti rumah panggung yang panjang dan luas. Jadi, dulu saya melahirkan di atas rawa, lhoo! Pantas saja Aa hobi berenang *apa hubungannya*
Main ke Banjarmasin, belum lengkap rasanya jika tidak berkunjung ke Pasar Terapung dan Pulau Kembang. Saya ke sana saat sedang hamil Aa Dilshad. Sayang, foto-foto lama di Pasar Terapung dan melihat monyet di Pulau Kembang kurang bagus kualitasnya jika discan. Waktu napak tilas kemarin, kami tidak pergi ke sana karena riweuh mengingat 3 boyz masih kecil semua.
Foto iklan di Pasar Terapung (iklan lengkap ada di Youtobe) |
Oia, masih ingat cuplikan iklan Pasar Terapung di stasiun televisi RCTI? Kata seorang teman, sejak ditayangkan, ibu yang menjadi model iklan terus menerima bayaran hingga beliau hidup senang dan jadi gemuk. Hehe, entah benar apa tidak. Yang pasti, ibu tersebut jadi terkenal di kampungnya.
Berikutnya, dari Banjarmasin ke Martapura. Mudah-mudahan ada cukup banyak fulus untuk membeli permata (aamiin). Untuk menuju Martapura, kami sekalian singgah di Banjarbaru yang penuh kenangan. Dulu, kami rela pergi ke Banjarbaru hanya untuk membeli tahu sumedang! Haha! Kasihan ya, yang kangen kampung halaman.
Bakso Pal Satu (sumber foto:www.id.openrice.com ) |
Tempat wisata terbaru juga pasti akan kami datangi. Jangan lupa, tempat makan favorit wajib jadi agenda napak tilas. Di Banjarmasin, favorit kami adalah bakso pal satu! Sedangkan untuk nyicip hidangan khas mah gampang, lirik kiri kanan tinggal pilih. Soto banjar ada di mana-mana. Bakso pal satu itu.. entahlah... pokoknya enak banget! Belum ada tandingannya! Suwer!
Jembatan Kahayan, Palangkaraya |
Perjalanan berlanjut ke Palangkaraya. Perginya pakai pesawat aja, ah (namanya juga menghayal), malas lewat trans Kalimantan, hehe. Pertama napak tilas ke Palangkaraya, tentu saja saya akan menunjukkan tempat Dd Irsyad dilahirkan dan rumah tempat si tembuni bersemayam. Hai, tembuniii... ayem kaming :')
2 boyz bersama Kakek dan Alm.Nenek di Tugu Pal Satu |
Terus, silaturahim dengan orang-orang kantor Bapa (jika mereka belum pindah kerja). Mereka sangat baik dan banyak menolong saya yang riweuh habis lahiran dulu. Setelah itu, kami akan melihat lagi Tugu Pal Satu dan mendatangi Jembatan Kahayan. Tidak lupa menengok orang utan di Nyaru Menteng, lalu makan siang di tempat makan paling ngehits (mudah-mudahan sekarang masih) yaitu di Rumah Makan Kampung Lauk.
2 boyz berfoto sambil deg-degan melihat orang utan |
Makan bersama rekan-rekan kantor Bapa di Kampung Lauk |
Ada satu wisata yang saya masih penasaran, yaitu wisata susur sungai. Wisata dengan perahu unik dan cantik ini akan membawa kita menyusuri sungai di pedalaman Kalimantan dan bertemu dengan orang utan yang hidup merdeka di alam bebas. Seru pastinya! Jangan mau kalah sama Miss Universe dan Miss Indonesia (saya lupa angkatan berapa) yang sudah diajak naik perahu susur sungai. Kita juga mauuu!
Perahu susur sungai (sumber foto: www.majalahburungpas.com) |
2. Makassar dan sekitarnya
Liburan napak tilas selanjutnya, pergi ke Makassar. Mau ngapain aja di sana? Waah, banyak! Terserah 3 boyz aja deh mau diajak ke mana. Maunya saya sih, ke tempat wisata yang belum sempat kami kunjungi. Tapi datang lagi ke tempat wisata yang sama untuk kedua kalinya juga tetap mengasyikkan. Jadi, kami bisa saja pergi ke pantai Losari, pantai Akkarena, Benteng Fort Rotterdam, melancong ke Bantimurung, bahkan ke Tana Toraja.
