Brightmood Food Photography Workshop at Dapurempa Resto n Coffee adalah pelatihan motret yang saya datangi pada hari Sabtu tanggal 13 April 2019 kemarin. Ternyata yah, peminat workshop fotografi itu lumayan banyak. Untuk ikut pelatihan ini, saya harus booking hampir sebulan sebelumnya. Ditambah lagi, tempat yang terbatas membuat pendaftaran cepat ditutup karena kuota peserta sudah penuh.
Deg-degan dong. Berdoa semoga tidak ada kejadian luar biasa saat pelatihan yang membuat saya gagal datang. Benar saja, ketika jelang hari H, ternyata ada acara kantor suami di Jungle Land. Syukurlah, Bapa mau berangkat hanya bertiga dengan Kk Rasyad dan Dd Irsyad. Sedangkan si sulung Aa Dilshad punya rencana mau pergi ke sekolah (yang kenyataannya malah mager di rumah). Thank you, my dear husband.
Saya juga sudah memperkirakan bisa hadir di workshop ini sebelumnya. Awal bulan April, Dd Irsyad mau dikhitan plus bikin syukuran di rumah. Alhamdulillah, khitanan lancar, acara syukuran pengajian ibu-ibu lancar, dan Dd Irsyad pun berangsur sembuh. Yuk Mak, cusss berangkat!
Seperti biasa, sebelum berangkat pergi ke event, saya pasti 'gedebukan' di dapur sejak subuh. Mempersiapkan sarapan dan makan siang. Setelah beres, langsung mandi plus sarapan dan berangkat naik ojek ke Stasiun Bojong Gede untuk naik commuter line ke lokasi workshop.
Banner workshop dengan dress code |
Saat hendak turun dari commuter line di Stasiun Juanda, saya zoom banner workshop untuk cek alamat. Ternyata, ada tulisan di bawah yang saya tidak perhatikan yaitu dress code yaitu: blue elements! Beruntung saya pas kebetulan pakai baju warna biru, haha. Selamet selamet...
Sampai di Stasiun Juanda, saya langsung aja naik ojek pangkalan. Eh, nggak tahunya letak Dapu Rempa Resto n Coffee cukup dekat dari Stasiun Juanda. Jaraknya bisa ditempuh dengan berjalan kaki, nggak perlu naik ojek. Mayan, rejekinya Mamang Opang.
Dapu Rempa Resto and Coffee di Jl. Antara Pasar Baru Jakarta Pusat |
Ketika saya tiba, waktu menunjukkan pukul 9.30 pagi. Yap, saya kepagian. Saya langsung disambut panitia dan tim dari Jepret Indah, akun pepotoan yang ada di Instagram. Kemudian, saya duduk manis dan mengamati para seksi sibuk sedang mempersiapkan workshop. Setelah peserta yang jumlahnya dibatasi hanya 10 orang hadir, workshop pun dimulai.
Papan sambutan selamat datang |
Brightmood Food Photography Workshop
Workshop food photography kali ini bertema bright mood. Pengajar adalah Mbak Ikka Malika yang hasil karya foto ciamiknya kerap membuat siapa saja berdecak kagum. Pentolan komunitas upload foto bereng di Instagram yaitu @jepretindah dan @motretforfun ini sangat ramah dan ceria. Didukung tim panitia yang juga nggak kalah heboh, suasana workshop menjadi tidak kaku dan menyenangkan.
Mbak Ikka Malika (foto: @jepretindah) |
Seperti biasa, sesi awal adalah penjabaran teori dan tips seputar memotret makanan dengan gaya bright mood. Bright mood food photography adalah memotret makanan dengan pencahayaan yang terang. Ternyata cahaya yang terlalu terang saat memotret makanan bisa membuat hasil foto jadi cantik dan menarik.
Masih ingat dengan dark mood food photography? Bright mood adalah kebalikannya dari dark mood. Sama-sama tergolong dalam still life photography. Baik dark mood maupun bright mood sama-sama menampilkan objek foto seolah 'hidup'. Bedanya, yang satu gelap-gelapan dan satu lagi terang-terangan gitu.
Baca juga: Belajar Darkmood Still Life Photography
Mbak Ikka to the point menjelaskan tentang materi brightmood food photography. Peserta dianggap sudah paham tentang dasar-dasar memotret makanan. Jadi, tidak perlu dijelaskan lagi karena nanti waktu workshopnya jadi lama banget, hehe.
Kebetulan, saya amati para peserta memang sudah jago motret. Jika waktu workshop darkmood photography saya ketemu orang-orang yang jago motret makro dan manusia. Nah, di workshop kali ini saya kenalan dengan peserta yang jago motret human interest, gedung, dan makro juga. Kami semua sama-sama ikut workshop karena tertarik untuk belajar memotret makanan dengan gaya bright mood.
