Lombok hari kedua adalah yang paling dinantikan. Kenapa? Karena kita mau main air sepuasnya di pantai! Hasil diskusi sebelum berangkat dengan tur guide, kami disarankan ke Gili Nanggu untuk kegiatan snorkeling.
Kenapa nggak ke Gili Terawangan aja yang sudah terkenal? Untungnya saya, Bapa, dan Aa kecil sudah pernah ke Gili Terawangan dulu banget. Waktu itu memang suasananya ramai dan banyak bule berjemur.
Pemandangan yang nggak baik buat anak-anak saya yang laki semua lihat bule dengan pakaian minim. Di Gili Nanggu cuma 2-3 bule aja yang kelihatan. Sisanya ya orang lokal dengan rombongan turnya masing-masing untuk snorkeling.
Menurut Bli Kade, kemudahan akses dari Bali menuju Gili Terawangan membuat pulau tersebut makin ramai. Makin padat penginapan dan tempat makan, bahkan jadi tempat yang sering dibuat untuk berpesta.
Di Gili Nanggu, selain lebih sepi, ombaknya ramah anak dan buat pemula yang baru snorkeling seperti saya. Kalau mau snorkeling di Gili Terawangan juga bisa, tapi harus ke tengah laut lagi karena ikan-ikannya pada takut ke tepi pantai (ikannya ogah keramaian kali ya hehe).
Menyeberang ke Gili Nanggu
Sekitar pukul 8.00 WITA kami bersiap untuk menyebrang dengan boat menuju Gili Nanggu. Sebelumnya, cukup lama juga kami berdiam di saung tempat menunggu karena Aa mau persiapan UAS. Setelah dipastikan bisa mengerjakan soal di Gili, kami pun naik ke boat.
Pelabuhan kecil tempat keberangkatan ke Gili |
Aa bersiap mau UAS online |
Sebelum berangkat ke kepulauan Gili |
Berangkaat! |
Bergaya dulu di boat |
Snorkeling di Gili Nanggu
Sampai di Gili Nanggu, saya menemani Aa yang buka laptop di pinggir pantai. Sementara Bapa, Kk Rasyad, dan Dd Irsyad sudah nggak sabar pengen nyemplung.
![]() |
Sampai juga di Gili Nanggu |
Ngerjain ujian di pinggir pantai |
Saya pikir mereka mau briefing dulu sebelum snorkeling seperti rombongan lain yang berkumpul dan latihan snorkeling. Ternyata mereka langsung nyebur! Nggak perlu pelatihan or apalah itu karena mereka sudah bisa berenang haha.
Langsung nyebur deh |
Oia saat snorkeling kami didampingin oleh guide khusus. Bli satu ini juga membawa kamera khusus untuk memfoto dan memvideokan kami. Asik kan. Memang sudah termasuk paket wisatanya.
Saya melihat sekeliling, memang tidak ada penjual makanan. Beruntung saya bawa cemilan, jadi pas lapar tinggal hap. Jadi kalau mau ke sini, bawa cemilan dan minum yang cukup ya.
Ada penginapan dengan desain rumah adat sasak. Sayang kosong karena terbengkalai. Kalau diaktifkan kembali pasti sangat menyenangkan. Pandemi mereda, wisata Lombok sedang bergeliat untuk bangkit kembali.
Penginapan yang kosong |
Beres mengerjakan ujian, saya dan Aa menyusul untuk snorkeling. Kami ketinggalan difoto dan divideokan oleh Bli. Saya agak kagok nih. Maklum ini adalah momen pertama kali saya berenang... setelah 30 tahun nggak berenang! Sekalinya berenang malah di laut, hebat kan!
Numpang nampang sebelum nyebur |
Wajarly kalau saya kagok pas nyemplung. Untungnya saya nggak lupa caranya berenang. Kagok karena lama aja nggak berenang yekan. Terus, ada masalah juga dengan alat snorkeling saya yang nggak pas di muka. Jadi air laut bolak-balik rembes. Akhirnya saya lepas aja itu alat snorkeling dan nyelem sendiri pas divideoin.
Supaya ikan-ikannya mendekat, kita snorkeling sambil membawa makanan sebagai pancingan. Makanannya berupa roti tawar yang agak berjamur, dimasukkan ke dalam botol mineral yang ujungnya dibolongin. Nanti saat di dalam air, tinggal pencet aja botolnya dan serpihan roti langsung keluar lalu digerumini deh.
Sebagian foto snorkeling...
Ikannya langsung mendekat |
Jangan tanya gimana antusiasnya boyz saat snorkeling ini. Seneng banget! Kayaknya pada betah yaa di laut sampe nggak mau udahan. Bahkan kami sampai 'terbawa arus' makin ke tengah laut dan lumayan jauh dari pantai lho.
Boyz bolak-balik melepas pelampung dan alat snorkeling untuk menyelam ke dasar laut! Saat melakukan itu, Bapa ketitipan pelampung dan alat snorkeling lalu mengawasi mereka. Saya cuma bisa teriak mengingatkan siapa saja yang lagi menyelam untuk diawasi. Saya sendiri nggak bisa mengawasi karena... riweuh olangan sibuk adaptasi dengan berenang :D
Ke dasar laut |
Saya lagi ngasih makan ikan |
Kemudian ada kejadian nggak enak... yaitu alat snorkeling Aa hilang! Rupanya sebelum menyelam, Aa menitipkan alat snorkeling ke Bapa tapi Bapa nggak dengar. Yup... hanyut deh.
