Liburan awal tahun 2014 ini nyaris saja batal. Saya sudah mengajukan proposal sepuluh hari sebelumnya. Dan seminggu jelang keberangkatan, setiap hari selalu ada drama yang meresahkan di rumah. Saat akan berangkat, drama pamungkas akhirnya ditampilkan. Sempat panik, akhirnya situasi bisa ditenangkan dan kami berlima bisa berangkat. Akibat kejadian itu, satu tas berisi notebook, charger hp saya dan Bapa, serta charger kamera ketinggalan di rumah! Duh, sempat bete di jalan. Bagaimana nanti ya. Kalau hp low bat pasti bikin puyeng jika ada sms pesanan obat dari tetangga. Sedangkan tanpa charger kamera, bisa foto-foto nggak nih? Liburan tanpa foto kayaknya kurang lengkap, deh :(
Sepanjang perjalanan saya terus merenung. Sedikit iri karena keluarga kami tidak bisa seperti keluarga lain yang bisa bebas bepergian bersama. Setiap pergi berlima, kami seolah dibekali stopwatch agar lekas kembali pulang. Jika terlambat, siap-siap saja menerima sambutan berupa bantingan pintu diiringi kata-kata 'indah'. Diajak ikut? Hmm, kondisi fisik tidak memungkinkan dan memang beliau tidak mau ikut. Tapi yah sudahlah, saya ikhlas menjalani ini semua atas nama bakti. 3 boyz juga mulai mengerti situasi ini, meski kadang perasaan mereka harus dikorbankan. Maafkan Ibu ya, anak-anakku...
Saya harus pergi. Saya butuh rekreasi. Memang sedikit memaksakan kesannya liburan kali ini. Tapi kalau tidak begitu, kayaknya nggak bakal jadi pergi liburan, bukan? Kasihan 3 boyz. Selama merantau, kami bisa puas menjelajah tempat wisata setempat. Setelah berhenti merantau, kok malah nggak pergi ke mana-mana? Ya itu tadi...sulit.
Aduh, kenapa jadi curcol? Maaf ya. Liburan seharusnya hepi. Lupakan kesedihan! Jangan sampai kegundahan saya bisa terbaca oleh 3 boyz dan merusak suasana liburan. Saya juga berharap sepulang liburan jadi kuat menghadapi berbagai cobaan yang siap menerpa. Hup hup hup.. semangat!!!
Kami berangkat sekitar pukul 7 pagi dari Bogor. Perjalanan yang santai. Maklum, bawa bocah-bocah dan supirnya cuma satu orang. Sesekali kami berhenti untuk buang air kecil, shalat, dan makan. Sekalian Bapa meluruskan punggung yang pegal setelah menyetir.
Kami tiba di Semarang sebelum maghrib. Bapa mengajak kami menginap di sebuah hotel di Jalan Indraprasta. Bapa lebih lama tinggal di Semarang daripada saya. Jadi, Bapa tahu hotel mana yang bagus dan harganya cukup ramah di kantong. Hotel ini biasa dikunjungi oleh para salesman dari luar kota yang bekerja di Semarang. Kami membayar tiga ratus ribu rupiah untuk sebuah kamar dan satu extra bed.
Kiri: ngintip apa sih, A? Kanan: Aa di depan kamar dan suasana di dalam kamar |
Kamar kami terletak di pojok. Tepatnya di ujung koridor hotel. Mungkin sengaja diberi posisi kamar yang sedikit terisolir supaya...tidak mengganggu! Haha! Tiga bocah laki-laki ini memang berisik, sudara-saudara. Bahkan saat saya mengambil tas di parkiran dekat jendela kamar, sayup-sayup terdengar suara 3 boyz ! Ada yang lagi cekikikan, ada yang lagi nangis, ada yang lagi jejeritan. Ssst! Jangan ribut!
