Hari Minggu tanggal 12 April 2015, saya menghadiri acara Reuni Alumni Six PKC di Cikampek. Tepatnya di rumah Ade Tara. Acara ini berbarengan dengan syukuran keberangkatan umroh beliau ke tanah suci. Jadi, pertemuan ini sekalian jadi ajang reuni untuk para alumni yang sudah lama tidak berjumpa. Bahkan ada diantara kami yang sudah dua puluh tujuh tahun tidak bertemu! Hebat bukan?
Berfoto di depan SD. Kasihan yang difoto paling belakang, gelap :D |
Siapa sih, Alumni Six PKC? Alumni Six PKC adalah alumni angkatan keenam dari Sekolah Pupuk Kujang Cikampek (PKC). Sebagian besar dari kami adalah anak-anak dari karyawan PKC. Sementara yang lainnya adalah warga Cikampek. Kami bermain, bersekolah, dan tumbuh besar bersama di kota kecil tersebut. Jaman dulu, belum ada mall dan gadjet. Jadi, kami sering bermain di luar rumah. Seperti memanjat pohon, naik sepeda, bermain bola, galasin, gatrik, kelereng, lompat tali, engklek, dan lain-lain. Kami adalah teman sepermainan dalam suka dan duka. Tangis dan tawa mewarnai masa kecil kami yang indah.
Bagaimana rasanya bersekolah di tempat yang sama selama lima belas tahun? Bersama sejak TK, SD, bahkan sampai SMP. Jumlah murid juga dibatasi untuk setiap angkatan. Kesannya seperti 4 L (Lu Lagi Lu Lagi) ya. Bosan? Jenuh? Tidak. Kebersamaan itu justru membuat kami seperti saudara. Meski sudah lulus dan berpisah untuk melanjutkan SMA, komunikasi diantara kami tidak pernah terputus. Saya bahkan masih berkirim surat dengan beberapa teman ketika meneruskan SMA di Jakarta.
Para alumni sempat tenggelam dalam kesibukan masing-masing. Sibuk dengan masa remaja di SMA, serius kuliah, larut dalam hiruk-pikuk dunia kerja, lalu kemudian menikah serta mengurus keluarga. Sesekali, ada rasa rindu pada kenangan masa kecil yang bahagia. Mengenang masa ceria khas anak-anak yang bebas berekpresi tanpa tekanan hidup. Rindu ingin bertemu teman-teman masa kecil yang menjadi bagian dari hidup kita.
Gimana? Unyu-unyu kan? :D |
Beruntung, jaman sekarang sudah ada media sosial. Satu per satu teman masa kecil dikumpulkan dalam sebuah komunitas. Lewat grup Bbm, Facebook Fanspage, hingga WhatsApp. Hanya bertegur sapa di dunia maya, rasaya kurang afdol ya. Akhirnya, terjadi juga pertemuan pertama berkat obrolan seru di grup WhatsApp, yaitu di Parit Seafood Bandung, dengan Mamat sebagai penyelenggaranya. Asyiik, makan-makan!
Pertemuan di Parit Seafood, Bandung |
Pada tahun-tahun sebelumnya, para alumni yang mayoritas tinggal di Bandung masih rajin bertemu dan jalan bareng. Saya tidak pernah ikut karena tinggal di Jakarta lalu kuliah di Jatinangor. Meskipun jarang berkumpul, rasa solidaritas di antara kami melekat. Jika ada teman yang tertimpa musibah, maka kabar cepat tersebar. Perwakilan dari kami akan segera datang untuk menjenguk. Saya sendiri pernah mendapat kunjungan dari teman-teman ketika dirawat di rumah sakit. Silaturahim memang tidak pernah terputus, ya. Alhamdulillah.
Nah, kangen lagi dong, pengen ketemu. Maka, diadakan acara reuni lagi. Pemberitahuan juga sudah dilakukan jauh hari. Maklum, kami semua sudah berkeluarga dan sibuk dengan urusan pekerjaan masing-masing. Teman-teman juga tinggal di kota yang berlainan, di luar pulau, bahkan di luar negeri. Jadi, mengumpulkan seluruh alumni itu tidak mudah.