Panik dong. Kalau ngegantiin kan lumayan juga harganya. Guide kami gercep melihat ada yang tidak beres. Ketika diberitahu alat snorkelingnya hilang, langsung deh diambilnya kaki katak untuk menyelam dan mencarinya. Guide kami Bli Kade yang tadinya di pinggir pantai menjaga tas kami, langsung ganti baju ikut menyelam.
Tadinya kami pasrah, yasud alat snorkeling yang hilang akan kami ganti. Namun sang guide pantang menyerah. Dia mengajak temannya yang mengendalikan boat untuk ikut menyelam. Total ada 3 orang yang mencari. Dan... alhamdulillah ketemu di kedalaman 10 meter lebih. Kalau dibiarkan lebih lama bisa terkubur katanya.
Duh ada-ada saja deh...
Makan siang di Gili Tangkung
Usai drama snorkeling tadi, kami jadi lapar. Kami naik boat untuk makan siang di Gili Tangkung. Yaitu pulau kecil yang cuma ada warung makan doang di tengahnya. Saung-saung di pinggir pantai memang khusus untuk tempat makan.
Saung untuk makan |
![]() |
Heningnya di Gili Tangkung |
Makanannya dari mana? Ya dibawa dari daratan. Tepatnya disediakan oleh Warung Seafood & Boat Dusun Batu Kijep, tempat yang memberangkatkan kami dengan boat plus guidenya. Boat kembali lagi untuk mengambil makanan kami yang sudah disiapkan. Sambil menunggu makanan datang, kami main air lagi dong.
Main di pantai lagii |
2 anak yang senang karena basah :D |
Makan siang di Gili Tangkung |
Beneran... porsinya baanyaak deh sampai nggak habis. Terutama gorengan dan sop ikan. Kami fokus ke ikan bakarnya doang hehe. Sisa lauk dan nasi putih yang masih bersih kami serahkan pada ibu warung. Sempat bercanda sebelumnya, apa si ibu nggak takut tinggal di pulau sendirian? Dijawab, dia tidak takut karena tinggal bertiga bersama suami dan adiknya :D
Pulau untuk berfoto di Gili Kedis
Sebelum pulang ke daratan, main dulu ke Gili Kedis. Pulau yang lebih kecil ini memang khusus untuk spot foto. Beruntung karena kecil jadi nggak bisa dibikin bangunan jadi-jadian buat spot foto. Cukup pemandangan indah saja yaa yang jadi objek utama.
Aa di depan plang Gili Kedis |
Hastagaa filternya kamera hp :D |
Foto pake hp bikin wajah mulus yee |
Di Gili Kedis, kami tidak berlam-lama. Sudah cukup lelah main air. Suasana pulau sempit yang ramai juga bikin nggak nyaman. Sampai ke pelabuhan kecil tempat berangkat tadi, kami bergantian mandi sebelum ke hotel. Asal bilas aja ya. Nanti di hotel bisa mandi lagi.
Gantian bilas badan di sini |
Makan malam Sate Rembiga di Rembiga, Mataram
Berhubung sampai di hotel sudah hampir maghrib, kami mandi bebenah barang lalu bersiap untuk makan malam setelah shalat. Makanannya adalah Sate Rembiga di Kota Mataram, tepatnya di daerah Rembiga. Menurut Bli Kade, tempat makan di Lombok sesuai dengan nama daerahnya. Kayak kemarin nasi balap puyung di daerah Puyung kan.
![]() |
Rumah makan sate rembiga |
Suasana sekitar rumah makan |
Suasana sekitar rumah makan cukup ramai. Ada beberapa rumah makan dengan menu serupa di sebelahnya. Jadi wisatawan yang ingin makan sate rembiga bisa tertampung karena arenanya luas. Berhubung gelap, jadi saya cuma bisa foto seadanya saja.
Happy dinner :) |
Tempat untuk makan berupa saung dengan meja bambunya yang menurut saya kekecilan. Dengan jumlah lima orang dan makanan yang datang per porsi, jadinya meja malah nggak muat kayak gini...
Mejanya kekecilan :P |
Sate rembiga adalah sate daging sapi manis berbumbu yang empuk dan enak banget. Lauk makan lainnya ada sop daging bening, plecing kangkung (wajib ada nih), tahu tempe goreng, dan minumnya kami pilih jeruk hangat serta es kelapa muda aren. Sedapnya!
Saat menikmati makanan, kedengaran pengunjung saun sebelah berbicara dengan bahasa sunda. Dilihat dari anak-anaknya yang masih kecil, pastinya mereka nggak bolos sekolah buat liburan ke Lombok kayak kita hahaha.
Kenyang makan, istirahat dong di hotel. Oia kami sekarang pindah ke Hotel Santika yang lebih nyaman. Sebelumnya kami tidur di penginapan teman kuliah Bapa (dan teman saya juga). Berhubung karena sesuatu hal, kami pindah menginap di hotel. Walau nggak enak juga karena menginap gratis. Makasih ya Om Indra.
Bersambung ke postingan berikutnya...
aku suka Lombok, bolak balik ke Lombok ga bosen-bosen
BalasHapusGilinya ada banyak juga dan memang kendalanya lokasinya yang berjauhan, kecuali trawangan dan sekitarnya
kuliner di Lombok yang ga boleh dilewatkan sate rembiga, ngangenin ya mba