Tepat hari ini, tanggal 3 April 2017, Dd Irsyad masuk sekolah setelah seminggu lebih dikarantina di rumah. Dikarantina? Iya, Dd Irsyad terpaksa saya 'kurung' di rumah karena terkena penyakit cacar air. Selama seminggu, saya fokus merawat anak yang terkena cacar air dan tidak pergi menikmati long weekend libur kejepit. Ehm, lagian kalau nggak ada yang sakit, teuteup aja biar liburan pun keluarga saya 'tidak bisa' pergi liburan karena sesuatu hal.
Cacar air adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varisela zoster. Ditandai dengan ruam pada kulit berbentuk gelembung berisi cairan jernih. Penyakit ini sangat menular. Penularannya melaui udara dan kontak fisik dengan penderita. Hmm, tidak heran. Dd Irsyad langsung terkena cacar setelah bermain bola dengan anak tetangga yang 'kabur' dari rumah karena bosan dikarantina. Iya, anak tetangga tersebut memang sedang menderita cacar air. Menyadari sang anak hilang, neneknya yang panik langsung memanggil pulang. Yah, keburu ketularan deh hehehe.
Ternyata bukan anak tetangga yang satu itu saja yang sedang terjangkit penyakit cacar air. Pada waktu yang hampir bersamaan, sudah ada lima anak tetangga di sekitar gang yang terkena cacar air. Di sekolah TK memang ada beberapa anak yang kena. Di tempat mengaji juga. Memang sedang trend eh sedang wabah ya cacar air ini.
Dulu, saya sempat kena cacar air saat Dd Irsyad masih ada di dalam perut. Saya tertular cacar dari Aa Dilshad, dan Aa Dilshad tertular dari teman sekolahnya. Waktu itu kami sekeluarga masih tinggal di Palangkaraya. Beruntung, Kk Rasyad yang masih balita tidak ikut tertular, Bapa juga. Lebih bersyukur lagi karena saat itu usia kandungan saya sudah 8 bulan. Menurut dokter, jika ibu hamil terkena cacar dengan usia kehamilan di bawah 7 bulan, maka cacar air bisa berpengaruh pada jabang bayi. Alhamdulillah, sang janin alias Dd Irsyad tidak terpengaruh apa-apa dari penyakit cacar air yang saya derita.
Mengingat orang yang pernah terkena cacar air tidak akan tertular lagi, saya merasa tenang selama merawat Dd Irsyad. Dan tentu saja, berhati-hati supaya Bapa dan Kk Rasyad tidak ketularan.
Bintil cacar air pada tubuh Dd Irsyad |
Gejala cacar air yaitu flu, demam, sakit kepala, mual, nyeri, dan malas makan sampai badan terasa lemas. Selanjutnya muncul ruam berupa bintil-bintil merah kecil berisi air jernih yang makin lama menyebar ke seluruh bagian tubuh. Cacar air yang menjangkiti Dd Irsyad pertama tumbuh di telapak tangan, lalu ke wajah, dada, perut, kaki, sekitar kelamin, hingga ujung kepala.
Melihat ada bintil bergelembung di tangannya, saya langsung curiga dan membawanya ke dokter di klinik praktek 24 jam dekat rumah. Dokter jaga langsung memastikan bahwa Dd Irsyad terkena cacar dan memberikan obat puyer dan salep Acyclovir. Pengobatan dengan antibiotik tidak disarankan karena cacar air disebabkan oleh virus. Beruntung, Dd Irsyad tidak rewel dan juga tidak demam. Kata dokter itu disebahkan karena daya tahan tubuhnya yang baik. Pada penderita lain dengan daya tahan tubuh rendah, reaksinya bisa demam tinggi, badan lemas, atau bahkan muntah-muntah.
Cara merawat anak yang terkena cacar air di rumah:
Melihat ada bintil bergelembung di tangannya, saya langsung curiga dan membawanya ke dokter di klinik praktek 24 jam dekat rumah. Dokter jaga langsung memastikan bahwa Dd Irsyad terkena cacar dan memberikan obat puyer dan salep Acyclovir. Pengobatan dengan antibiotik tidak disarankan karena cacar air disebabkan oleh virus. Beruntung, Dd Irsyad tidak rewel dan juga tidak demam. Kata dokter itu disebahkan karena daya tahan tubuhnya yang baik. Pada penderita lain dengan daya tahan tubuh rendah, reaksinya bisa demam tinggi, badan lemas, atau bahkan muntah-muntah.
Cara merawat anak yang terkena cacar air di rumah:
- Beri banyak minum agar tidak dehidrasi. Jika masih bayi, perbanyak pemberian asi untuk asupan cairan dan nutrisinya.
- Oleskan bedak atau lotion anti gatal. Beritahu agar anak tidak menggaruk bintil-bintil cacarnya.
- Potong kukunya agar jika bintil cacar tergaruk tidak akan terinfeksi oleh kuman yang ada pada kuku. Jika sampai luka dan infeksi, cacar sulit sembuh dan akan meninggalkan bekas (kropeng).
- Oleskan obat gatal, seperti bedak calamine, untuk mengurangi gatal dan mempercepat proses pengeringan luka.
- Gunakan pakaian yang longgar dan nyaman dari bahan katun.
- Mandikan dengan sabun antiseptik. Saya menambahkan cairan anti kuman Detol pada air mandi dengan suhu hangat.
- Setelah mandi, gunakan handuk secara perlahan saat mengeringkan badan. Tepuk-tepuk perlahan. Jangan terlalu keras menggosok badan hingga bintil cacar pecah.
- Berikan obat penurun panas parasetamol jika deman dan untuk meredakan rasa nyeri.