Di depan makam Londa di Toraja |
Lihat wajah bahagia itu! (di Benteng Fort Rotterdam) |
All boyz saat bermain ke Bantimurung |
Bapa dan Dd bayi Irsyad di Pantai Losari |
Yang paling saya suka selama tinggal di Makassar adalah... banyak makanan enak! Saya pernah menulis tentang makanan khas Makassar yang sempat saya cicipi di sini. Saya tahu, masih baaanyaak lagi makanan yang belum saya coba. Jadi, napak tilas nanti saya harus mencoba makanan lainya. Hmm... yammeee!
3. Denpasar dan keliling pulau Bali
Sumber foto: www.wisatadiindonesia.com |
Nah lho! Bakal berat diongkos napak tilas yang satu ini, hihi. Itulah sebabnya, ini jadi destinasi terakhir. Harus nabung dulu yang banyak. Perlu waktu berlibur yang cukup lama untuk mewujudkan napak tilas yang satu ini. Ketahanan fisik juga harus prima untuk bisa kelinteran keliling pulau Bali. Bali itu luas. Waktu dua tahun tidak cukup untuk bisa menjajal semua tempat wisata yang ada. Saat napak tilas nanti, semua tempat yang belum didatangi wajib masuk daftar kunjungan. Hmm...pasti listnya panjang, nih. Harus dibagi lagi jadi beberapa sub ronde kayaknya :D
Oleh karena itu, jalan-jalan ke Bali nanti saja jika 3 boyz sudah besar. Sudah dewasa sekalian juga tidak apa-apa. Biar ada tiga supir yang bisa gantian nyetir dengan Bapa saat kami berkeliling dengan mobil sewaan. Ini sih keenakan emaknya, biar jadi princess yang dikelilingi empat bodyguard berbadan tegap. Asyik kaan...
Aa Dilshad bersama Mido dan Coki-coki, anjing milik tetangga satu gang yang numpang tidur di rumah |
Foto-foto lama waktu tinggal di Bali sebenarnya adalah koleksi kami yang paling banyak (maaf, nggak sempat ngescan). Ya iyalah, jalan-jalan melulu selama dua tahun tinggal di Denpasar! Sudah pergi ke mana saja? Duh, saya lupa saking banyaknya! Tentu saja hampir semua tempat wisata di Bali sudah pernah kami kunjungi. Seiring berkembangnya jaman, tempat wisata di Bali juga sekarang jadi semakin banyak. Pasti lebih seru dan mengasyikkan!
Pantai Dreamland (sumber foto: www.wisatabaliaga.com) |
Tempat yang paling ingin saya kunjungi jika ke Bali nanti adalah pantai Dreamland. Pantai yang letaknya nyempil di balik tebing ini dulu masih sepi dan seolah jadi private beach. Main ke pantai ini rasanya damai dan waktu seolah terhenti *eciee* Yap, kenangan kami bertiga (saya, Bapa, dan Aa) terhadap pantai ini sangat berkesan. Menurut saya, pantai ini adalah pantai terindah nomor dua setelah pantai Gili Terawangan.
Bikin foto before dan after saat napak tilas
Napak tilas kurang lengkap jika tidak ada foto-foto terkini. Nah, nanti saya mau bikin seperti foto dibawah ini. Ada foto sebelum alias saat pertama kali keluarga kami datang ke tempat tersebut. Kemudian ada foto terbaru kami di tempat yang sama dalam formasi lengkap!
Foto tahun 2003 di Candi Prambanan: Ibu, Bapa, dan Aa Dilshad |
Foto tahun 2014 di Candi Prambanan: Pasukan riweuh sudah lengkap! |
Gimana, seru kaan? Mau ikut napak tilas bareng kami? Atau mau ngongkosin? Hehe... Mudah-mudahan liburan impian kami ini bisa terlaksana jika kami diberi kesempatan dan umur panjang. Aamiin.
