Waktu masih merantau di Semarang, saya sempat kagum dengan kuliner daerah setempat bernama soto semarang. Penjual hidangan ini dengan mudah ditemui di pinggir jalan. Waktu menyantap hidangan ini bisa kapan saja. Buat sarapan oke, makan siang bisa, makan malam juga cocok. Setelah mencicipi sendiri, baru saya mengerti. Rasanya lezat dan pas di lidah! Pantas saja kuliner ini begitu digemari.
Soto semarang (foto: hellosemarang.com) |
Apa yang membuat saya kagum? Itu lho, kok bisa ya satu makanan cocok buat dimakan kapan saja? Jawabannya adalah karena hidangan ini punya kuah hangat yang nikmat dengan aneka isiannya yang mengundang selera. Kadang ada kuliner daerah yang cuma cocok untuk sarapan atau cuma bisa jadi lauk makan berat saja.
Ketika singgah di pulau Kalimantan, kembali saya bertemu dengan kuliner yang setipe dengan soto semarang. Yaitu cocok dinikmati kapan saja. Namanya soto banjar. Sepertinya, masyarakat Indonesia gemar makan soto. Saya juga penggemar soto. Habis enak sih!
Ketika singgah di pulau Kalimantan, kembali saya bertemu dengan kuliner yang setipe dengan soto semarang. Yaitu cocok dinikmati kapan saja. Namanya soto banjar. Sepertinya, masyarakat Indonesia gemar makan soto. Saya juga penggemar soto. Habis enak sih!
Soto banjar (foto: infokuliner.com) |
Selanjutnya, di perantauan saya banyak mencicipi aneka kuliner nusantara bertitel soto. Di Solo saya ketagihan soto ayam yang harganya saat itu lima ribu rupiah sepanci! Di Makassar ketemu coto makassar yang sarat bumbu dengan daging yang lembut. Aih, benar-benar nikmat!
Balik dari rantau, saya dan keluarga menetap di Bogor. Sama seperti waktu di rantau, saya menjelajah kuliner Bogor yang rasanya enak. Kali ini saya bisa lebih santai menjelajah kuliner Bogor. Tidak perlu dikejar deadline bakal pindah rumah lagi. Ketemu apa saja? Banyak! Ada asinan bogor, soto kuning, laksa, toge goreng, doclang, sampai es pala. Dari semua kuliner khas Bogor, ada satu kuliner yang menancap di hati saya yaitu soto mie. Saya penggemar soto dan juga mie. Cocok banget makan soto mie.
Balik dari rantau, saya dan keluarga menetap di Bogor. Sama seperti waktu di rantau, saya menjelajah kuliner Bogor yang rasanya enak. Kali ini saya bisa lebih santai menjelajah kuliner Bogor. Tidak perlu dikejar deadline bakal pindah rumah lagi. Ketemu apa saja? Banyak! Ada asinan bogor, soto kuning, laksa, toge goreng, doclang, sampai es pala. Dari semua kuliner khas Bogor, ada satu kuliner yang menancap di hati saya yaitu soto mie. Saya penggemar soto dan juga mie. Cocok banget makan soto mie.
Kuliner khas Bogor: asinan, laksa, toge goreng, dan soto kuning |
Gerobak penjual soto mie bisa dengan mudah ditemui di pinggir jalan atau di dekat pusat keramaian. Namun jelang sore sudah tidak ada lagi yang berjualan soto mie kecuali di gerai swalayan atau mall. Para pedagang kaki lima menjajakan hidangan ini sebagai teman sarapan dan makan siang. Padalahal, menurut saya soto mie termasuk kuliner yang cocok dimakan kapan saja, lho!
Soto mie dengan daging sapi |
Apa sih soto mie? Soto mie adalah soto kuah daging yang diberi mie kuning sebagai pelengkapnya. Inilah yang membedakan soto mie dengan soto yang lain, yaitu pakai mie. Ada juga yang mencampurnya dengan bihun. Isinya? Ada irisan daging sapi, kikil, toge, tomat, dan lumpia. Iya, lumpia. Unik ya, ada soto pakai irisan lumpia. Mau tahu rasanya jadi seperti apa? Kayak ada kres kresnya gitu! Oia, maafkan kalau saya menyebutnya sebagai lumpia. Kebiasaan makan lumpia semarang soalnya. Orang Bogor sendiri menyebutnya sebagai risol. Isinya cuma bihun saja.
