Berhenti ngeblog. Serius? Beberapa minggu yang lalu saya terus memikirkan hal tersebut. Saya merasa tidak sanggup meneruskan aktivitas menulis blog dan segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia blog. Jika sudah berhenti, mau apa? Saya akan fokus di dunia nyata saja. Jadi, ngeblog yang sejatinya beraktifitas di dunia maya akan saya tinggalkan.
Saat galau memikirkan mau berhenti atau tidak, saya coba mengingat kembali tujuan awal ngeblog. Dulu, pertama kali bikin blog buat apa sih? Saya bikin blog CUMA (maaf pakai capslock) untuk mengabadikan kenangan di tanah rantau bersama pasukan riweuh alias keluarga tercinta. Udah, itu aja. Soal buat cari duit lewat blog, itu mah jauh dari cita-cita.
Seiring berjalannya waktu dan perkembangan jaman (cieh), saya ikut terbawa arus menerima sedikit kompensasi dari menulis di blog. Entah itu dapat hadiah barang atau materi. Seneng? So pasti lah. Masa nggak seneng. Aneh aja kalo nggak demen dikasih hadiah.
Seiring berjalannya waktu pula, postingan tentang pasukan riweuh mulai berkurang. Mulanya sih, karena kami sudah tidak merantau lagi. Jadi cuma bisa jalan-jalan di dalam kota Bogor saja. Itu pun jarang dilakukan karena sebuah 'kondisi spesial' yang tidak memungkinkan kami bebas keluyuran seperti keluarga normal lainnya. Ya nasib. Tentang keadaan ini, saya cuma bisa pasrah :)
Blog Emak Riweuh sebagai blog utama sejatinya banyak menceritakan tentang keluarga saya, pasukan riweuh. Namun ada satu kejadian yang membuat saya mendadak tidak bersemangat lagi memposting cerita tentang 3 boyz, pemeran utama pasukan riweuh tercinta, yaitu:
- Pertama, saya menyadari bahwa usia blog itu hanya sementara. Postingan blog yang kita tulis bisa hilang karena masalah teknis dan faktor kematian pemiliknya. Iya, kematian si pemilik blog. Jadi, kalau saya meninggal dunia maka blog saya pun akan ikut meninggal juga. Lho, kok gitu? Bukannya tulisan di blog itu abadi? Atau jadi nggak abadi karena blognya sudah TLD dan bukan gratisan lagi? Sama saja. Punya blog gratisan kalau tidak diupdate selama bertahun-tahun nanti akan dihapus oleh Google. Sedangkan blog TLD bisa tetap awet jika ada penerus yang rajin membayar perpanjangan domain. Untuk kasus saya, siapa juga yang mau bayarin TLD ketiga blog ini jika saya meninggal? Nggak ada.
- Kedua. Saya masih merasa trauma gara-gara tulisan saya sendiri tentang salah satu dari 3 boyz yang berkelakuan baik dan mendapat pujian karena niat mulianya tersebut. Lho, kok trauma? Tulisan itu langsung saya hapus. Saya sangat takut ada orang jahat yang membacanya. Ya Allah, ngeri membayangkan resiko yang bakal terjadi! Sejak itu, saya jadi malas menulis lagi tentang 3 boyz secara khusus.
Kembali ke niat untuk berhenti ngeblog. Saya memang punya tiga blog saat ini. Yaitu www.emakriweuh.com, www.innariana.com, dan www.dapurngebut.com. Ketiganya memang serius ingin saya kembangkan. Sebagai peternak blog yang baik, saya rutin memberi makan postingan blog secara bergiliran pada ketiga peliharaan saya tersebut. Bahkan agenda dengan jadwal khusus sudah disiapkan agar saya tidak lupa dan tetap konsisten menulis.
Terus, masalahnya apa Mak, sampai mau berhenti ngeblog?
- Waktu ngeblog hanya pada hari kerja dan jam kerja saja. Di luar waktu tersebut, saya harus lihat kondisi pasukan riweuh apakah aman atau tidak untuk dicuekin sementara waktu (seringnya sih enggak aman).
- Ide yang menguap. Jujur, saya nggak pernah kehabisan ide untuk menulis. Akibat tidak langsung ditulis, ide tersebut menguap. Sayang, saya hanya lancar menulis di netbook dan tidak bisa ngeblog via hp. Perasaan mangkel karena nggak bisa ngetik itulah yang sering menyiksa batin (halah).
- Sulit konsentrasi menulis karena disambi pekerjaan yang lain. Ngeblog pagi hari disambi dengan jaga toko (jika kebetulan sedang tidak banyak kerjaan). Lalu dilanjut saat pulang ke rumah pada siang hari sambil mengasuh boyz. Tapi sering juga saya malah tidur siang karena tepar. Jelang ashar saya sudah ada keriweuhan lain yaitu mengurus boyz berangkat mengaji dan mengantar pesanan obat.
