Halo! Masih menyimak cerita backpackeran kami ke kawasan Kota Tua? Terima kasih sudah membaca postingan bagian pertama, kedua, ketiga, dan keempat. Ini adalah postingan terakhir. Kami memutuskan untuk menutup acara jalan-jalan kami dengan berkunjung ke Museum Bank Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Museum Bank Mandiri. Sekalian berjalan pulang menuju stasiun.
Ternyata, masuk ke Museum ini gratis lho! Pengunjung harus menitipkan tas dan hanya membawa dompet, hanphone dan barang berharga lainnya. Museum ini ditata secara modern dengan apik bahkan futuristik! Masuk ke museum ini kita jadi tahu sejarah perbankan di Indonesia sejak jaman manusia mengenal mata uang. Belajar dengan cara yang mengasyikkan bukan?
|
Satu ruang transaksi untuk satu nasabah |
|
Patung para Meneer Belanda sedang bertransaksi di bank |
Lagi-lagi, suasana museum yang
redup membuat Dd Irsyad takut. Minta gendong sama Bapa terus, deh.
Sementara saya lebih banyak mendampingi Kk Rasyad yang exiting membaca semua keterangan pada benda-benda museum. Agak sulit juga mengambil foto di tengah ruangan yang pencahayaannya cenderung gelap ini. Suara audio juga terdengar di setiap tema yang ditampilkan untuk para pengunjung. Hmm, ini pengalaman baru bagi saya yang baru memasuki museum dengan penataan modern. Bagus, bagus!
|
Suasana di dalam museum |
|
Tata cahaya yang keren! |
Setelah gelap-gelapan di beberapa ruangan, ternyata ada ruangan yang terang juga lho. Bahkan pintu masuknya juga unik, berbentuk setengah lingkaran dengan pemutar di depannya. Persis seperti yang ada di film untuk tempat penyimpanan barang berharga. Yap, tidak salah lagi. Isi ruangan ini adalah emas batangan! Wow! Beneran? Tentu saja bukan, hehe.
|
Wow! Emas batangan! |
Dalam ruangan ini ada juga alat
simulasi untuk mengetahui berapa berat emas batangan itu. Tentu saja
benda yang dipergunakan mirip emas batangan dan beratnya juga sama.
Ternyata, cukup berat juga! Hmm, lumayan nih. Kalau punya satu udah bisa beli
apa aja yaa...
|
Coba, kuat nggak angkat emas batangan? |
Habis
gelap-gelapan dan bertemu ruangan emas yang terang benderang, kami
melangkah ke samping bangunan. Di sana kami sempat berfoto-foto. Toilet
umum ada di bagian bawah gedung dengan halaman yang luas. Foto-foto lagi
ah....
|
Foto ala OOTD |
|
Foto di depan jendela. Lihat bayangan gedung di kaca. Bagus ya. |
Dari semua museum yang kami kunjungi hari itu, semua memiliki persamaan yaitu menggunakan gedung tua peninggalan jaman Belanda. Ciri khas gedungnya memiliki pintu dan jendela berukuran besar, langit-langit yang tinggi, dan halaman luas di bagian tengah gedung yang berbentuk huruf O. Rancangan seperti ini memudahkan angin keluar masuk ruangan. Jaman dulu kan belum ada AC. Sementara para Meneer pasti selalu kegerahan selama tinggal di Indonesia. Wess... ademm...
|
Halaman terbuka di bagian tengah gedung museum |
Akhirnya, selesai juga acara jalan-jalan ala bacpackeran tour ke museum ala Pasukan Riewuh. Jujur, kami masih kurang puas. Masih banyak tempat menarik yang bisa dikunjungi di kawasan Kota Tua. Kami pasti akan kembali lagi untuk melihat Museum Fatahillah, museum Wayang, museum Bahari, dan tempat bersejarah lainnya (nanti googling lagi). Tunggu Dd Irsyad agak besar sedikit deh. Soalnya dia masih takut sama patung dan suasana museum. Nanti minta gendong terus dan tidak bisa pergi ke lokasi yang lebih jauh lagi. Terima kasih sudah membaca postingan saya. Salam dari kami berlima ^_^
|
Ceritanya lagi jadi uang :D |
hahahha keren abiz yg poto di uang itu mau juga...di sby juga ada gedung BI kapan2 mau kesana juga ah...
