Sumber foto dari sini |
Liburan nekad! Pergi ke Solo. Kenapa Solo? Gara-gara ikut lomba blog dan menulis tentang kenangan indah tinggal di Solo, tiba-tiba ada perasaan rindu yang muncul. Saya ceritakan pada Bapa kalau saya sedang menulis tentang Solo dan sudah men-scan foto-foto lama milik kami. Komentar Bapa ternyata di luar dugaan saya, beliau juga kangen Solo dan mengajak kami sekeluarga pergi ke sana saat liburan sekolah nanti!
Akhirnya, hari yang dinanti datang juga: liburan sekolah. Jadi juga kami berlibur ke Solo! Asyiikk! Eh tunggu, jangan ke Solo saja, dong! Sekalian napak tilas ke Semarang dan
mengunjungi candi Prambanan serta Borobudur. Tempat wisata menarik lainnya juga jangan ketinggalan. Dengan catatan, kalau sempat yaa.. Ok sip! Kapan lagi bisa ada kesempatan ‘langka’ bawa
boyz pergi berwisata jauh dari rumah?
Berangkat dari Bogor, kami
memutuskan menginap di Semarang dulu sebelum ke Solo. Singgah sejenak di Semarang dan mengunjungi Lawang Sewu jadi pengalaman yang seru buat kami
sekeluarga. Setelah sampai di Solo jelang tengah hari, kami berisitirahat
shalat dzhuhur dulu. Incaran tempat makan siang kami adalah: ayam goreng Pak
Cipto! Tempat ini ternyata masih ada! Dulu kami adalah pelanggan setia di sini. Begitu nikmatnya si ayam goreng bertabur kremes ini, kami bahkan menjadikannya oleh-oleh saat pulang kampung.
Ayam goreng kremes Pak Cipto |
Agak maksa juga foto makanannya. Pakai kamera hp Cross yang kualitas gambarnya kurang bagus. Nggak apa-apa deh, daripada nggak ada. Lagipula, hp ini jadi hp cadangan karena hp saya kehabisan baterai. Chargernya nggak dibawa juga, ikut ketinggalan bersama charger hp dan charger kamera saya di rumah.
Sayang, di tempat makan ini Dd Irsyad menangis. Dd ngambek karena saya bangunkan dari tidurnya. Saya paksa turun dari mobil karena udara panas dan perut yang keroncongan. Begitu duduk di kursi rumah makan, Dd pundung nggak mau makan. Setelah selesai makan dan kembali ke mobil, saya menyuapi Dd Irsyad dengan nasi ayam goreng Mc Donalds sisa yang dibeli di Semarang tadi pagi.
Sebenarnya,
Aa Dilshad juga ikutan ngambek. Aa pengen makan bebek goreng Pak Slamet. "Yah,
Aa…sekarang kan bebek itu sudah franchise. Di Bogor juga ada. Mumpung di Solo, kita cari makanan yang nggak ada di Bogor, ya." bujuk saya. Meski
manyun, Aa bisa mengerti. Tidak tega dengan Aa yang ‘ngidam’ bebek, maka
saya mencoba membeli bebek goreng ke rumah makan sebelah. Berhubung si
bebek katanya belum matang, ya sudah, tidak jadi beli. Bukan rejekimu ya, A.
Sudah
kenyang, kami butuh tempat istirahat. Tentu saja dengan mencari hotel yang
murah lagi. Bapa ingat hotel para selesman di dalam gang di dalam kota. Tapi
setelah berputar-putar, hotel itu tidak ditemukan. Mungkin sudah berganti jadi
tempat usaha yang lain atau kami saja yang kurang teliti mencari alias keburu keder duluan, hehe
Akhirnya,
kami memutuskan menginap di hotel Mangkoyudan setelah beberapa kali berputar-putar.
Ternyata, tariff hotelnya hanya seratus delapan puluh ribu rupiah saja semalam!
Kamarnya lumayan dan pakai AC juga. Sayang, air panasnya entah kenapa kok nggak
berfungsi. Nggak apa-apa deh, yang penting dapat tempat menginap yang murah dan
nyaman.
Foto suasana hotel Mangkoyudan. Dijepret pada pagi hari sebelum check out. |
Stop stop! Tunggu dulu! Katanya charger kamera dan charger hp ketinggalan? Katanya hp juga sudah mati? Itu kok bisa foto-foto? Sabar, saudara-saudara... saya memang nggak bohong soal para charger yang ketinggalan itu. Bukan saya namanya kalau mudah menyerah. Dan bukan saya banget kalau ngabisin duit cuma buat beli charger cadangan. Budget untuk berlibur ini sudah dijatah. Jika harus membeli chager, bisa ngurangin jatah makan, dong.