- Beperan lihat blog teman-teman lain yang lebih maju dan berprestasi. Saya pengen juga membenahi blog, tapi yaa nguliknya menyita waktu karena saya gaptek. Saya pengen juga bisa menulis postingan blog yang cetar membahana. Apa daya tulisan saya asal-asalan aja, asal update. Jadi, jangankan ikut lomba blog, postingan pribadi aja keteteran. Dengan belagu, tawaran ikut lomba via email pun saya tolak semua. Kapan mau bikinnya??? Saya masih tahu diri.
Selain 4 masalah di atas, ada lagi 2 prioritas yang mendorong saya untuk berhenti ngeblog, yaitu keluarga dan pekerjaan. Ingat lagi skala prioritas, blog atau dunia nyata? Tentu saja dunia nyata!
Buat teman-teman yang sudah setia dengan akun Twitter @EmakRiweuh dari jaman baheula, tentu masih ingat tag line saya: hanya serius di dunia nyata. Artinya, ya saya memang nggak serius di dunia maya. Untuk apa saya hidup di dunia? Untuk anak-anak dan suami. Mereka prioritas saya nomer satu. Sudah seharusnya saya lebih mementingkan mengamati tumbuh kembang 3 boyz lebih dekat daripada menghabiskan waktu untuk ngeblog. Mereka sedang membutuhkan perhatian saya. Jika ada masanya nanti mereka sudah mandiri, mungkin saya bisa punya lebih banyak waktu buat ngeblog.
Prioritas lainnya adalah pekerjaan saya. Sebagai pemilik toko obat bersama suami, saya harus fokus membesarkan usaha ini. Semoga saya bisa mengemban amanah dari suami saya ini untuk modal masa depan. Jujur ngaku nih, saya sering nggak fokus jaga toko karena sibuk ngeblog. Saya merasa bersalah.
Pekerjaan lain yang terbengkalai adalah usaha aksesoris handmade. Waktu masih aktif, penghasilan saya lumayan lho. Usaha ini saya tinggalkan karena saya memilih untuk ngeblog. Saya tidak bisa melakukan keduanya sekaligus. Tangan saya cuma dua. Nggak mungkin dong saya menjahit bros sambil ngetik, ya nggak?
Lantas, jadi nggak berhenti ngeblognya? Enggaakk!!! Lha, katanya mau berhenti? Mau sih, cuma sayang aja. Saya terlanjur cinta sama ngeblog. Saya cuma mau numpang curhat aja di sini supaya teman-teman yang sudah setia membaca blog ini bisa mengerti kenapa postingannya tersendat. Jadi, harap maklum karena emak riweuh memang beneran lagi riweuh. Saya posting blog jika situasi memungkinkan saja ya (seperti sekarang ini bisa nulis karena boyz lagi tidur siang).
Tentang rencana berhenti ngeblog ini sempat saya bilang di grup Whatsapp Asian Blogger. Para Mbak-mbak cantik ini kebanyakan mendukung saya supaya jangan berhenti. Alhamdulillah, terima kasih untuk dukungannya *peluk satu2*
Sebagai penutup, kutipan dari chat Whatsapp Asinan Blogger by Mbak Ratna:
Inna mau berhenti ngeblog? Aku contek salah satu quote
"Ketika kita ingin behenti melakukan sesuatu, ingat lagi hal-hal apa yang membuat kita memulainya"
(lupa itu wisdom wordnya siapa)
Kita sama, mbaa.. Aku juga selalu galau mau berhenti ngeblog & nulis. Tapi masih nulis aja terus walaupun gak ngotot ya. Anak & suami yang utama.
BalasHapussetuju mba leyla. boys juga masih kecil dan masih butuh emaknya setiap saat
HapusBaru beberapa waktu lalu baca postingan pamitan 2 blogger senior, kirain mak Riana mau jadi kloter selanjutnya. Apapun keputusan teman2, saya hargai kok, tiap orang punya pilihan hidup. Yang penting apapun keputusannya bikin teman2 nyaman, termasuk keputusan mak Riana untuk terus ngeblog.
BalasHapuswah baru tahu kalo ada yg pamitan.
Hapusiya mak lusi, apa pun itu yang penting kita jalani dengan nyaman dan bahagia :)
Mana yang utama Mak, jika ngeblog menganggu dunia nyata ya hentikan sementara, mari berpikir untuk kebaikan keluarga. Semangat.
BalasHapusmakasih mak :)
Hapushiatus aja dulu bentar mbak... Dan bener, inget aja awalnya ngeblog itu tujuannya apa :)
BalasHapusiya mbak. saya mau istirahat dulu :)
HapusHi Mba Inna, salam kenal
BalasHapusJangan berenti ngeblog mba :D kan sayang.
Iyap aku juga gitu priotitas utama keluarga, lalu kerjaan, nah kalau lagi lowong kayak gini baru deh ngeblog :D
halo, salam kenal kembali mba wuri.