- Menjaga jarak antara anak yang sakit dengan anggota keluarga yang belum pernah terkena cacar. Saya memisahkan Dd Irsyad dengan Kk Rasyad dengan tidak menempatkan mereka tidur dalam satu kamar sementara waktu.
- Pisahkan barang-barang yang digunakan oleh anak sakit. Misalnya gelas, piring, baju, handuk, dan lain-lain. Bersihkan peralatan tersebut secara terpisah.
- Memberi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
- Menyuruh anak untuk beristirahat. Namanya anak-anak, maunya main terus. Suka susah disuruh tidur siang. Selama sakit, saya memaksa Dd Irsyad untuk istirahat tidur siang biar cepat sembuh.
- Menjaga anak tetap di dalam rumah sampai sembuh agar tidak menularkan penyakitnya.
Ada yang patut diwaspadai dan harus segera dibawa ke dokter jika terjadi kondisi berikut pada anak yang terkena cacar:
- Bintil cacar terinfeksi kuman sehingga berubah warna dari bening menjadi merah, bengkak, atau bahkan bernanah.
- Demam tinggi, sakit kepala, atau muntah.
- Gatal berkelanjutan meskipun konsdisi bintil cacar mulai membaik.
Cacar air bisa dicegah dengan vaksinasi. Pada orang yang sudah divaksin cacar air, jika suatu saat terkena cacar air tidak akan sampai parah. Vaksinasi sebaiknya diberikan pada usia satu tahun ke atas, karena pada usia ini bayi sudah tak lagi memiliki kekebalan tubuh dari ibunya. Daya lindung vaksin ini bisa mencapai 97%, dan bisa diulang saat anak berumur 5 tahun.
Makanan Pantangan selama menderita cacar air juga harus diperhatikan. Ada beberapa jenis makanan yang justru bisa memperlambat proses penyembuhan cacar air, yaitu:
- Makanan pemicu alergi. Ada anak yang alergi pada makanan tertentu, misalnya sea food. Saat terkena cacar, hindari makanan tersebut agar tidak memperparah kondisinya.
- Makanan dari produk susu sapi dan produk susu lainnya seperti keju, mentega, dan es krim. Penyebabnya adalah lemak pada produk tersebut dapat meningkatan produksi minyak pada kulit, sehingga cacar mengering lebih lama. Sebagai gantinya bisa diberikan susu kedelai.
- Junk food seperti burger, kentang goreng, gorengan, permen, dan sebagainya. Makanan ini mengandung banyak lemak trans, gula dan tepung yang dapat mengakibatkan daya tahan tubuh menurun, sakit tenggorokan, memperparah rasa gatal.
- Daging kambing dan sapi. Kerena mengandung lemak dan kalori yang apabila dimakan secara berlebihan mampu menyebabkan tubuh terasa panas. Sebagai pengganti, orang tua bisa mengandalkan daging ayam untuk diberikan kepada anak.
- Cokelat dan kopi karena memiliki kandungan yang bisa memperparah iritasi pada kulit.
Setelah tiga hari, obat puyer yang diberikan oleh dokter sudah habis. Saya bingung. Salep Acyclovir juga sudah beli lagi. Tapi bintil-bintil belum juga mengering dan cenderung bertambah banyak. Akhirnya. Dd Irsyad saya bawa lagi ke dokter di Rumah Sakit Azra Bogor. Obat lanjutan pun diberikan berupa dua botol sirup berlabel Isoprinosine dan Celestamine. Salep Acyclovir dihabiskan dulu, kemudian dilanjutkan dengan salep baru Scanovir yang dibalurkan tipis lalu ditimpa dengan bedak anti gatal merk Caladine. Cespleng! Perkembangan pesat terjadi pada proses penyembuhan Dd Irsyad.
Sedih rasanya jika anak sedang sakit. Apalagi saat terkena cacar air. Siapa sih yang nggak ikut prihatin melihat tubuh buah hati tercinta dipenuhi bintil-bintik cacar air yang membuatnya terganggu karena rasa nyeri dan gatal? Tetap tenang dan jangan panik, ya. Jika orang tuanya panik, maka anak yang sakit jadi tidak tenang. Orang tua harus sigap merawat dan menghibur sang anak selama sakit.
Selama dikarantina di rumah, Dd Irsyad saya ajak melakukan banyak kegiatan agar dia tidak bosan. Gimana nggak bosan. Keluar rumah nggak boleh. Ke sekolah apalagi. Ke tempat ngaji juga meliburkan diri dulu. Saya mengajak Dd Irsyad membaca buku, mengisi buku aktivitas belajar membaca dan menulis, menonton film, menonton tivi, sampai menemaninya bermain.
Kembali ke sekolah setelah sembuh dari cacar air |
Dd Irsyad berhasil sembuh setelah sakit selama delapan hari. Saat ini semua bintil cacarnya sudah mengering. Kecuali bintil cacar di bagian telapak tangannya yang pertama kali muncul. Bintil cacar di telapak tangan Dd Irsyad agak terlambat mengempis. Mungkin ini disebabkan karena telapak tangan punya lapisan kulit yang lebih tebal. Mudah-mudahan bisa segera kempis hari ini. Melihatnya pulang sekolah tadi dengan ceria, hati saya begitu lega dan bahagia.
Sumber: halosehat.com, bidanku.com, ayahbunda.co.id
bentar lagi ilang semua bekas2nya ya dd irsyad, anak2 sembuh dengan cepat ..
BalasHapusSmoga segera hilang bekas-bekasnya. Anakku yg sulung dulu terkena cacar air juga, aku karantina di kamarnya, takut adik-adiknya ketularan. Untung sampai sembuh, nggak ada yg tertular satu rumah.
BalasHapus