Liburan bulan Juni kemarin adalah liburan yang penuh kesan. Gimana enggak, setelah lama dikurung oleh pandemi, akhirnya kita semua bisa bebas pergi liburan ke luar kota. Seneng banget kan.
Berhubung ini libutan pertama setelah pandemi, pastinya bakal ruaamee. Yup, banyak yang sudah bosen dan nggak sabar pengen liburan bareng keluarga lagi. Tidak terkecuali kami sekeluarga.
Sebelum pandemi, setelah liburan ke Pangandaran di tahun 2000 rencananya liburan berikutnya adalah ke Malang. Suka diselang-seling gitu. Kalau habis ke pantai maka berikutnya main ke gunung.
Setelah nganggur nggak liburan, 3 boyz ditanyain mau pergi kemana. Si bungsu antusias pengen ke pantai. Okesip, kita ke pantai. Sekalian jauh aja... ke Lombok! Dengan alasan pengen merefresh memori si bungsu yang lupa pernah naik pesawat waktu masih bayi.
Sekalian memperkenalkan transportasi udara ini ke 3 boyz. Biar mereka tahu tata caranya naik pesawat di bandara. Jadi kalau bepergian sendiri suatu saat nanti, nggak norak n celingukan bingung di bandara hehe.
![]() |
Mengajari boyz cara check in |
Alhamdulillah kesampean juga ajak si bungsu yang nggak inget kayak apa naik pesawat karena masih bayi. Memang dia yang paling exiting sekaligus deg-degan selama naik pesawat. Imajinasinya sampe ke pembajakan segala masa ahaha.
![]() |
Foto minus Aa Dilshad (duduk di seberang) |
Berikut ini adalah agenda kita selama di Lombok pada hari pertama. Kebetulan hari pertama itu jadwalnya paling padat. Begitu mendarat langsung kukurilingan.
Dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Internasional Lombok
Tepat pukul 7.00 WIB kami sekeluarga naik pesawat Super Jet dari Jakarta. Berangkat dari Bogor sebelum adzan subuh. Shalat subuh di jalan tol Jagorawi.
Sarapan? Kami sudah bekal roti tawar isi selai kacang dan selai strawberi. Sampai di ruang tunggu bandara ya langsung hap dimakan. Rencananya kami pengen sarapan or makan siang cepat di Lombok aja pas nyampe.
![]() |
Lombok... kami datang! |
Sekitar pukul 9.30 WITA, pesawat landing di Bandara Internasional Lombok. Sedikit celingukan karena belum pernah nginjek bandara ini, nyariin pintu keluar sebelah mana ya haha. Setelah telponan dengan guide yang menjemput kami, ketemu juga di pintu keluar setelah menyebrang dari bangunan area kedatangan.
Kami ditemput oleh Bli Kade. Travel guide pilihan Bapa adalah rekomendasi dari teman kantor di cabang Lombok. Yup, dulu Bapa kan beberapa kali mengunjungi Lombok untuk dinas. Saya dan Aa Dilshad kecil pernah ikutan main ke Lombok waktu kami tinggal di Denpasar. Kayaknya Aa udah lupa lagi gimana rasanya ke Lombok.
Cerita pertama kali ke Lombok: Berwisata ke Lombok: Pantai Senggigi dan Gili Terawangan
Makan Siang Nasi Balap Puyung
Berhubung sudah kelaparan, kami makan siang yang dicepetin di dekat bandara. Tepatnya di RM Cahaya - Bil. Hidangannya bernama nasi balap puyung.
RM Cahaya - Bil |
Diberi nama demikian karena ada ceritanya. Menurut Bli Kade, dulu di kawasan Puyung ini sering diadakan adu balap. Ketika pembalap ini lapar, ada yang berjualan nasi kumplit dengan lauknya. Jadilah namanya nasi balap puyung.
Isinya ada nasi putih, ayam goreng, oseng buncis. sate lilit, semacam serundeng daging, dan ayam suwir pedas. Rasanya? Enak buat saya. Pedas buat si bungsu, kecuali ayamnya saja yang bisa dia makan.
Nasi Balap Puyung |
Lewat Depan Sirkuit Mandalika
Tidak jauh dari bandara, kami diajak melihat Sirkuit Mandalika. Aslinya sirkuit ini belum jadi banget, jadi fasilitasnya belum dilengkapi. Ketika event internasional kemarin, banyak penonton dan turis mancanegara yang kecewa karena fasilitasnya. Semoga ke depannya bisa diperbaiki lagi fasilitas dan pelayanan untuk pengunjungnya.