Baca juga: Belajar Tehnik Dasar Memotret Makanan
Kebetulan, saya amati para peserta memang sudah jago motret. Jika waktu workshop darkmood photography saya ketemu orang-orang yang jago motret makro dan manusia. Nah, di workshop kali ini saya kenalan dengan peserta yang jago motret human interest, gedung, dan makro juga. Kami semua sama-sama ikut workshop karena tertarik untuk belajar memotret makanan dengan gaya bright mood.
Baca juga: Belajar Tehnik Dasar Memotret Makanan
Untuk memotret bright mood, elemen wajibnya adalah sebagai berikut:
curhat bertanya. Maklum, saya baru pegang kamera bulan Januari 2019. Masih pemula dalam belajar fotografi.
Baca juga: Belajar Fotografi untuk Pemula
Pertanyaan pertama saya adalah mengutip penjelasan Mbak Ikka, bahwa untuk memotret bright mood digunakan seting kamera dengan fokus 1,8 sampai 2. Masalahnya, kamera saya fokusnya mentok di angka 4.
Solusinya menurut Mbak Ikka adalah... beli lensa tambahan! Kenapa? Karena motret makanan pakai jarak dekat. Jadi yaa kudu punya lensa yang mendukung pendekatan tersebut ealah berasa pe de ka te. Ahsiaaap! Saya mau nabung, ngarit ngblog n ngebuzzer lagi. Maklum, beli kamera baru aja bulan Desember 2018. Napas dulu wkwkwk!
Sementara manfaatkan dulu apa yang ada. Ada triknya juga biar hasil foto enak dipandang meski ga pake lensa tambahan. Yaitu ganti sudut motret. Sama seperti menggunakan kamera smartphone, ambil sudut 45 derajat saat memotret. Dengan demikian. latar belakang yang nggak bisa blur otomatis nggak bakalan kepotret. Selama ini buat latar yang nggak bisa blus otomatis, saya bikin blur sendiri pake aplikasi Snapseed, hehehe.
Pertanyaan kedua saya adalah murni curhat. Yaitu seputar kegiatan setiap hari saya sebagai tukang masak sekaligus tukang motret step by step langkah memasak sampe hasil jadi buat diposting di blog. Saya galau karena biasanya baru beres masak jam 11, terus kudu buru-buru difoto sebelum boyz pulang sekolah buat makan siang. Nggak bisa motret pagi karena belum mateng, dan nggak bisa motret sore karena udah ludes haha.
- Cahaya yang melimpah. Manfaatkan cahaya alami sinar matahari. Jika tidak memungkinkan bisa pakai lampu studio (atau lampu led).
- Reflektor untuk memantulkan cahaya ke objek. Dalam bright mood, justu kita mendekati sumber cahaya dan wajib menggunakan reflektor untuk menyorot cahaya pada objek. Reflektor bisa pakai cermin atau alas kue yang berwarna perak.
- Blocker seperlunya. Kebalikan dari dark mood yang banyak pakai blocker untuk menghalangi cahaya, dalam bright mood pakai blocker seperlunya saja. Blocker bisa apa aja yg berwarna hitam, misalnya kain hitam atau karton atau papan yang kaku.
- Difuser untuk menyaring cahaya jika dirasa terlalu terang. Boleh pakai difuser yang dijual di toko online, kertas roti, atau pakai kerudung putih polos juga bisa.
- Properti berwarna polos lebih baik digunakan agar makanan yang berwarna bisa terlihat lebih menarik.
- Styling makanan sesuai dengan jenisnya. Misalnya makanan tradisional jangan ditata dengan props untuk pizza. Cari yang sesuai dan nyambung temanya.
- Edit dengan bantuan aplikasi. Tapi ingat, jangan edit berlebihan karena hasilnya jadi tidak alami. Aplikasi edit foto yang disarankan adalah Snapseed dan Light Room di smartphone. Boleh pakai Photoshop juga kalau bisa (saya mah nggak ngerti, huhu).
Baca juga: Belajar Fotografi untuk Pemula
Pertanyaan pertama saya adalah mengutip penjelasan Mbak Ikka, bahwa untuk memotret bright mood digunakan seting kamera dengan fokus 1,8 sampai 2. Masalahnya, kamera saya fokusnya mentok di angka 4.
Solusinya menurut Mbak Ikka adalah... beli lensa tambahan! Kenapa? Karena motret makanan pakai jarak dekat. Jadi yaa kudu punya lensa yang mendukung pendekatan tersebut ealah berasa pe de ka te. Ahsiaaap! Saya mau nabung, ngarit ngblog n ngebuzzer lagi. Maklum, beli kamera baru aja bulan Desember 2018. Napas dulu wkwkwk!
Sementara manfaatkan dulu apa yang ada. Ada triknya juga biar hasil foto enak dipandang meski ga pake lensa tambahan. Yaitu ganti sudut motret. Sama seperti menggunakan kamera smartphone, ambil sudut 45 derajat saat memotret. Dengan demikian. latar belakang yang nggak bisa blur otomatis nggak bakalan kepotret. Selama ini buat latar yang nggak bisa blus otomatis, saya bikin blur sendiri pake aplikasi Snapseed, hehehe.