Meski tinggal berjauhan, ternyata banyak teman-teman yang hadir pada acara reuni di Cikampek kemarin. Alhamdulillah. Mengutip pernyataan sang tuan rumah, Ade Tara, "Gue nggak nyangka bakal banyak yang dateng. Mungkin karena di Cikampek. Jadi berasa kembali ke habitatnya." Iya, setuju, De. Buat saya, ke Cikampek saja sudah jadi satu perjalanan kenangan. Eh, nggak berlaku buat temen-temen yang tinggal di Cikampek ya, hihi.
Aduh, saya terlalu lama ngomong pembukaannya, ya? Belum lahiran juga, hehe. Eh salah. Mana cerita reuninya? Iya iya, ini cerita tentang reuni kemarin. Punten ah, ada banyak foto. Harap maklum, fotografernya juga ada banyak. Saya ijin pinjam foto-foto yang ada di grup untuk ditayangkan di sini. Makasih buat para fotografer handal ^_^
Boys and girls. Ups, bapak-bapak dan ibu-ibu :D |
Foto bareng. Masih keren dan unyu-unyu kan? |
Saat foto bareng, kebetulan Yuzar sedang keluar sebentar untuk membujuk kedua gadis kecilnya yang sedang rewel. Sedangkan Agus tidak sempat berfoto karena datang belakangan. Aduh, maaf ya. Susah kalau harus diulang lagi. Disuruh ngumpul juga udah riweuh banget. Pada nggak bisa diem semua. Heran. Ck ck ck...
Emak-emak narsis. Termasuk Zani di belakang :p |
Yang narsis dan yang bergaya |
Kiri atas: Ade Tara dan Foury. Kanan atas: Tri dan Ai. Tengah: coba ya geser dikit,empat enam empat enam... Bawah: ngobrolnya kurang lama ya. Masih kangen. |
Namanya reuni pasti lebih banyak diisi dengan mengobrol dan bercanda. Setelah semua yang menyatakan akan hadir sudah berkumpul, acara reuni pun dimulai. Acara dibuka oleh tuan rumah, Bapak Ubay, suami Ade Tara menyambut kedatangan kami. Disusul sepatah dua patah kata dari perwakilan alumni, Kiki (yang kerap disebut Ustad). Kemudian berlanjut dengan bincang-bincang santai.
Kiri atas: Bapak Ubay memberi sambutan. Kanan: Iyam urun pendapat. Tengah: raja minyak Noviardi bersama dayang-dayang cantik Kiri bawah: para bapak cool. Kanan bawah: rapat tentang kunjungan guru |
Kumpul-kumpul tidak lengkap tanpa ada makanan. Kami disuguhi berbagai hidangan. Mulai dari es kelapa muda, duren, rambutan (tidak sempat difoto). Ada sate maranggi, ayam goreng, sop, aneka kue. buah duku, apa lagi ya, nggak konsen saya, haha. Plus tidak ketinggalan sumbangan pempek dari Windy dan jengkol dari Intan. Hebatnya, makanan ini seolah tidak habis-habis! Ada lagi dan lagi! Kayak sulap aja ya.
Boleh tambah sepuasnya... |
Oia, pada acara kemarin, kami dihibur alunan lagu dangdut dengan para biduannya yang bersuara merdu. Salah satu teman kami, Lenny, ikut menyumbangkan lagu. Nggak nyangka kalau kamu jago nyanyi dangdut, Len! Ayo, goyang dumang!
Lenny (kiri) berduet goyang dumang |
Suasana makin riuh saat sang biduan yang tengah bernyanyi tiba-tiba menghampiri salah satu teman kami yang masih bujangan, Edwin. Kontan saja yang lain segera menyingkir untuk memberikan ruang bagi sang biduan beraksi. "Permisi, Pak. Maaf, saya mau numpang goyang-goyang di sini. Boleh?" Edwin hanya terdiam. Pasrah. Kami semua tidak kuasa menahan tawa melihat adegan lucu ini. Duh, Edwin, yang sabar yaa...
Hiburan dari sang biduan dangdut |
Sempat terjadi insiden mati musik. Edwin lega. Tapi, tak lama setelah musik terdengar lagi, sang biduan pun kembali datang menghampiri. Eaa...dikerjai lagi, deh. Sang biduan berbaju merah ini baru beranjak pergi setelah diberi saweran. Lalu, dia pun berkeliling mencari korban saweran yang lain. Coba lihat sendiri siapa saja korbannya pada foto di atas.