Enak dimakan begitu saja. Yuk, comot satu! |
Masih kurang nendang? Bisa tambah nasi juga, lho! Nasi disajikan dalam bungkus daun pisang berbentuk segitiga. Ada juga yang dibentuk segi empat. Porsi sedikit, sih. Tapi menurut saya sudah bikin kenyang karena ada mie. Kalau kurang bisa minta tambah nasi lagi. Plus emping, kucuran jeruk limau, dan sambal, menikmati soto mie jadi makin berselera.
Mie kuning |
Saya sudah mencicipi soto mie mulai dari pinggir jalan sampai yang dihidangkan pada acara arisan, dan tentu saja soto mie buatan sendiri. Ternyata, tidak semuanya punya rasa yang seragam. Ada yang kuahnya bening, kuah santan, kuah kuning (pakai kunyit), dan kuah kemerahan (pakai cabe). Namun kebanyakan soto mie yang saya temui punya kuah bening nan kinclong. Ini kesukaan saya!
Soto mie buatan saya |
Soto mie kiriman tetangga |
Lumpia eh risol sebagai pelengkap juga tidak sama ukurannya. Saya menemukan risol ukuran kecil saat makan soto mie di pangkalan bus Damri dekat Mall Botani. Enak juga sih, jadi lebih kriuk. Namun saya lebih suka yang berukuran besar. Lebih puas soalnya, haha!
Gerobak penjual soto mie |
Saya tidak pernah bosan makan soto mie. Soto mie... seleraku! Eh, jadi kayak iklan ya! Beneran, soto mie itu enak dan bikin ketagihan. Makan soto mie di pinggir jalan nggak bikin gengsi. Jika sedang tidak masak di rumah, saya sering makan di lapak mamang soto mie langganan di depan komplek. Mamang soto mie juga sudah hapal dengan pesanan saya, yaitu tidak pakai mecin alias MSG.
Soto mie depan komplek |
Makan soto mie bareng teman jadi agenda saya sebelum pergi beraktivitas. Kadang bareng tetangga atau ibu-ibu di sekolah. Pada suatu hari, saya janjian dengan Mbak Arin (tetanggga blogger) untuk sarapan soto mie bareng di depan komplek rumahnya. Sebuah warung tenda yang menyajikan soto mie kami hampiri.
Setelah memesan dua porsi soto mie, kami duduk di bangku panjang yang ada di luar warung. Punya kebiasaan memotret makanan dengan smartphone pun kami lakukan. Eh, tunggu dulu, Mbak Arin punya smartphone yang keren banget kayaknya nih. Namanya Asus Zenfone 3 ZE520KL. Saya pun meminjamnya untuk memotret soto mie.
Asus ZenFone 3 ZE520KL |
Warung tenda yang berada di bawah pohon rimbun dan cuaca agak mendung sempat membuat saya pesimis saat memotret. Kurang cahaya begini, hasil fotonya bakal bagus nggak ya? Ternyata... fotonya jadi keren seperti ini:
Soto mie yang nikmat! Jepret dengan Asus ZenFone 3 ZE520KL |
Soto mie... seleraku! Jepret dengan Asus ZenFone 3 ZE520KL |
Asus ZenFone Series Built For Photography
Mau tahu kenapa hasil foto dengan smartphone Asus ZenFone bisa kelihatan terang dan jernih? Padahal, saya cuma menggunakan mode auto saja. Nggak dioprek lagi, maklum gaptek. Ternyata, ada PixelMaster Camera yang ditanam dalamnya membuat hasil foto jadi terang dan tajam bahkan di tempat yang kurang cahaya sekalipun. Bukan cuma itu saja, ada berbagai mode pemotretan juga lho! Wah hebat, beneran smartphone Asus ZenFone memang built for photography.
PixelMaster Camera (foto: teknorus.com) |
Dengan kamera belakang 16 MP dan kamera depan 8 MP, Asus ZenFone juga dilengkapi dengan berbagai pilihan mode memotret sesuai kebutuhan. Ada mode apa saja? Yuk, kita lihat satu per satu:
- Back Light (HDR) Mode
- Low Light Mode
- Manual Mode (for DSLR-like camera detail settings)
- Real Time Beautification Mode
- Super Resolution Mode (for up to 4X resolution photos)
- Night Mode
- Depth of Field Mode
- Photo Effect Mode
- Selfie Panorama
- GIF Animation Mode
- Panorama Selfie Mode
- Miniature Mode
- Time Rewind Mode
- Smart Remove Mode
- All Smiles Mode
- Slow Motion Mode
- Time Lapse Mode
Duh, keren banget sih! Ada banyak fitur begini harus dimanfaatkan demi hasil foto yang maksimal! Saya yang gaptek ini terbiasa memotret dengan mode auto. Pakai mode auto saja hasil jepretan dengan Asus Zenfone sudah ciamik hasilnya.