Candid by @awanputihmanagement |
Pertanyaan kedua saya adalah murni curhat. Yaitu seputar kegiatan setiap hari saya sebagai tukang masak sekaligus tukang motret step by step langkah memasak sampe hasil jadi buat diposting di blog. Saya galau karena biasanya baru beres masak jam 11, terus kudu buru-buru difoto sebelum boyz pulang sekolah buat makan siang. Nggak bisa motret pagi karena belum mateng, dan nggak bisa motret sore karena udah ludes haha.
Jawaban dari Mbak Ikka adalah saya kudu punya spot khusus buat motret yang tidak diganggu gugat. Misalnya meja di pojokan, atau sudut 'ngedeprok' buat gelar alas foto di lantai. Jadi, beres masak tinggal taro makanan, jepret, jadi deh. Wah, makasih sarannya Mbak. Etapi kemudian saya garuk-garuk kepala. Enggg... saya bisa mojok di sebelah mana ya (maklum rumah ukuran 4L, Lu Lagi Lu Lagi).
Setelah sesi tanya jawab dengan peserta lain usai, waktunya istirahat makan siang dan shalat dhuhur. Mushola tersedia di lantai atas. Sedangkan makanan nasi kebuli ayam dan mie goreng aceh dihidangkan secara prasmanan. Hmm, makanannya enak! Saya coba keduanya. Bahkan sempat nambah mie Aceh, hihihi.
Berhubung ini kelas semi privat, suasananya menjadi akrab dan santai. Apalagi jumlah peserta yang nggak banyak membuat kami bisa saling berinteraksi dengan nyaman. Jadi yaa suka-suka aja pas pelajaran praktek dimulai. Kami bisa serius saat menyimak Mbak Ikka memberi pengarahan memotret, sekaligus bisa bercanda bersama peserta workshop lainnya.
Sambil bergantian memotret makanan, para kami semua dihibur dengan candaan dan nyanyian merdu yang dilantunkan oleh MC cantik sekaligus owner Dapu Rempa, yaitu Mbak Juli Siswanti yang akrab disapa Jil.
Oia sambil praktek, Mbak Ikka juga menyelipkan materi. Seperti tentang perbedaan tehnik memotret flat lay, bird eye view dan high angle. Penjelasannya langsung dengan memposisikan kamera sesuai dengan gaya tersebut. Jadi mudah dipahami kan. Selama ini kirain semua itu sama aja. Ternyata berbeda. Ini uraiannya:
Usai memotret, peserta diminta mengedit lalu mengupload fotonya untuk dinilai dan mendapatkan hadiah. Ada tiga foto yang harus diposting di Instagram untuk dinilai. Yaitu foto sambosa, nasi goreng, dan teh hijau. Berikut ini adalah foto makanan ala bright mood hasil jepretan saya:
Setelah sesi tanya jawab dengan peserta lain usai, waktunya istirahat makan siang dan shalat dhuhur. Mushola tersedia di lantai atas. Sedangkan makanan nasi kebuli ayam dan mie goreng aceh dihidangkan secara prasmanan. Hmm, makanannya enak! Saya coba keduanya. Bahkan sempat nambah mie Aceh, hihihi.
Makan siang (foto: @awamputihmanagement) |
Praktek Motret Bright Mood Food Photography
Berhubung ini kelas semi privat, suasananya menjadi akrab dan santai. Apalagi jumlah peserta yang nggak banyak membuat kami bisa saling berinteraksi dengan nyaman. Jadi yaa suka-suka aja pas pelajaran praktek dimulai. Kami bisa serius saat menyimak Mbak Ikka memberi pengarahan memotret, sekaligus bisa bercanda bersama peserta workshop lainnya.Ayo semuanya, kita pindah ke samping jendela! |
Belajar bareng yang seru (foto: @jepretindah dan koleksi pribadi) |
Sambil bergantian memotret makanan, para kami semua dihibur dengan candaan dan nyanyian merdu yang dilantunkan oleh MC cantik sekaligus owner Dapu Rempa, yaitu Mbak Juli Siswanti yang akrab disapa Jil.
Mbak Jil (foto: @awanputihmanagement) |
Oia sambil praktek, Mbak Ikka juga menyelipkan materi. Seperti tentang perbedaan tehnik memotret flat lay, bird eye view dan high angle. Penjelasannya langsung dengan memposisikan kamera sesuai dengan gaya tersebut. Jadi mudah dipahami kan. Selama ini kirain semua itu sama aja. Ternyata berbeda. Ini uraiannya:
- Bird eye view (BEV): posisi kamera di atas objek, kurang lebih 30 cm. Kamera agak miring sedikit saat menyorot objek, tapi tidak sampai 45 derajat.
- Flat lay:posisi kamera lebih naik lagi dari posisi BEV, dengan menyorot tegak lurus pada objek.Objek dan benda-benda sekitarnya dapat terlihat dengan jelas. Makanya harus cakep menata props jika ingin memotret flat lay.
- High angle:posisi kamera naik lagi dari posisi flat lay, posisi kamera miring sedikit saat menyorot ke objek.
