Televisi bagaikan kotak ajaib yang mengadirkan aneka hiburan untuk keluarga. Acara televisi (TV) yang menarik bisa membuat siapa saja betah untuk menontonnya lebih lama. Termasuk anak-anak. Namun, jika anak-anak jadi lebih suka berlama-lama duduk di depan TV daripada bermain bersama teman-temannya, orang tua harus segera turun tangan. Itu adalah tanda bahwa anak sudah kecanduan menonton TV.
Kalau nonton acara edukasi gimana? Bukannya itu bagus untuk anak-anak? Meskipun baik, tetap saja hasilnya tidak bisa maksimal. Namanya anak-anak, mereka harus lebih banyak bereksplorasi mengembangkan kemampuan motorik kasar dan halusnya dengan bermain secara aktif. Jika hanya menonton TV, anak menjadi pasif, kurang bergerak, dan banyak pengaruh buruk lainnya.
Berikut ini adalah efek kecanduan TV pada anak-anak:
- Kurangnya waktu bermain. Anak menjadi pasif dan duduk diam di depan TV. Tidak mau bergerak mengeksplorasi motorik kasar dan halusnya lewat permainan, juga tidak bisa bersosialisi.
- Mengganggu waktu tidur. Menonton TV secara berlebihan bisa mengganggu jam tidur anak dan berdampak buruk terhadap kesehatan dan pertumbuhannya.
- Memicu obesitas atau kegemukan akibat kurang bergerak.
- Memicu perilaku negatif apabila anak menyaksikan tayangan kekerasan dan konten yang belum pantas dilihat untuk anak seusianya.
- Menganggu penglihatan. Saya punya cerita sedikit dari teman saya yang meratau di negara timur tengah. Cuaca ekstrem yang panas pada siang hari membuat anak-anak jarang bermain di luar rumah. mereka hanya berdiam di dalam rumah, menonton TV atau bermain gadjet. Akibatnya, banyak anak-anak usia dini sudah memakai kacamata karena penglihatan mereka yang terganggu. Hal ini disebabkan mata cepat lelah karena telalu lama menatap layar televisi dan gadget. Bertambah parah apabila anak suka nonton TV dalam jarak terlalu dekat dalam waktu lama (terutama pada ruangan kurang cahaya).
Cara membatasi anak agar tidak kecanduan menonton TV:
- Mengawasi anak saat menonton TV. Taruh TV di ruang keluarga. Jangan menaruh TV di kamar anak agar lebih mudah mengontrol kapan waktu mereka menontn TV dan anak jadi terbiasa menonton TV di ruang tengah bersama keluarga.
- Dampingi anak saat menonton TV. Agar tidak jadi penonton pasif, ajak anak membahas tentang tontonan yang sedang disaksikan. Stimulasi anak untuk menceritakan kembali apa yang dia tangkap dari tontonan di televisi.
- Membatasi waktu menonton TV. Secara bertahap, kurangi waktu menonton TV sampai menjadi dua jam per hari. Beritahu anak acara apa saja yang boleh ditonton (utamakan acara edukatif). Plih aturan pada anak jam berapa saja boleh menonton TV.
- Memberi contoh yang baik. Anak meniru orangtuanya. Sebagai orang tua, kita juga memberi contoh untuk tidak tergantung pada TV. Yaitu dengan menyalakan TV seperlunya. Matikan TV jika tidak ada yang menonton. Beri fasilitas lain di rumah selain TV, misalnya buku, VCD edukatif, atau permainan lain seperti gadget yang bisa difilter, atau memelihara ikan.
- Ajak anak bermain di dalam rumah dan di luar rumah. Biarkan anak berkeksplorasi yang bisa membuat rumah berantakan. Ajak teman sebayanya untuk bermain juga. Dampingi anak jika dia masih ragu untuk melakukan kegiatan ini.
Nah, omong-omong, kecanduan nonton TV ini pernah terjadi pada keluarga saya. Awalnya saya kesal karena tidak bisa nonton TV karena sudah dimonopoli oleh anak-anak. Memang sih, acara yang mereka tonton adalah kartun edukatif. Tapi lama-lama saya merasa ada yang salah. Terutama pada si bungsu Dd Irsyad yang belum bersekolah saat itu. Dd Irsyad jadi bergantung pada TV. Mau ngapa-ngapain harus di depan TV. Seperti makan dan pakai baju maunya di depan TV. Main di luar juga tidak mau karena asyik nonton TV.