Puas tertawa, sudah waktunya serius rapat. Santunan untuk para guru menjadi agenda utama yang dibicarakan. Kami berencana menengok guru yang sedang sakit sepulang dari acara reuni. Untuk sementara, dikumpulkan sumbangan untuk dua guru dulu, yaitu Pak Agus Surahman dan Pak Taufik Hidayat. Mengingat keterbatasan waktu, teman-teman hanya datang ke rumah Pak Agus saja. Sedangkan untuk Pak Taufik, diwakilkan pada Yanti (beliau masih berhubungan dekat dengan para guru).
Saya tidak ikut menengok Pak Agus. Saya harus segera pulang. Maklum, kami tidak ingin kemalaman sampai di Bogor. Lagipula, kami sudah tiba di Cikampek sejak pulul 9 pagi. Sebelum ke rumah Ade Tara, saya dan keluarga menengok Papi saya terlebih dahulu. Boyz sudah terlihat lelah. Bapa juga akan berangkat dinas ke Gorontalo keesokan harinya. Jadi, kami pulang cepat supaya bisa cukup beristirahat.
Pak Arifin (kiri) dan Pak Agus (kanan) bersama para jagoan neon. |
Menjenguk Pak Agus |
Dari laporan teman-teman yang menjenguk, kondisi Pak Agus sudah lebih baik. Beliau sakit stroke dan diabetes. Dikunjungi oleh para muridnya ini tentu saja membuat beliau senang. Rasa bahagia terpancar jelas dari raut wajahnya pada foto di atas (Pak Agus mengenakan baju training berwarna merah putih). Alhamdulillah, semoga sehat terus ya, Pak. Salam bakti dari kami semua.
Satu lagi nih. Sebenarnya, ada acara Tour de Kujang setelah reuni. Saya memang tidak bisa ikut karena takut kemalaman. Ternyata, rombongan Bandung sudah lebih dulu tour sebelum datang ke reuni! Ih, curang deh kamyu! Haha, nggak apa-apa. Lihat foto-foto tournya saja saya sudah senang kok. Bayangkan, dua puluh tahun sampai tiga puluh tahun yang lalu kita pernah sekolah disini! Subhanallah!
Rombongan Bandung sedang Tour de Kujang |
Sudah dulu, ya. Kalau diterusin, saya bisa terharu karena masih kangen. Belum puas mengobrol dengan kalian semua. Oia, ada sesuatu yang bikin saya nangis guling-guling. Rupanya setelah reuni ini, teman-teman masih sempat mampir di warung bakso Mang Udin. Iya, Mang Udin tukang bakso keliling di komplek PKC. Sekarang beliau sudah punya warung sendiri. Dulu waktu kecil, saya sanggup menghabiskan dua mangkok bakso sekaligus, lho! Hmm... jadi gitu, ya. Saya nggak diajak ke Mang Udin? Yah... sudahlah *mojok*
Sebagai penutup, saya mau berterima kasih kepada Ade Tara sebagai tuan rumah yang mau direpotkan menjadi penyelenggara dan menampung kita semua pada acara reuni ini. Semoga barokah untuk perjalanan umrohnya ya, De. Aamiin.
Terakhir, untuk teman-temanku para alumni six PKC yang tercinta. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah. Bahagia rasanya bisa mengenal kalian, teman-teman masa kecil yang menyenangkan. Semua kenangan tetap terpatri di hati dan tak mudah dilupakan. Semoga persaudaraan kita ini terus terjalin, ya. Dan jangan lupa, pesan saya satu lagi, saya minta supaya kalian semua jangan sembuh dari sakit jiwa. Oke? Hahaha!
Semoga mereka tetap seperti ini. Hyuuukkk! |
Kebayang seru, asyik, dan ramenya acara reuni ini.
BalasHapusSeneng ya, Mak, ketemu temen2.
alhamdulillah ma pipit. hepi banget :)
HapusWah seru bg5 mak reuninya
BalasHapusiya mak, seruuu
Hapusih aku tau banget ini sekolahannya. ternayta dari Cikampek juga toh
BalasHapusThis is kewl bingids
BalasHapusKewl banged mak riweuh
BalasHapusAku selalu terharu klo baca reuni kayak gini mak..dan lgs ngebayangin bisa kumpul sama temen2 SD ku dulu..huhu kangeeeeen sm mereka
BalasHapus