Seru banget ketika peserta diajak motret flat lay dengan korban model Mbak Dian Rachma yang sedang memegang minuman green tea. Kalau mau hasil yang bagus, harus naik ke atas kursi. Saya lagi males manjat, cuma jepret dengan posisi kamera ditinggiin doang. Hasilnya jelas kurang maksimal, hehe.
Serunya memotret flat lay (foto;@jepretindah) |
Hasil foto flatlay yang kurang ke atas di Instagram saya |
Usai memotret, peserta diminta mengedit lalu mengupload fotonya untuk dinilai dan mendapatkan hadiah. Ada tiga foto yang harus diposting di Instagram untuk dinilai. Yaitu foto sambosa, nasi goreng, dan teh hijau. Berikut ini adalah foto makanan ala bright mood hasil jepretan saya:
Foto Sambosa |
Foto minuman Green Tea alias Teh Hijau |
Foto Nasi Goreng Kambing |
Selanjutnya, peserta sibuk mengedit foto. Bagi yang punya kamera, tentu saja foto harus dipindahkan ke smartphone terlebih dahulu. Kalau peserta yang memotret pakai smartphone bisa langsung edit dan upload. Eh tunggu dulu, pakai smartphone juga boleh ikutan workshop? Tentu saja boleh banget! Peserta yang pakai smartphone pada canggih-canggih lho foto-fotonya!
Baca juga: Motret Pake HP
Oia, saya hampir lupa. Demi menghormati nara sumber, semua materi tidak saya jabarkan di postingan ini. Termasuk trik khusus memotret bright mood, langkah editing, konsultasi langsung saat praktek, dan pembahasan hasil foto. Jadi, kalau mau dapat materi komplit seputar brightmood food photography, nanti ikutan workshop selanjutnya ya!
Oia, saya hampir lupa. Demi menghormati nara sumber, semua materi tidak saya jabarkan di postingan ini. Termasuk trik khusus memotret bright mood, langkah editing, konsultasi langsung saat praktek, dan pembahasan hasil foto. Jadi, kalau mau dapat materi komplit seputar brightmood food photography, nanti ikutan workshop selanjutnya ya!
Dapurempa Resto n Coffee
Sekarang saya mau cerita sedikit tentang Dapu Rempa Resto and Coffe, tempat workshop berlangsung. Lokasinya ada di Jalan Antara No 12 Pasar Baru Jakarta Pusat. Tempat nongkong yang instagramable ini sangat nyaman untuk dikunjungi bareng teman, pacar, keluarga, atau geng arisan. Makanannya enak, cemilan dan minuman kopinya juga nikmat. Duduk di sini bikin betah. Didukung wifi yang kenceng, dijamin bikin mager.
Tampak depan Dapu Rempa Resto and Coffee |
Mau ngadem di ruangan ber-AC tinggal masuk saja. Kalau lagi pengen ngopi sambil nongkrong di tempat smoking area, bisa duduk di teras dan memandangi kendaraan yang lewat (ya iya, masa lihat gajah lewat). Saya sih lebih suka ngadem di dalam resto, di luar panas poll!
Tempat duduk nara sumber dan layar lcd |
Tempat duduk peserta workshop |
Tempat duduk panitia dan sponsor (foto: @jepretindah) |
Untuk workshop, Dapu Rempa dibooking dulu sama kita-kita eh sama panitia. Ruangannya luas, cukup untuk menampung para peserta yang manis-manis ini (lho, kok narsis). Mau banyak gaya juga bisa banget. Interior Dapu Rempa memungkinkan kita untuk dapetin foto kece selagi ada di sini. Merasa kurang kece? Boleh pinjem properti foto yang tersedia. Kumplit. Mulai dari perintilan untuk memotret makanan sampai topi lebar yang bikin kita makin gaya.
Sambil duduk santai memindahkan dan mengedit foto, Mbak Jil menghangatkan suasana dengan candaannya yang kocak. Atas ijin sang owner, kami disuguhkan atraksi pembuatan kopi saring Aceh oleh barista andalan Dapu Rempa Resto and Coffee. Baru kali ini saya melihat langsung kopi yang caranya dibuat mirip seperti teh tarik. Iya, kopi saring ini juga identik dengan kopi tarik. Aih, keren!
Barista sedang beraksi membuat Kopi Saring Khas Aceh |
Dapu Rempa Coffe and Resto baru dibuka pada bulan Februari yang lalu. Wow, masih baru! Bersama Pak Agus Suryaman, sang suami tercinta, pasangan asal Aceh ini membuka usaha resto dan cafe. Nama Dapu Rempa diambil dari bahasa Aceh yang berarti dapur rempah. Hidangan yang disajikan adalah minuman dan masakan khas Aceh dan Arab peranakan yang terkenal dengan bumbu rempahnya yang melimpah.
Saya dan Mbak Jil |
Alasan membuka usaha tempat makan ini adalah karena Mbak Jil ingin melebarkan bisnisnya dengan serius. Sebelumnya, ibu pekerja kantoran ini berjualan bumbu masak secara online. Dari pintar meracik bumbu, sekarang bisa buka resto. Keren!