Akhirnya, saya dan suami memutuskan untuk berhenti berlangganan TV kabel. Agar tayangan favorit anak-anak tidak muncul lagi di layar TV. Tanpa TV kabel, tidak banyak acara yang menarik untuk ditonton oleh anak-anak. Mau tahu efek dari tindakan ini pada anak-anak saya? Mereka jadi lebih aktif bermain di luar rumah. Kadang main sepeda, main bola, atau apa saja bersama teman-teman sebayanya. Lebih bahagia lagi, berkat jarang nonton TV (malah jadi hampir tidak pernah), prestasi anak kedua saya meningkat! Alhamdulillah.
Saat ini di rumah saya, TV hampir tidak pernah ditonton. Cuma dinyalakan jika ada pertandingan sepak bola atau jika suami hendak menonton siaran berita. Pada pagi hari, kebiasaan sarapan sambil nonton TV sudah jarang dilakukan. Sehabis maghrib, pada hari sekolah, TV dimatikan. Jadi, sore hari sepulang mengaji masih sempat menonton TV sebentar saja. Pada akhir pekan, baru deh bebas nonton TV bersama keluarga jika kami tidak bepergian ke luar rumah.
Postingan ini menjawab tema ketiga #KEBloggingcollabs kelompok Mira Lesmana. Tulisan trigger dicetuskan oleh Anis Khoir tentang Anak, Televisi dan Sarana Edukasi yang bisa dibaca di website www.emak2blogger.com.
sebagai orang tua memang kita harus bisa disiplin ya, mbak biar anak nggak kecanduan nonton tv.
BalasHapusiya betul :)
HapusDi sini nggak ada televisi sih. Tapi anakku nggak bisa lepas dari tablet karena buat nonton youtube. Kadang sampai kesal sendiri.
BalasHapusanak2ku masih terbatas nonton youtube. maklum, fakir kuota. jadi emaknya ngomel kalo lama2 :D
HapusTipsnya sangat bermanfaat nih. Kasihan kalau anak masih kecil tapi mata udah minus.
BalasHapusiya, kasihan kalo masih kecil udah pake kacamata. bisa tambah besar minusnya nanti
HapusUntung, anakku nggak suka nonton tv. Soalnya acara tv sekarang juga jelek2. :(
BalasHapusbingung apa yg mau ditonton. mending dimatiin aja :p
Hapusemang mesti dialihun dengan ajakin main mba salah satu yg paling ampuh buat anakku stop nonton dan aku juga pasang tv kabel harapannya cmn bisa nonton channel tertentu aja yg edukatif
BalasHapussbenernya yg sedih ga ada tv kabel tu aku lho. ga bisa nonton acara paporit pas anak2 skola, haha. demi anak, stop tv kabel deh :P
HapusTvku disaBotaSe juga mba.. sarapan selalu samBil liat Tv, nanti jadinya maemnya lamaaa...
BalasHapusPadahal bukan tv kabel.
Upin ipin, ganti tayo..setelah itu poli....
i feel u mba, hihi. saking seringnya disetel ampe apal tokoh2 n ceritanya ya :D
HapusAjak main mmg paling ampuh ya mbk bwt mengalihkan perhatian bocah dr tv. Dan ini tengah jd pr bgd bwt aku. Semoga bisalah. Doain ya mak
BalasHapuspasti bisa. ajak main yg dia suka. anak2ku suka main bola. palagi ada temennya yg jemput buat main bola. langsung ngabur ke luar deh. kadang bapanya ngajakin main bulu tangkis or sepedahan.
Hapusmoga berhasil ya mba :)
Mba, TV ku rusak udah sebulan dan aku biasa aja secara belum ada anak juga kan. Tapi aku dan pak suami malah lebih banyak diskusi dan nonton drama di komputer. Lebih dekat dan lebih hangat hehehe.
BalasHapusaih asiik jadi mesra nonton berdua di komput :)
HapusAnak-anakku dan bapaknya sukanya nonton bola, aku dan satu-satunya putriku tidak suka nonton bola maka jalan keluarnya kami berdua mojok di dapur sambil ngunyah bakso. hehehe..
BalasHapusBetewe artikelnya menarik apalagi yang anaknya masih kecil.
Makasi :)
HapusWah ikutan doong mojok ngunyah bakso
apalagi sekarang ini televisi sudah kehilangan sisi edukatifnya dan lebih mengejar nilai komersial
BalasHapusAnak-anak juga sudah hampir nggak pernah nonton acara televisi, mungkin karena sudah lebih besar dan sekolahnya sampai sore :)
BalasHapusmakasih tipsnya mba Inna
BalasHapusJadi ingat baby tv jaman anak2 balita wkwkwkwk... Isinya cuma gambar warna2 muter2 bikin ngantuk.
BalasHapus