Memotret makanan adalah hobi saya setelah mempunyai blog khusus kuliner dan jalan-jalan. Smartphone jadi andalan untuk jepret setiap momen yang ada. Kenapa tidak pakai kamera canggih? Engg... anu, saya termasuk orang yang lebih mementingkan beli beras daripada smartphone. Smartphone yang saya pakai saat ini adalah hasil menang lomba. Kalau tidak, saya nggak bakal ganti smartphone dari jaman kuda, haha! Doakan saya dapat rejeki bisa memiliki smartphone Asus ZenFone yang kece ini, ya! Ketik AAMIIN, lalu klik dan share, hehe.
Meskipun belum mahir memotret makanan, saya mau berbagi tips jepret kuliner nusantara dengan menggunakan smartphone. Tips ini saya rangkum dari berbagai sumber pelatihan yang saya ikuti (baik gratisan maupun berbayar).
Memotret makanan adalah hobi saya setelah mempunyai blog khusus kuliner dan jalan-jalan. Smartphone jadi andalan untuk jepret setiap momen yang ada. Kenapa tidak pakai kamera canggih? Engg... anu, saya termasuk orang yang lebih mementingkan beli beras daripada smartphone. Smartphone yang saya pakai saat ini adalah hasil menang lomba. Kalau tidak, saya nggak bakal ganti smartphone dari jaman kuda, haha! Doakan saya dapat rejeki bisa memiliki smartphone Asus ZenFone yang kece ini, ya! Ketik AAMIIN, lalu klik dan share, hehe.
Meskipun belum mahir memotret makanan, saya mau berbagi tips jepret kuliner nusantara dengan menggunakan smartphone. Tips ini saya rangkum dari berbagai sumber pelatihan yang saya ikuti (baik gratisan maupun berbayar).
Tips Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone
1. Kenali smartphonemu!
Pahami betul ada mode motret apa saja yang bisa dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Dengan Asus ZenFone, manfaatkan aneka mode yang ada dalam fitur PixelMaster Camera. Dalam foto, saya sedang menggunakan mode auto lalu menekan jari pada fokus yang diinginkan sebelum menekan tombol shutter. Saya menandai fokus pada irisan daging di tengah foto. Jadi kelihatan lebih jelas bukan?
2. Menentukan tema.
Sebelum memotret, pikirkan dulu tema apa yang ingin disampaikan kepada orang yang melihat foto kita. Untuk kuliner nusantara, temanya tentu saja keistimewaan makanan tersebut dan berhubungan dengan daerah asalnyat. Dengan tema, kita bisa menentukan properti apa saja yang ikut difoto bersama objek makanan.
3. Pahami rule of third dalam memotret.
Aturan rule of third adalah garis imajiner pada fitur kamera untuk membagi frame foto menjadi sembilan bagian sama besar. Empat titik perpotongan garis tersebut adalah titik yang tepat untuk menaruh objek foto yang akan menjadi pusat perhatian. Cara menampilkan garis imajiner atau grid lines ini pada smartphone: cari setting, klik show gridlines atau show guidelines atau display gride lines.
Garis imajiner (foto: eaerthnorth.com) |
4. Pahami sudut pengambilan gambar atau angle foto.
Ada sudut eye level (setara pandangan mata), sudut above eye level (30-45 derajat), dan bird eye view untuk menghasilkan foto yang beken disebut flat lay.
Bird eye view yang miring :D (jepret dengan Asus ZenFone 3 ZE520KL) |
5. Atur pencahayaan.
Waktu memotret yang paling baik adalah pagi hari pukul 9 sampai 10 pagi dan sore hari sekitar pukul 4. Kalau mendung gimana? Ya kurang cahaya dong. Saya langsung mutung nggak motret saat cuaca mendung. Eh, kalau punya Asus ZenFone nggak bakalan kayak begini ceritanya. Motret minim cahaya bukan masalah lagi kalau punya Asus ZenFone. Biar cuaca mendung, tetap bisa jepret dong!
6. Properti alat bantu memotret, yaitu: reflektor, diffuser, blocker, dan tripod.
- Reflektor berfungsi untuk memantulkan cahaya ke bagian objek yang terlihat gelap. Pasang reflektor berseberangan dengan sumber cahaya. Oia, saya sebenarnya bawa reflektor lho. Tapi nggak kepake. Kenapa coba? Karena Asus ZenFone ini udah pinter banget ngatur cahaya. Nggak perlu riweuh lagi bawa reflektor, Mak!