Oia, terakhir...saya mau mengucapkan semoga sukses dan selamat menempuh hidup baru buat Mak Indah yang akan pindah ke New York. Senang bisa bertemu dan berkenalan langsung dengan mommy Bo et Obi yang ceria. Selamat mengepak barang, ya. Awas, hati-hati ada barang yang tertinggal. Kalau nemu satu kardus isi merchandise yang nggak kepake, boleh kok dikirim ke rumah saya, hihihi. Salam sayang dari Bogor.
My dreamy vacation
Aah serunyaaa... asik asik ni mbaaa tempatnya
BalasHapusAsyiik, Mbak Miaa...dijamin ketagihan buat datang lagi ^_^
Hapuswah asik nih pengalamannya Emak Riweuh dah merantau kemana2 ya...
BalasHapusBelum ke seluruh endonesa, Mak Fitri *ngarep merantau lagi*dikeplak sayang sama suami* ^_^
Hapusasyik ya dikellingi 4 jagoan :) aku punyanya 3 jagoan mak
BalasHapusiya, Mak... ^_^
Hapuskita berdua senasib nih, sama2 asyik jadi yg paling cantik di rumah *toss*
wah mak udah sering pindah2 ya mak, di tempat yg terakhir gimana mak? betah kan? hehe
BalasHapuswah mak udah sering pindah2 ya, di tempat yang sekarang betah kan mak?
BalasHapusSekarang harus betah, Mak..kan sudah menetap :)
BalasHapusKadang masih suka kangen pengen merantau lagi. Maklum, sudah terbiasa pindah rumah tiap 1-2 tahun sekali :D
maaaak...napak tilas yang penuh kenangan dan cintaaa...tempatnya pun asyik-asyik semuaaa...before dan afternya seruuu pasti :D..makasih sudah ikutan GAku yaaah :D...best of luuck..
BalasHapusAku suka foto before dan afternya Mak...
BalasHapusBerasa banget nostalgianya
Iya, jadi terharu ngeliatnya :)
HapusMudah2an nanti bisa bikin foto before n after seperti itu yg banyak...aamiin.
ternyata lebih memilih untuk napas tilas ya mak?
BalasHapusKalau aku jika punya uang sih justru pengen ke tempat2 yang belum pernah aku kunjungi aja deh :D
Iya, lebih mengaduk-aduk perasaan soalnya :)
HapusAiih.. si emak jalan2 mulu. Aku juga mauuuu....
BalasHapushayukk maak...ngikuut ^_^
HapusAaaaaahhhh seru pisan napak tilas nya mak, cuma sedih bener kita ga jd ktmu waktu tu ya :( moga2 someday bisa bersua dgn emak riweuh n pasukannya :)
BalasHapusMakasih sdh ikutan GA mak indah :)
Aaaa iyaa, Mak Munaa :)
HapusHuks..aku jg sedih maak...moga kita bisa ketemuan yaa..aamiin.
Selamat menjuri, mommy cantik ^_^
menyenangkan sekali liburan bersama keluarga, ke manapun tujuannya pasti asik
BalasHapusBetul sekali ^_^
Hapusya ampyuun mak dirimu udah kaya kucing pindahan aja, pindahan rumah terus, enak ya punya kesempatan tinggal di banyak daerah, ngomong-ngomong mau dong permata pertapuranya...
BalasHapushaha..iyah, alhamdulillah...meoongg :D
BalasHapusPermata ada nih beberapa disimpen buat kenang2an. Yg dipake ampe skr jg ada :)
aaahhh, bagus2 perjalannya :)
BalasHapusmakasih, Mom KekeNai :)
HapusKalau napak tilas ke Bali dengan budget rendah mungkin bisa coba stay di hotel kawasan denpasar. ada banyak hotel yang murah. tapi kalau mau di daerah kuta, bisa coba di daerah Gang Poppies.
BalasHapusSelain itu untuk makan, bisa coba di warung tegal atau nasi padang. disana halal nya lebih terjamin. kan lumayan susah nyari yang halal di bali apalagi kalau sendirian tanpa di dampingi local guide.
btw, kalau naik pesawat, coba rajin-rajin ikutan info promo dari Air Asia. biasanya ada yang murah lho. kadang cuma 100.000 sekali terbang. kan lumayan.
salam