Saat
check-in, saya nekad meminta charger Nokia untuk dipinjam pada mas-mas pegawai
hotel. Iseng saja, sih. Agak nggak pede juga saya bakal dapet pinjaman charger
Nokia mengingat hari gini sejuta umat sudah pakai hp Blackberry dan Android.
Saya aja yang keukeuh pakai hp Nokia jadul hingga saat ini. Ee nggak nyangka,
si Mas masuk ke kantor lalu bicara pada temannya. Saat keluar, dia sudah
membawa charger yang saya minta! Horeeeeee! Jadi deh kita foto-foto!
Yiiiihaaaaa!!! Saya senang sekali! Alhamdulillah *menari hula-hula*
Capek
nih, istirahat dulu. Bapa meluruskan punggung di tempat tidur sementara saya
mengawasi 3 boyz. Tidak ketinggalan, nge-charge hp! Harus ini, mah, hehe. Di dalam kamar, saya tidak bisa beristirahat karena boyz sangat berisik. Maunya sih, mereka tidur siang. Behubung mereka
sudah tidur di perjalanan, ya sekarang pada seger deh. Tuh, tuh, 3 boyz malah
pecicilan di luar kamar hotel, bolak-balik nengokin kolam ikan dan gangguin
kodok! Ck ck ck…
Hotel ini tidak menyediakan extra bed. Tapi saya lihat ada satu kasur lebih di atas springbed. Saya geser meja di samping tempat tidur, menggeser springbed, menyapu bekas kolong springbed (minjem sapunya nyuruh Aa Dilshad), lalu kasur tambahan itu saya turunkan ke lantai. Siip! Jadi lega kan! Efek sampingnya, kasur berundak ini menggelitik hasrat Dd Irsyad untuk loncat dari springbed ke kasur di bawahnya. Hup hup hup!
Sore
harinya, kami berkeliling kota Solo. Cuma di dalam kota saja, sih. Nggak sampai
ke kawasan Solo baru yang kabarnya sekarang jadi makin bagus. Secara
keseluruhan kota Solo berubah dibandingkan saat kami dulu tinggal di sini.
Yaeyalah….masak udah ditinggalin selama lebih dari Sembilan tahun Solo nggak
berubah? Waktu saya mau pindah dari Solo, satu mall besar baru saja dibuka. Sekarang? Waah...di dalam kota saja kami sudah bertemu tiga mall!
Meski jadi punya beberapa mall, sekarang Solo makin adem dengan banyak pohon rindang. Dulu memang sudah ditanami pohon, tapi masih kecil-kecil alias baru ditanam. Solo juga makin rapi. Tidak semrawut lagi dengan pedagang kaki lima. Suasana kota Solo yang jauh berubah bikin saya dan Bapa pangling dan terperangah. Wow! Solo jadi keren sekarang! Hidup Jokowi! #eh
Dd Irsyad main loncat-loncat di kasur |
Meski jadi punya beberapa mall, sekarang Solo makin adem dengan banyak pohon rindang. Dulu memang sudah ditanami pohon, tapi masih kecil-kecil alias baru ditanam. Solo juga makin rapi. Tidak semrawut lagi dengan pedagang kaki lima. Suasana kota Solo yang jauh berubah bikin saya dan Bapa pangling dan terperangah. Wow! Solo jadi keren sekarang! Hidup Jokowi! #eh
Rumah kami selama tinggal di Solo tahun 2002-2004 Dalam foto: Aa Dilshad, Mbak Ati (asisten) dan Aa Enang (keponakan) |
Apa
kabar para tetangga lama kami? Nah, sore ini adalah momen yang saya
tunggu-tunggu sejak lama. Bertemu para tetangga! Wah, exiting banget! Saat
menyusuri jalan menuju Komplek Gumpang Baru 2 tempat kami tinggal dulu. Begitu banyak yang berubah! Di depan gang sudah ada minimarket dengan merk yang kerap
menjamur diberbagai penjuru tanah air. Rumah warga sudah banyak yang
direnovasi. Lalu rumah kami dulu? Ternyata sekarang sudah berpindah pemilik (dibeli oleh tetangga saya dari gang belakang) dan
berubah menjadi kantor.