Hapusiya, sekarang jadi lebih pemilih. kalo sempat ya ngeblog :)
Ngeblog dibawa santai aja Mak. Masing2 kan punya kemampuan yang beda2. Ngga usah terbebani oleh blog. Kalau bisa nulis ya nulis. Kalau ngga ya gpp. Semangat ...
BalasHapussiap, teteh. hatur nuhun :)
Hapusya ampun blog sudah cakep ada 3 masa berenti sih mbak, sayang banget, jangan menyerah ya mbak, maju terus
BalasHapusinsya Allah ga menyerah, cuma agak macet :D
Hapustengkiyu dukungannya, tetanggaa
Pilihan memang berpulang pada pribadi masing-masing, ya. Memang harus ada yang diprioritaskan. Tapi bila ada yang prioritas, yang lainnya bukan gak penting, kan?
BalasHapusSantai aja,kalo sempat, ya ngeblog, tapi kalo masih riweuh dengan anak-anak, ya, jalani aja. Yang penting, tetap semangat. Jalani yang terbaik aja :)
betul, teh. sekarang mau jalani apa adanya aja sesuai sikon. hatur nuhun :)
HapusAku belum sampai kepikiran seperti itu karena aku biasa ngeblog sebulan sekali aja mba. Gak terlalu beban kalau sebulan baru nongol lagi. Kupikir sebulan sekali adalah waktu barang 30 menit buat ngeblog. Mudah sih buatku menerapkannya. Sekedar saran aja. Mungkin targetnya aja diturunkan biar gak beban.
BalasHapusyay sebulan sekali, tp sekalinya keluar langsung nyabet hadiah :)
Hapusiya betul, targetnya harus diturunin nih. makasih banyak sarannya ya tetanggaku sayangg
Hehehee, Mbak Inna eeeuy, kutunggu selalu nich resep masakan dan cara masaknyaaa, jangan berhenti ngeblog ya Mbak
BalasHapusaihh makasih mba astin sayangg :*
HapusHmmm, iya sih beberapa kondisi yang di atas disebutkan sempet membuat saya tidak jadi mempublish artikel. Terutama kalau bercerita masalah anak-anak. Serba salah juga ya Mbak..
BalasHapusyg dipublish yg 'aman' saja, mbak :)
Hapusjangankan Mba Inna yang udahlama ngeblog, saya ajah yang masih baru mengenal dunia ini kadang merasa bosan Mba :)
BalasHapusReminder saya sebagai newbie. Yang saya tahu & baca kebanyakan isi blog untuk dikompetisikan. Nevermind si, siapa tahu rejeki ya.Mungkin mak riweuh sedang jenuh,jadi butuh me time tuk booster ngeblognya..slam kenal mak..
BalasHapusKomentar Mak Heni (dicopas krna broken link):
BalasHapusaduh dirimu kan salah satu emak blogger idolaku tooh kok malah brenti.
gini nih, pengen sumbang ide aja ya.
1. tentang konten yang lenyap. nah idenya, selain rajin save as word document, lalu disimpan di google drive misalnya serta rajin backup content biar aman kalau blog error. Serta, postingan kita edit dan dijadikan buku cetak . saya rencananya juga gini, bair lebih abadi. kalaupun gak ada penerbit yang mau, ya diterbitkan sendiri, banyak kok indiepublisher gratisan.
2. Saya jauh lebih nggak pernah piknik loh. kemarin sempat baper mandek ngeblog ya karena nggak bisa mobile dan pamer foto serta cerita keren kayak blogger lain, tapi akhirnya saya berpikir keras, gimana kalau cerita apa adanya dan mengasah keahlianku sendiri. misalnya tentang kisah di toko obat.
3. aku juga bikin aksesoris mak. malah di suting metro Tv loh karena hal ini. cuman aku memang mandek dulu, tapi nggak pake sedih. karena niatku belajar bisnis aksesoris itu memang untuk bisnis di hari tua. aku sering imajinasinya bikin dan jualan aksesoris sama menantu dan cucu perempuan ku, secara anakku cowok semua, hahaah. jadi santai aja lah.
4. perkara postingan keluarga dan anak, emang bener, aku lebih hati2 sekarang. nggak akan bongkar identitas , nama sekolah, dll utk anak lebih detil. hanya hikmah dibaliknya saja yang diceritakan. kudu waspada juga kita. dan semestinya artikel mak jangan dihapus. di save aja buat kenangan di bukukan buat anak2.
5. memang akhirnya kita akan berpikir dua kali, penting tidaknya ngeblog buat tabungan akhirat mak. namun, berjalannya waktu, kalau bismillah pengen jadi jalan ilmu dan semoga jalan hidayah bagi pembaca, semoga kita dimudahkan.
oke tetep semangat ya, jarang muncul gpp. asal jangan hilang di peredaran. nanti aku merindukanmu.... :D