BalasHapushehe entah bakal laku apa engga itu duit :D
Hapuswah ada ya mak. asyik dong :)
keren bgt mak...3 boys looks so happy ya
BalasHapusBelum kesampean kesana mak..jadi pengen juga
iya mak, mereka udh lama merengek minta ke museum.
Hapusayoo 3 boysnya mak fitri diagendakan buat jalan2 ke sana ^_^
asiknya, bisa sekaligus mengenalkan uang pada anak ya mak
BalasHapusiya, mak kania...jd wisata sambil belajar ^_^
HapusBanyak yg bisa dieksplore di Kota Tua, ya... Sampai2 postingannya jadi 5 bagian :D. Tambah ingin berkunjung... Ada konsep futuristik juga toh. Sepertinya bakal jadi wisata edukatif yg menarik ni...
BalasHapusdibagi jadi 5 biar ga pusing bacanya :D
Hapussebenarnya masih banyak tempat wisata menarik lainnya di kawasan kota tua Jakarta. Mudah2an ada umur panjang untuk kami sekeluarga jalan2 lagi ke sana dan melihat tempat yg belum sempat kami kunjungi.
konsep futuristik dalam penataan museum jg baru buat saya. pokoknya bikin kagum deh ^_^
Aih Mak Inna kayak abegeh :)
BalasHapusSeru ya jalan2nya .... gratis ternyata masuk sana ya Mak ....
sayah...abegeh...hihihi
Hapusseru mak. iya, kita juga nggak nyangka trnyata gratis. padahal penatannya pasti butuh biaya besar. salut!
Wah menarik sekali ya mak..eeh sy kira td emas beneran ternyata bukan ya...
BalasHapusKapan ya bs kesna dan jd uang spt mak Riana... hihi
kalo beneran, ambil satu ah...haha
Hapuspas motonya sampe antri lho. ternyata banyak yg pengen jadi uang juga :D
Arsitek gedung Belanda emang keren-keren mak. Aku suka naksir dan amaze merhatiinnya. Gedung Bank Indonesia di Bandung uah pernah aku masukin, meski cuma ke perpus. yang Yogya numpang lewat aja. Ke Jakarta, belum liat juga euy. Waktunya selalu mepet. :D
BalasHapusiya keren banget, mak. jalan2 dalam gedung kuno berasa jadi noni belanda, hihi
Hapusaku baru masuk ke gedung bi jakarta aja. yg di bandung sebelah mana ya? lupa :D
wah andai punya emas batangan segede ituya mak
BalasHapusEnaknya dibeliin apa ya mak :D
Hapuswaaa, mupeng pengen masuk museumnya...seru ya mba..anak2 sambil jalan2 juga dapat ilmu
BalasHapusiya. anak2 juga hepi ^_^
Hapusseru mak cerita jalan-jalannya. Contek ya buat ngajak tiga bocah nih :D
BalasHapussilahkan mak...saya juga menang nyontek dari Mak Myra :)
Hapuswih asyik bgt jalan-jalannya..jadi pengen ke sana :)
BalasHapusyuk jalan2 ke kota tua ^_^
HapusSaya belum sempat ke sana waktu ke Kota Tua Jakarta... makasih infonya, mak... :D
BalasHapusperjalanan selanjutnya dalah, museum di kota tua
BalasHapussuasana redupnya memang bikin beberapa anak kurang nyaman, ya. Tapi, tetep asik jalan ke museum ini. Ngebayangin zaman dulu barangnya gede2 banget hihi
BalasHapus