Rumah ini sekarang jadi kantor |
Biasanya,
setiap sore selalu ada warga yang berkumpul di luar rumah. Dulu kami semua
masih memiliki anak kecil, jadi sore hari pasti ramai ibu-ibu mengobrol sambil
menyuapi anak masing-masing. Kali ini kami menemui bapak-bapak yang sedang
mengobrol di dekat mushola. Bapa menyapa para bapak tersebut. Terlihat kaget,
barangkali beliau-beliau ini sudah lupa dengan kami. Namun wajah dan postur
tubuh kami semua yang sudah sama-sama berubah dimakan usia ini masih bisa
mengenali satu sama lain.
Saya
tidak mau ketinggalan. Saya juga mau ketemu dengan ibu-ibu mantan tetangga
tercinta. Dengan cueknya, saya singgah dari satu rumah ke rumah lainnya.
Menyapa, mengagetkan, dan memaksa main tebak-tebakan, hehe. Soalnya ada juga yang
lupa siapa nama saya. Maklum..sembilan tahun lamanya kami tidak bertemu!
Sembilan tahun bo!
Setelah sekian lama tidak bertemu, pasti ada yang berubah dong. Terutama penampilan fisik. Para ibu tetangga ini ada yang berubah jadi lebih gemuk, ada yang tetap ayu dan singset, ada yang sudah bertumbuh uban. Sedangkan komentar para ibu terhadap saya adalah….awet muda #eaaa *disambitbakiak* …hihihi aamiin, terima kasih, buibu ^_^
Setelah sekian lama tidak bertemu, pasti ada yang berubah dong. Terutama penampilan fisik. Para ibu tetangga ini ada yang berubah jadi lebih gemuk, ada yang tetap ayu dan singset, ada yang sudah bertumbuh uban. Sedangkan komentar para ibu terhadap saya adalah….awet muda #eaaa *disambitbakiak* …hihihi aamiin, terima kasih, buibu ^_^
Setelah
mengobrol dan ketawa-ketiwi bersama, saya jadi tahu update teranyar dari
lingkungan tempat tinggal saya ini. Mushola warga kini dikelola dengan baik.
Bahkan, sudah ada wadah karang taruna nya juga, lho! Waah…yang mengelola siapa
lagi kalau bukan bocah-bocah yang dulu saya lihat masih kukurilingan naik
sepeda? Sudah banyak abege-nya sekarang. Duh, jadi merasa tua nih…
Beberapa
tetangga sudah pindah. Tetangga depan saya masih Ibu Tri yang baik hati itu.
Sekarang beliau sudah punya anak dua. Dulu Aa sering bermain dengan anak sulungnya,
Mas Brian. Adik Mas Brian sebaya dengan Dd Irsyad. Kabar meninggalnya anak
tetangga yang saya dengar dulu juga salah info. Yang meninggal putri kedua Bu
Agus alias Mamah Bunga. Sekarang Bunga sudah punya adik perempuan lagi.
Tetangga lain yang sudah nambah anak ada Bu Natangsa. Dulu anaknya, Irfan
berusia setahun saat saya pindah. Sekarang Irfan sudah punya adik perempuan.
Sementara
saya dan Bapa mengobrol, apa yang terjadi dengan 3 boyz? Mulanya mereka masih menemani kami mengobrol. Lama-lama mereka bosan dan kelinteran sendiri.
Setelah beberapa anak ke luar rumah, 3 boyz ikut berbaur dan bermain bola
bersama Irfan dan Nova (anak Pak Marno). Bahkan Aa dengan cueknya meminjam
sepeda milik siapa entah dan berputar keliling satu blok perumahan. Yah
begitulah anak-anak. Bisa mudah berbaur dengan teman-teman yang baru
dikenalnya.
Hari
semakin gelap. Tidak terasa obrolan pelepas rindu kami harus terhenti oleh
adzan maghrib. Kami berpamitan pulang. Tidak lupa saya meminta nomor telepon
ibu-ibu yang mengobrol dengan saya. Sayang, kami tidak sempat berfoto bersama karena langit yang gelap dan kamera hp saya 'nggak level' untuk memotret suasana berlatar cahaya minim tersebut :(
Kami pergi diiringi lambaian tangan dan untaian doa dari para tetangga. Hidup bertetangga dan menjadi keluarga besar rukun warga Gumpang Baru 2 telah memperetat tali persaudaraan di antara kami. Semoga silaturahmi ini tetap terjalin seterusnya…aamiin. Sampai bertemu kembali suatu saat nanti ^_^
Kami pergi diiringi lambaian tangan dan untaian doa dari para tetangga. Hidup bertetangga dan menjadi keluarga besar rukun warga Gumpang Baru 2 telah memperetat tali persaudaraan di antara kami. Semoga silaturahmi ini tetap terjalin seterusnya…aamiin. Sampai bertemu kembali suatu saat nanti ^_^
wah ke Solo dan brtemu tetangga lama ..pasti menyenangkan ya..