- Diffuser berfungsi untuk melembutkan cahaya yang terlalu terang pada objek. Diffuser bisa berupa kertas kalkir atau kain tipis.
- Blocker berfungsi untuk memblok cahaya yang jatuh ke objek. Berwarna gelap dan diletakkan berlawanan dengan arah cahaya (biasa disebut juga reflektor hitam).
- Tripod digunakan agar kita lebih leluasa mengambil foto tanpa harus kerepotan memegang kamera. Saya mau bikin pengakuan. Tapi jangan diketawain, ya. Saya selalu memotret dengan tripod karena tangan saya tidak stabil dan suka gemeteran. Nah, Asus ZenFone ini sudah canggih. Getaran seperti apa pun tidak akan membuat gambar jadi goyang atau blur. Terus, kenapa masih pakai tripod? Maaf, kebiasaan. Saya yang grogi takut smartphone kesayangan Mbak Arin ini nyemplung ke kuah soto, hehe.
Saya sedang menjepret soto mie menggunakan tripod |
7. Properti untuk menunjang tema foto, yaitu kuliner nusantara suatu daerah.
Gunakan alas foto dengan motif bertema alam, misalnya kayu atau anyaman bambu. Benda-benda penunjang lain yaitu alat masak atau alat makan yang bersifat tradisional. Misalnya kain tradisional sebagai alas foto atau cangkir enamel sebagai pemanis.
Foto bala-bala dan properti penunjangnya |
8. Belajar food styling.
Nah, ini kelemahan saya. Saya masih harus banyak latihan. Cara belajar yaitu dengan mengamati styling foto para pakar food photographer. Pelajari behind the scene-nya. Amati dan tiru dengan modifikasi gaya kita sendiri. Setiap photographer punya style-nya sendiri. Jika kamu sudah menemukan seperti apa style yang sesuai, terus lanjutkan dan jangan malas berimprovisasi!
9. Jangan gunakan zoom!
Penggunaan zoom akan membuat foto menjadi buyar. Jika ingin memotret makanan dengan close up, dekatkan saja smartphone ke objek foto. Jangan lupa, saat memotret objek makanan dalam jarak dekat, tonjolkan fokusnya atau tunjukkan apa saja yang ada dalam makanan tersebut sehingga orang yang melihatnya jadi tertarik dan tergiur untuk mencicipi.
10. Berani malu di tempat umum.
Memotret kuliner tradisional di tempat makan baik itu di pinggir jalan atau di restoran mewah bisa mengundang perhatian. Apalagi kalau pakai gaya naik ke atas bangku demi mengambil angle bird eye. hehe. Seperti yang saya dan Mbak Arin lakukan. Kami cuek saja menggelar properti foto dan menghabiskan waktu cukup lama untuk memotret. Makanannya udah dingin dong? Hihi, itu resikonya!
Asyik nguprek :D (candid by Mbak Arin) |
11. Edit foto dengan aplikasi.
Jika hasil foto dirasa kurang bagus, bisa diedit menggunakan aplikasi edit foto. Saya biasa menggunakan aplikasi Snapseed dan VSCO di smartphone untuk mengedit foto. Untuk membuat foto dengan latar belakang jadi blur saya pakai After Fokus. Dan... tahu nggak sih. Kalau kamu punya smartphone Asus ZenFone, semua aplikasi itu tidak perlu! Tuh lihat, hasil fotonya sudah cakep. Ngapain diedit lagi? Efek latar belakang blur juga bisa dilakukan dengan Asus ZenFone, lho!
Ish, motret makanan melulu. Kapan makannya? Hmm, perut sudah keroncongan karena lapar. Selama memotret, saya menahan penderitaan karena liur yang tertahan. Sebelum makan, selfie dulu dong! Wow, kamera depan 8 MP dengan real time beautification membuat wajah saya dan Mbak Arin jadi terlihat fresh dan kinclong. Uhuy!
Selamat makan! (jepret dengan Asus ZenFone 3 ZE520KL) |
Baiklah, waktunya makan! Sebelum berpisah, saya ingin mengucapkan selamat ulang tahun yang kedua buat Gandjel Rel. Sukses terus dan makin hits, ya! Kapan-kapan kalau kopdar, kita tukeran kuliner daerah masing-masing. Seru pastinya!