Oia, kami cuma lewatin doang. Karena di depan sirkuit itu cuma berbagai spot foto. Banyak mobil wisatawan berhenti untuk sekedar berfoto. Pedagang kaki lima pun ada. 3 boyz ditanyain, "Mau berhenti buat foto nggak?" Dan mereka pun serentak menjawab nggak mau hahaha.
Yah beginilah kalau punya anak laki-laki. Mana mau mereka popotoan. Apalagi matahari terlihat sangat terik jelang tengah hari. Makin ogah lah mereka buat menepi, popotoan sambil papanasan.
Pemandangan Indah di atas Bukit Seger
Sekitar pukul 11.44 WITA, kami tiba di Bukit Seger. Awalnya kami rada ogah2an diajak pepotoan tengah hari begini. Tapi Kata Bli Kade, pemandangan di atas bukit itu indah. Bisa kelihatan sirkuit sekaligus pemandangan pantai.
![]() |
Naik naik ke Bukit Seger |
Naik bukit? Nanjak dong? Hah huh saya yang kewalahan jalan nanjak pun terpaksa menuruti. Ngos-ngosan iya. Mana panas pula. Eh pas sampai di atas, semua lelah dan eungaph pun terbayar... masya Allah pemandangannya bagus banget!
Pemandangan sirkuit dan pantai sekaligus |
Panas nggak di atas? Ternyata nggak panas karena banyak angin. Jadi tetap adem walaupun panas terik. Yang ganggu yaa pedagang asongan aja sih. Banyak anak-anak kecil menawarkan cindera mata atau jasa motoin. Ada juga ibu-ibu nawarin tikar dan air kelapa.
Salah setingan kamera euy :( |
![]() |
Ibu dan Bapa lagi mejeng |
![]() |
Aa Dilshad, Dd Irsyad, dan Kk Rasyad |
![]() |
Minum kelapa muda segar di atas bukit |
Setelah melepas penat dan puas minum air kelapa, kami pun turun menuju pantai. Namanya pantai Seger. Ada patung Putri Mandalika dan kisah legendanya serta festival Bau Nyale yang sudah terkenal. Yaitu keluarnya cacing laut warna-warni yang bisa dikonsumsi. Biasanya event ini diselenggarakan pada bulan Februari.
![]() |
Patung Putri Mandalika |
Pantai Kuta dan Alfamart
Tujuan berikutnya adalah Pantai Kuta. Bukan pantai Kuta di Bali, ya. Ini pantai Kuta di Lombok. Dibacanya: kute (bukan e pepet). Sekalian kami cari kafe atau tempat yang bisa nyaman buka laptop karena Aa Dilshad ada kuliah.
Yay! Ketemu pantai! |
Pantainya ramee... padahal bukan wiken |
Yup, Aa memang masih belum libur dan sedang UAS malah. Jadi liburan ini, Aa bawa laptop untuk kuliah, ngerjain tugas, dan ujian. Dipilih nangkring di Alfamart seberang Pantai Kuta. Jadi Aa bisa buka lapton di Alfamart sementara kami main di pantai. Bli Kade pun menemani Aa di Alfamart.
Aa lagi kuliah online |
Pantai Kuta ini pasirnya unik karena butirannya besar kayak biji merica. Saya pun sempat mengambilnya sedikit untuk kenang-kenangan.
Pasirnya kayak biji merica |
Saya dan Bapa menemani Kk Rasyad dan Dd Irsyad yang nggak tahan pengen main air. Berhubung nggak ada rencana main air di hari pertama, baju ganti sudah dipas jumlahnya. Saya pun harus berteriak mengingatkan agar baju mereka jangan basah kuyup. Cukup kejar-kejaran ombak dan basah sedikit saja. Tapi yah susah deh hahaha.
Main air tapi nggak boleh basah :D |
Daripada makin lama dua anak makin basah, saya sudahi saja sesi main di pantai. Bawaaan kok ngantuk pengen ngopi. Bapa sudah ngopi di pinggir pantai karena kami numpang duduk nggak enak kalau nggak beli. Saya pun aja 2 boyz menyusul Aa di Alfamart, buat sekalian ngopi dan ngemil tipis-tipis.
Nggak bisa lepas dari ngopi :P |
Selanjutnya ke mana lagi? Bersambung ke bagian 2.
Wah anaknya yang cowok ganteng-ganteng, nih, eh ada satu yang cewek keliatan tomboy. Hemm Mandalika, arena balapan satu ini memang terkenal dengan keindahannya, bagus banget pemandangan di sekitarnya. Mantep, terima kasih sharingnya!
BalasHapus