Pak Agus sedang meracik minuman (foto: @dapuremparestoncoffee) |
Mendengar cerita Mbak Jil, saya jadi kabita eh kepengen mengikuti jejaknya. Lumayan buat menopang masa pensiun nanti. Kalau sekarang, saya masih belum bisa (baca: malas) disuruh jualan. Saya masih cinta nangkring di depan laptop dan ogah berada seharian di dapur, hahaha.
Sebagian bumbu dapur yang dipajang di Dapu Rempa |
Emang sih, beberapa teman sudah menyarankan saya untuk jualan makanan. Bahkan suami sendiri kerap 'menyindir' saya untuk berbisnis kuliner. Mulai dari nyuruh jualan mie ayam, buka franchise ayam tepung, sampai salad sehat siap makan.
Kenapa jualan makanan? Maklum, usaha toko obat yang pernah kami rintis selama hampir 5 tahun akhirnya tumbeng karena kurang konsisten. Waktu itu pikiran saya untuk mengelola toko obat terpecah antara rumah dengan 3 anak dan satu orang tua, usaha bros kain, dan merintis ngeblog. Sibuk, Sis!
Sejak toko obat tutup, saya bisa fokus ngeblog dan ngebuzzer. Sementara itu sudah cukup buat saya. Nanti kalau suatu saat saya mau jualan, mohon bimbingannya ya Mbak Jil. Soal nama sih udah ada. Nggak jauh dari Emak Riweuh atau Dapur Ngebut, hehe.
Tempat yang enak buat nongkrong bareng |
Ada menu apa saja di Dapu Rempa Resto and Coffe? Ada nasi kebuli dan nasi mandhi. Nasi mandhi adalah nasi dengan beras basmati (bukan nasi yang lagi mandi ya). Sama seperti nasi kebuli, nasi mandhi bisa pilih dengan kambing, sapi atau ayam yang digoreng atau dibakar.
Nasi Mandhi (foto: @dapuremparestoncoffee) |
Mie Aceh yang enak banget
|
Minumannya bisa pilih kopi saring Aceh, kopi Sanger Aceh, teh tarik, teh hijau, teh manis, thai tea, dan es timun. Sedangkan olahan kopi yang dibuat dengan mesin ada ice coffee dengan rasa caramel, hazelnut dan vanilla yang bisa ditambahkan float. Selanjutnya yaitu espresso, coffee americano, coffee long black, coffee sanger ekspresso, dan coffee latte yang bisa disajikan panas atau dingin.
Minuman Es Kopi yang menyegarkan |
Harga yang ditawarkan cukup terjangkau dan sepadan dengan kualitasnya. Harga makanan mulai dari 10.000 rupiah sampai 70.000 rupiah. Harga minuman mulai 10. 000 rupiah sampai 35.000 rupiah saja. Untuk bulan April ini ada promo diskon 15% lho! Asyik!
Workshop Bertabur Hadiah
Tidak terasa, hari semakin sore. Saatnya pembagian hadiah dan penutupan workshop. Mbak Hesty dengan akun Instagram @rantingranting kecil meraih Juara 1 lewat foto nasi goreng. Selanjutnya Mbak Ogie @mamakmetal meraih Juara 2 foto sambosa. Alhamdulillah, akun @innariana kebagian rejeki lewat foto nasi goreng dengan mendapat Juara ke 3. Plus juara favorit diraih oleh Mbak Intan @intannki. Selamat buat semuanya!
Para pemenang upload foto |
Hadiah yang saya dapar adalah tote bag plus liquid detergent. Plus masih dapat hadiah doorprize juga berupa kalung etnik dan kaus kaki. Setiap peserta mendapat hadiah yang berbeda dari sponsor. Semuanya unik dan bermanfaat.
Tidak ketinggalan, kami masih diberi oleh-oleh yaitu goodie bag sponsor. Aih, nambah lagi oleh-oleh buat dibawa pulang. Mau tahu apa aja isinya? Ini dia...
Sebelum bubar, kami berfoto bersama sebagai kenangan untuk satu hari yang menyenangkan dan bermanfaat. Terima kasih banyak Mbak Ikka Malika untuk ilmunya. Jadi semangat buat belajar motret lebih giat lagi. Horee, isi goodie bagnya ada banyak! |
Foto: @jepretindah |
Foto: @jepretindah |
Terima kasih buat tim panitia dan para sponsor dengan akun Instagram sebagai berikut:
@pinggan_padi, @awanputihmanagement, @kabochicraft, @kripikpisangkuy, @bogga.shop, @serbakain.id, @mycastlecraft, @kalungbatik.effata, @hagmiofficial, @nikengaleri, @kflowershop, @noname.cookies, @javabrightcoffee.id, @rumahcraftdecoupage, @risol.homemade, @yayu.uway, @sage.dee, @joe.dare, @riawani.elyta, @pengenmotoaja, @motty.boto, @si_gota, @nila.tjandra, @nu_ellya, dan @widy.nunu.