Di kamar hotel, kami beristirahat sejenak, mandi, dan shalat maghrib. Agak kewalahan juga menyuruh 3 boyz untuk selesai mandi. Mereka bertiga berendam di bath tub! Bermain air keciprikan sambil bercanda dengan gembira. Kami memang tidak punya bath tub di rumah. Bak mandi saja hanya berupa ember plastik besar. Wajar kan, kalau anak-anak saya ini bertingkah norak? Hihihi
Lapar nih. Kami keluar dari hotel untuk mencari makan malam. Tidak jauh dari hotel, ada kedai soto yang ramai pengunjung. Saya lupa nama kedainya apa. Yang pasti, lokasinya tepat di sebelah mesjid. Soto Semarang yang disajikan dalam mangkok imut segera kami santap sampai habis. Lauk pelengkap yang disajikan di meja juga tidak ketinggalan kami cicipi. Ada sate telur puyuh, sate kerang, perkedel, daging, ayam, tahu, tempe...apa lagi ya. Saya lupa. Tidak bisa difoto karena saya harus menghemat baterai kamera dan menjepret seperlunya *hiks*
Waktu tinggal di Semarang pada tahun 2002, belum banyak tempat wisata yang sempat saya kunjungi. Saya hanya menemani Bapa yang sudah lebih dulu tinggal di Semarang. Cuma dapat tiga bulan waktu saya menjadi warga Semarang. Selanjutnya, kami harus pindah ke Banjarmasin. Meski cuma sebentar, Semarang punya kenangan tersendiri buat saya. Berputar-putar di pusat kota Semarang di malam hari membuat saya dan Bapa bernostalgia mengenang masa pengantin baru dulu *ihiy*
Kami mengunjungi Simpang Lima yang tampak indah sekali dengan dikelilingi cahaya lampu di malam hari. Sayang...macet! Kami yang awalnya berniat parkir dan menikmati suasana di Simpang Lima, akhirnya hanya berputar saja dan memandangi dari jauh. Aa Dilshad kesal karena kami tidak jadi parkir. Aa ingin sekali naik sepeda tandem yang menyala dan mengitari Simpang Lima. Duh, maaf ya, A. Lagipula, Bapa kan capek. Masa orang capek disuruh ngayuh sepeda. "Kalau Ibu yang ikut naik sepeda gimana?" tanya Aa. Yaah... Ibu sudah lama nggak naik sepeda. Takut nyungsep ah, hehe.
Pengennya sih, muter-muter kota lebih lama lagi. Sayang kami semua sudah lelah. Ke kawasan kota lama tidak jadi. Kami malah kembali lagi ke Jalan Indraprasta untuk....makan bakso! Tadi kan makannya sedikit (soto dalam mangkok kecil), jadi kami lapar lagi ceritanya. Kedai bakso yang tidak jauh setelah kedai soto tadi menjadi pilihan kami. Namanya bakso Petruk. Saya lupa kalau dulu pernah makan di sana *pikun* Apalagi saya bolak-balik salah sebut, bakso Petruk jadi bakso Patrik *dasar penggemar spongebob*
Kenyang makan bakso, kami memutar lagi untuk kembali ke hotel. Tidur dulu. Capek. Bersiap untuk perjalanan besok. Kami semua tidur nyenyak di kamar berpendingin ruangan yang nyaman.
Atas: lantai atas hotel Bawah: sarapan nasi goreng |
Keesokan harinya, kami sarapan dan langsung check out. Sarapan disajikan di lantai atas hotel. Sepiring nasi goreng telur dan teh manis hangat mengisi perut kami. Sayang, nasi gorengnya agak pedas. Dd Irsyad tidakbisa makan pedas. Akhirnya kami singgah di gerai Mc Donalds untuk membeli sarapan buat Dd Irsyad.
Saya menyuapi Dd Irsyad di dalam mobil di parkiran Mesjid Agung Semarang. Kalau menyuapi sambil jalan, saya suka pusing. Setelah Dd selesai makan. Kami semua turun dari mobil, Mau ke mana? Cuma mau numpang foto-foto dengan latar belakang Simpang Lima, nih. Mumpung lagi di Semarang. Berikut culpikan foto-foto yang berhasil dijepret bergantian oleh saya dan Bapa (ada satu foto yang pakai timer, yaitu foto pembuka postingan ini):
Hari kerja nih, Simpang Lima sepi |
wah asiknya jalan2 bersama2..''Ibu, ada orangtua dirumah yg gak bisa ditinggal lama ya??
BalasHapusHmmmm aku klo kemana2 sepaket gak bisa ninggal2 :D
BalasHapuswah sudah lama aku tidak ke semarang...
BalasHapus