BalasHapushe he he pinjam charger toohh...
Iyah, seneng banget lhooo ^_^
HapusMinjem aja dah, biar gratis, hehe
mana.. manaaa...
BalasHapusgimana cara supaya awet muda hehehehee *OOT
Enggg....kasih tau nggak yaa... *ngumpetin kertas contekan*
HapusWkwkwk... seru maaaak ya ampuun lucu banget sampe diiringi lambaiang tangan segala.ihiks
BalasHapusOia lupaa....sebelumnya kita cipika cipiki duluu...ihiyy ^_^
HapusWah Seruuu udh lama bgt gq ke solo.. Syang bgt pas di smg ga bisa ktmu ya :(
BalasHapusBtw sriwedari Msh ada ga si mak? Dlu rmh nenekku pas di blkg nya jd selalu ngetem di sriwedari kl ke solo :-P
Hiks hiks ini efek samping dari tragedi charger ketinggalan. Jadi ga bisa ngontak dirimu pas di Semarang :'(
HapusSriwedari masih ada, Mak. Tampak luar kayaknya ga ada yg berubah selain pohon2 yg makin rimbun. Ngetem? Kayak angkot dong :D
asiiik banget nih mak jalan2nyaa, sambil mengenang masa dulu yaaa :D
BalasHapusIyaa..seneng banget bawa 3 boyz napak tilas sambil diceritain masa lalu ^_^
HapusRencananya pengen samdey ajak mereka napak tilas ke Bali, Kalimantan n Makassar. Mudah2an kesampean. Aamiin.
huwaaa....jalan2 ga ngajak2 mak :( hihihi seru ya....
BalasHapusSeru, Maak.... hayuk ngikud di kloter selanjutnya ^_^
HapusLiburan charger HP dan kamera ketinggalan itu emang agak nyesek he he, kalau HP sih masih bisa pinjam, tapi kalau kamera agak susah mau pinjamnya :D Tapi yang penting tetap ada kenang-kenangan fotonya :)
BalasHapusNyesek banget, Mak :( Nyadar ketinggalannya udah nyampe di Jawa Tengah, masa balik lagi? Sempet bete juga mikirinnya di jalan.
HapusUntunglah masih bisa manfaatin kamera hp. Meski hasil foto apa adanya, yg penting ada kenang2an ^_^
Aku iri padamu mak :( dulu aku ngontrak tetangga sdh sangat sepuh2, dan byk akhirnya balik ke kampungnya. kemudian pindah ke rmh sendiri cm 1 tahun. Disana ga begitu akrab, maklum ibu2nya jarang keluar, padahal aku sdh nongkrong ngecengin tkg bakso kalo pas pulang ngajarnya sore hihihi. Jadinya aku kehilangan rasa kebersamaan spt itu
BalasHapusAku beruntung, Mak Lina. Tetanggaku dulu kebanyakan sama2 keluarga muda dengan satu-dua anak kecil. Jadi tiap pagi sore selalu rame ngumpul sambil nyuapin anak.
HapusPernah di Solo jg ya, Mak? Betah aku tinggal di Solo karena orang2nya baik dan makanannya murah...apalagi basonya...yummi semua ^_^
aku blm pernah ke solo untk jalan2 mak,,aku pernah ke solo cm k stasiunnya,,jebres ma balapan,,hbs itu kapok,,dr kotaku ke solo lbh deket lwt purwodadi,,tp jalannya minta ampun,,aku punya charger nokia mak,,chargernya aja,,hpnya rusak soalnya he he kmrn gak pinjem aku he he he,,
BalasHapusCoba muter2 ke dalam kota Solo, Mak...pasti pingin balik lagi :)
HapusWaa..itu dia...sama sekali ga bisa ngontak siapa2 krna hp yg isdet baterenya ituh *hiks
liburannya seru mak (penulisnya juga, hehehe....)
BalasHapuskapan-kapan main ke solo ah ^_^
Hehe...
HapusMakasih sudah mampir :)
Yuk ke Splo ^_^
seneng banget kalau sama tetangga saling akrab, ya, Mak. Bahkan sampe udah pindah pun silaturahmi masih dijaga :)
BalasHapusiya, mom kekenai. Di rantau, tetangga saya 'paksa' jadi saudara karna kampung saya jauh. Meski sdh berpisah, msh saling tolong menolong n terus jalin silaturahim ^_^
Hapus