Ditunggu workshop selanjutnya yaa ^_^
Wah seru banget yah mba. Dulu, saya baru sekali ikut workshop photografi hikss, jadi kepengen ikut lagi tp belum dpt info. Baca pengalaman mba di sini serasa ikut juga workshopnya. Aku baru belajar loh mba nerapin teknik ambil foto yg birdh Eye, flat lay. E tapi, pengen menuhin target dlu punya kamera �� nanti ajarin yah mba ��
BalasHapuspantengin akun pepotoan buat dapet info ws, mba.
Hapuspake hp jg bisa dapet foto2 yg keceh lhoo
hayuk, kita sama2 belajar :)
makasiiih ilmunya bertebaran di sini ^^
BalasHapushai mak tantii... masamaa :*
HapusAku pingin banget juga nih belajar teknik fotografi produk dan makanan gini, kudu rajin2 liat postingan komunitas foto kayaknya ya mak. Seru dan nambah ilmu.
BalasHapusiyah, banyak info ws di akun komunitas foto. kalo dateng jadi nambah ilmu plus temen2 baru yg seru :)
HapusHorraaayyy, menang JUARA 3!
BalasHapusSyelaaamaaaattt Ini ilmunya daging semua ya mba
Keren!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
alhamdulillah makasi mak nurul :*
HapusAduduuu...jadi ngiler nih. Ragam makanannya keceh badai dan pastilah semuanya yummy pake banget. Penyajian kuliner bikin decak kagum. Dan itu lho kebetulan yg pas ya? Pas DC biru pas lg pake baju biru. Sukses.
BalasHapusiya bunda, terselamatkan krna kebetulan pake baju biru :D
Hapusmakanannya beneran enak dan beruntung inna bisa nambah mie aceh, hehe
Senang yaaa kalau punya spot khusus buat motret makanan. Impian saya tuh. Tapi ya gitu kendalanya sama, 4 L. Yaaa pindah2 mulu deh spotnya. Haha
BalasHapusSalam manis, artha
aih senasib kita :D
Hapusini kalo lg gelar mau motret, kudu banyak ngomel krna bocah mondar-mandir lewat wkwkwk
Aku pingin banget loh belajar moto biar bisa bagus kaya gini. Enaknya yang bayar kaya gini ya jadinya bisa fokus belajarnya gak cuma dasar-dasarnya aja tapi praktek langsung. info2 ya mak kalo ada workshop lagi
BalasHapussesuai mba, ga rugi deh kita bayar krna ilmunya bermanfaat :)
Hapushayukkk... nanti kalo ada lagi, aku colekin ya biar kita bisa barengan dateng :D
Pengen banget ih ikutan workshop food fotografi begini. Bayar juga gak masalah ya Mak, dapat ilmu yang bermanfaat.
BalasHapusiya mak. justru dgn bayar kita dapat ilmu yg lebih berharga :)
HapusASyik banget ya Mbak, bisa belajar teknik foto. Masak hobby, foto makanan sudah belajar, tinggal saatnya punya dapur buat jualan dong ya. Saya juga paling seneng foto makanan pas bertabur cahaya yang banyak, bikin bening hasil fotonya.
BalasHapusiya makanan jadi kelihatan jelas kalo banyak cahanyanya.
Hapusaamiin, doakan aku yaa
Nyenengin ya mba kalau belajarnya cuma bersepuluh orang gini, bisa fokus mendengarkan materi dan mentornya bisa mudah memandu. Horee... Emak Riweuh menang lomba fotonya, selamat ya dapet pernak-pernik oke dari penyelenggara.
BalasHapusiya, kalo banyakan malah jadi ga efektif :)
Hapushihi makasi mak uniek
Makasi banyak mbaaa udah sharing soal fotografi makanan. Pengen banget punya foto makanan yg ciamik hehe. Suatu saat aku mau banget ikutan workshop kayak gini
BalasHapusmasama :*
Hapushayuk, ikutan ws foto bikin ketagihan... percayalah
Aku pengen banget bisa ikut workshop fotografi gini. Bisa ketemu gurunya langsung dan tanya-tanya. Pernah ikut kelas online rasanya nggak maksimal.
BalasHapusBtw, aku tahunya BEV itu 45 derajat. Duh, salah ya.
kalo online kita cuma dpt teorinya aja. prakteknya bingung mau konsultasi lngsung :D
Hapusoh ini tim jepret indah, hehehe. Saya tahunya cuma buat setor foto aja, gak pernah ngumpul, entah ada atau gak ya di kota saya.