Artikel ini diikutsertakan pada Blogging Competition Jepret Kuliner Nusantara dengan Smartphone yang diselenggarakan oleh Gandjel Rel.
Yey.. Soto mah makanan kesukaan saya banget. 😁 Jadi laper liat foto-fotonya. Keren!
BalasHapusSalam hangat dari Bondowoso..
Suka bgt sm soto mi bogor...
BalasHapusMantep tipsnya, pantes hasil fotonya keren...
Harus belajar motret sama mba Inna nih, cakep banget.
BalasHapusKEren nih tips fotonya mba Inna. Aku jadi lapar. HIhihi
BalasHapusSaya juga belajar dari mak riweuh
HapusAkhirnya tau gimana cara motret yg cantik dari emak riweuh
BalasHapusMak riweuh paling pinter nih foto makanan... Selalu bikin ngiler. Kpn ajak aku dong nyoto...
BalasHapusJangan lupa ajak aku juga ya mak riweuh.
HapusSegerrr pengen makan Soto mie Bogor jadinya
BalasHapusIya lihat fotonya aja, jadi pengan makan.
HapusDi sini soto kebanyakan pakai bihun, Mbak. Bukan mie kuning. Dan favoritku yg kuah bening. Nggak enek. Tapi penasaran, masak iya soto pake lunpia?
BalasHapusKalo di jakarta, soto mie bukan pakai lumpia tapi risol yaitu tepung dikasih air plus garam gula lalu di goreng di teplon dan di gulung .
HapusMba Inna, ajarin dong, foto makanan, keceee
BalasHapusSama dong mba, aku juga kurang bisa jepret foto kayanya kudu beli dulu HP asus
HapusYummy fotonya keten
BalasHapusSoto mie! Aku kalo nemu soto mie di undangan bahagia banget. Soalnya jarang-jarang yang jual di deket rumah aku.
BalasHapusHandphone Asus ini emang bagus banget ya buat foto-foto. Aku pake Asus juga tapi seri lain. Awalnya suami pake duluan dan suka iri liat foto-foto dia lebih bagus
Emang enak motoin, banyak gaya yak demi sebuah kesempurnaan a
BalasHapusBala-bala aja kelihatan mewah gitu difoto pake Zenfone. Btw, rekomen soto mie yang enak di Bogor, mak.
BalasHapusHehehe iya berani malu itu, suka diliatin org2 pas lg mau moto makanan kalau pas di rmh makan
BalasHapusseruuu bangeeet motonyaaa :0..dan makanan yang dipajang juga menggiurkan bangeet deh mba. Lama ngga mampir ke sini :)
BalasHapusHihhii...bener mba.
BalasHapusFoto-foto teruuss, kapan makannya?
Senengnya kalau jadi food-blogger itu yaa..momen begini yaa, mba.
Bisa kumpul sama temen-temen sambil makan.
Tapi gak lupa, diabadikan dulu pake Zenfone.
Emm,
Keren!
weihhh, luengkapppp artikelnya. Hasil poto kulineran Mbak Inna, aku selalu sukaaa, bening, bikin ngiler pasti, stylingnya juga okeee. Cinta! hehe..apalagi pas pake Asus Zenfone ya, makin!
BalasHapusbtw mb, sama2 penyuka soto dan mie :)
Enak-enak semuanya Makkk
BalasHapusaku mau dikirim :-D
laper belum makan siang ini mak :-D
ASUS ini memang keren banget hasil jepretnya..itu liat foto soto banjar berhasil bikin ngiler :)
BalasHapusDuh Mbak Inna, aku baca ini pas lagi dingin hujan mulu malah mak klecer, mendadak pengen makan soto mie bogor, haha.
BalasHapusWaah. Keren banget. Sampai pakai props sendiri. Berani malu harus, ya. Hihi :D
BalasHapusKece fotonya teeh, dan aku sukses laperr..
BalasHapusUsahanya mantap abis, didukung sama ponsel canggih, ya hasilnya pasti keren lah. Jempol buat Emak Riweuh!
BalasHapusPoin nomer 10 itu yang suseh :)
BalasHapushasilnya keren, bikin soto nya jadi tambah nikmat kayanya hahaha
BalasHapuskeren hasil fotonya, soto-sotonya menggiurkan sekali
BalasHapussoto mie, salah satu kuliner favorit saya. Untungnya di dekat rumah ada beberapa penjual soto mie yang enak. Gak harus jauh-jauh ke Bogor :D
BalasHapusMbaakk, hahaha seru amat motonyaaa sampe bawa perlengkapan gitu yak :D keren keren
BalasHapus