BalasHapusBaru tahu juga ada derajat-derajat begituan. Ilmu baru lho ini. Asli seru, rame apalagi pas foto keroyokan gitu
iya, ini tim jepret indah. aku jg baru ketemu dan seru :)
Hapusmoga nanti ada di kota lain selain di jakarta yaa
Wuih. Acara sekeren ini seharusnya rutin dilaksanakan, apalagi ilmunya Bener2 bermanfaat. Bisa foto makanan
BalasHapusworkshopnya rutin diadakan dgn tema yg berbeda. tapi saya suka ketinggalan info or tau2 seat-nya udah penuh aja :D
HapusAsik ya workshopnya, dengan jumlah peserta cuma 10 orang pastinya efektif banget, terutama untuk sesi prakteknya. Duh foto makanan bertebaran, bikin laper malam malam
BalasHapusnah iya pas praktek jadi lebih konsen krna peserta sedikit n ga berebutan motret :D
HapusAku udah bbrp Kali ikut workshop Kaya gini mba,,, hehe yg susah tuh ngatur komposisiny peer bngt mesti bnyak latihan biasany aku nyontek d google hehe
BalasHapusiya mba utie, kudu banyak praktekin hasi workshop. kalo ga praktek, nanti suka lupa lagi.
Hapusaku juga... suka nyontek, via pinterest :D
Keren nih mba Inna belajar motret terus. Kalo aku mah ribeeet banget nyiapinnya yak. Belum kalo udah pada laper wkwk
BalasHapusribeet bngt nyiapinnya emang begitu haha. nah iya, palagi kalo udah pada laper dan tantrum jadi buru2 dah motretnya :D
HapusJadi kopi sanger beda ya sama kopi saring? Baru mo bilang kalau aku paling suka foto nasgornya 😍
BalasHapusiya beda, tapi sebelah mana bedanya aku kurang paham krna bukan tukang ngupi :D
Hapusmakasi mba farida
Aku mau workshop sama Mbak Inna aja boleh nggak? Hehe. Makin cakep.
BalasHapuskalo ama aku mah bukan workshop, fah :D
Hapuskita hunting makanan bareng sambil nongki cantik n pepotoan yuuukk
Kuncinya kl yg bright gini dibelakang harus ada cahaya matahari berlimpah ya. Nah, PR ku adalah menemukan sudut jendela berlimpah itu krn spotnya gelap di rmhku.
BalasHapussama mba. kalo aku cuman ada tempat terang di teras sama pas di depan pintu masuk rumah. kalo gelar mau motret, suka parno printilan rubuh kesenggol bocah yg lewat :D
HapusUlasan lengkap Mbak. Beruntung nih aku baca tulisan ini. Kalau aku lagi belajar flat lay. Tapi hasilnya masih amburadul 😄
BalasHapusalhamdulillah, senangnya :)
Hapussama mba, aku masih belum bisa bikin flatlay yg ciamik
seru banget acaranya ya, mba
BalasHapusaku tuh paling nggak bisa poto makanan, pasti deh...hasilnya ya gitu deh...harus ikut workshop kayanya nih...biar feed IG tambah cantik :D
harus haha... ayuk ikutan :D
HapusMba Inna rajin ya ikutan workshop food photography. Saya jadi ngiler lihat mie Aceh yang tampak enak itu
BalasHapusmumpung pas lagi ada kesempatan, mba :)
Hapushihi itu adalah mie aceh paling enak yg pernah saya cobain, beneran
Wah makasih udah berbagi hasil workhopnya. Sy selalu pengen ikut workshop food foto tp pengen yg deket sekitaran BSD . Pasar baru lumayan jauh dr bogor, mantap.nih mak Ina
BalasHapusjustru di jkt bertebaran workshop. aku sedih di bogor jarang ada. sekalinya ada lngsung full seat.
Hapuskayaknya pernah baca ada yg di tangerang tapi lupa.
hihi iya mba, ini lokasi worksho paling jauh yg pernah kudatengin :D
Kalau saya motret makanan, PR banget belajar styling nya mbak. Susah ih nata2 nya biar nyambung dgn tema, trus ujung2nya ntar males beberes studio odong2nya. Wkwkwkwk
BalasHapusnah iya perjuangan banget kaaan mau motret makanan ahaha
HapusCakep-cakep hasil fotonya, Mak. Saya pengagum fotografi seperti ini tapi kenapa gak bisa-bisa ya *tanya pada rumput yang bergoyang :D
BalasHapusmakasi kak niar :*
Hapus"ayo banyak latihan," kata rumput yang bergoyang :D
Hasil jepretannya bagus mak! trus dibagi-bagi juga ilmu motret makanan plus tips-tipsnya
BalasHapusalhamdulillah makasi mba :)
Hapusiya, insha Allah
Wah, seru banget nih acaranya. Kepengen ikutan deh kalo ada di sini. Dan hasil jepretannya cakeeep :)
BalasHapusjustruuu aku mupeng di bandung ws foto-nya keren2 teh
Hapusnuhun teteh :*
Iya iih...kece banget yaa...abis ikutan workshop photography.
BalasHapusKendalanya itu sering di props sama lighting.
Eh teknik juga diink..
Ehhee~
Ketinggalan, lensa juga belum punya yang zoom.
Wallaa~
Kalau di list, semua jadi belum punya.
((mulai bang-bing-bung doonk...pingin banget punya foto cantik-cantik begituu...))
kendalanya banyak yaa ternyata hihihi
Hapusmari menabung bersamaa
Duh kalo ada workshop spt ini di tempat saya mau deh ikutan.. Suka mupeng saya ngeliat orang koq pinter banget motret makanan.. Kalo potret makanannya kece yg ngeliatnya langsung pengen menyantapnya dgn segera, hehe
BalasHapuskayaknya ada mba, cuma kita ga ngeh aja :D
Hapusiya kalo fotonya menggiurkan berarti udah sukses itu
Aku belum pernah ikutan workshop fotografi pake kamera dlsr, kayaknya seru ya. Pernahnya ikutan yang pake smartphone
BalasHapuspake smartphone jg seru. aku udah ikutan beberapa kali :)
HapusIh cakep cakep hasil photonyaaa. Jadi ler ngeliat makanannya.
BalasHapusmakasi mbaa :*
HapusKeren sekali workshopnya, Mbak.
BalasHapusJadi pengin ikutan kalau pas di Jakarta.
Dan memang ya, Mbak, faktor utama itu cahaya melimpah dan paling bagus dari sinar matahari. Makanya kalau aps jalan-jalan, saya suka kalau cuaca cerah. Pakai hape juga hasilnya lumayan.
terima kasih sharingnya, Mbak.
iya kalo cuaca cerah hasil fotonya pasti cakep.
Hapussama2 pak :)
Kalau hasil foto, saya lebih suka lihat yang brightmood daripada dark. Lebih menggugah selera makan saya. Senang baca postingan ini karena saya jadi dapat tambahan ilmu memotret. Walaupun pengen juga sesekali ikut workshop kayak begini
BalasHapusaku jg lebih suka terang2an :D
Hapusmom keke udah jago motretnya, hehe. hayuk siapa tahu bisa barengan ama saya pas workshop
Suasananya akrab ya. Memang sedikit lebih baik biar bisa fokus. Daripada banyakan peserta suka bikin arisan sendiri hehehe
BalasHapusIkut menyerap ilmunya ya Mak... Ikut belajar foto juga jadinya hehehe
iya kalo banyakan nanti ga efektif.
Hapusmangga hayuk kita belajar bareng :)
aku pengen ikutan nhi workshop fotografi mba, biar makin kece kalau suruh foto-foto hahaha..btw yang flat lay itu sampe berdiri-berdiri yah :p
BalasHapushayuk ikutan barengg
Hapusiya, itu kudu berdiri. kalo perlu naek kursi :D
Bagus-bagus Mbaa hasil fotonyaa, aku kangen ikutan workshop foodthography kayak gini. Ilmunya selalu bermanfaat dan menyenangkan, karena lihat hasil jepretan sendiri sangat kece itu bisa membahagiakan, haha
BalasHapusBelajar fotografi sangat diperlukan ya buat blogger, biar tampilan di Blog nya juga kece.. Yah walau sih kadang daku suka lupa foto bagus buat blog, gagah curcol deh mak
BalasHapusYa Alloh,Mbak. Kok curhatnya persis plek sama aku, wkwkwk. Aku juga kalau habis masak terus ambil foto muales soale ya gitu, gedubrakan masih keringetan trus keburu anak datang wkwkwk. Ternyata trik-nya gitu ya. Perlu dicoba nih
BalasHapusIni keren banget ilmunya ya...
BalasHapuskelas mini yang bikin hepi kek gini ini. Jadi nampol di otak ilmu fotografinya
Dirimu memang ketje bener Mbak, semangat belajarnya warbiyasak
Foto2nya udah epic banget, pingin sih bisa ikut pelatihan photography kaya gini tapi harus didukung juga dgn peralatan berkualitas bagus juga :|
BalasHapusSelalu senang membaca tulisan Mak Inna seputar workshop fotografi. Aku jadi ikutan nambah ilmu walaupun untuk praktek masih syusyah hahahahaa
BalasHapusmantap tipsnya kak, cocok buat saya biar ndak asal jepret dan asal edit..
BalasHapusAku paling demen nih kalau food photography, apalagi aku kadang aliran brightmood photography. Sukses terus ya mbak.
BalasHapusaku juga selalu mengandalkan cahaya matahari, menurutku fotonya jadi terlihat natural dan lebih menarik hihi, terimakasih ilmunya mbaaa
BalasHapuswah seru banget acaranya ya mba..
BalasHapushasil foto nya juga tjakep-tjakep banget..
ku suka sama foto yang disamping jendela ituu.. keren deh..
Salam kunjungan dan follow disini ya :)
BalasHapusFoto-fotonya cakep2 mbak. Kusuka. Pingin banget ikutan acara beginian
BalasHapusOoo .. gitu ya mbak tips untuk foodfotography ... makasih ya sharingnya. jadi tau nich
BalasHapusBermanfaat banget pengalamannya mba Jadi penasaran,pengen...
BalasHapusmau dwonk mba ikutan,ditunggu infonya yah mbasai...
BalasHapusbisa cek IG @jepretindah, barangkali ada ws nya lagi usai pandemi nanti :)
Hapus