Pada tanggal 19 Juni 2014, Aa Dilshad diwisuda lulus SD. Istilah kerennya: graduation day. Sayang, saat itu Bapa kebetulan sedang dinas ke Banyuwangi. Jadi, saya membawa kedua adiknya, Kk Rasyad dan Dd Irsyad sendirian ke sekolah. Aa sendiri sudah berangkat lebih pagi ke sekolah. Saya menyusul setelah beres memandikan dan menyuapi Dd Irsyad.
Belum sempat sarapan, Aa menelpon meminta saya segera datang. Secepat itukah Aa akan tampil di panggung? Tidak mau melewatkan momen wisuda, saya segera bergegas. Saya tidak perlu berdandan lama. Dalam waktu lima menit, saya sudah siap berangkat.
Ternyata, sampai di sekolah acara baru dimulai. Menurut dugaan saya, acara wisuda murid-murid kelas 6 pasti diletakkan di penghunjung acara. Secara bergantian, murid-murid kelas lain mengisi panggung hiburan dangan aneka bakat yang mereka miliki. Ada yang bernyanyi, menari, baca puisi, berpidato dalam bahasa Inggis, Arab, bahkan bahasa Sunda juga ada. Wah, pinter-pinter semua, ya.
Kami bertiga, saya dan Kk Rasyad serta Dd Irsyad, duduk di bangku penonton sambil menikmati konsumsi kue yang dibagikan. Lumayan, ganjel perut kosong. Sementara Aa bersama teman-teman kelas 6 duduk di tenda khusus di sebelah panggung. Mereka semua berpakaian resmi. Semua murid laki-laki tampak gagah mengenakan jas. Sedangkan murid-murid perempuan tampil cantik dalam balutan kebaya.
Tempat duduk murid-murid kelas 6 |
Acara masih lama. 2 boyz mana bisa tenang duduk diam di bangku penonton. Saya biarkan mereka bermain kamera. Beginilah hasilnya:
Foto hasil jepretan Kk Rasyad. Emak narsis. Dd asyik sendiri. |
Kk Rasyad memotret aneka ekspresi Dd Irsyad |
Foto hasil jepretan Dd Irsyad |
Lama-lama mereka bosan. Mulai deh, beranteman! Duh, daripada berisik dan ganggu penonton lain, saya ajak mereka bermain ke TK sebentar.
Yuhuuu! Serodotan! |
Mereka senang bermai di TK. Tapi, saya merasa pegal harus mengawasi mereka sambil berdiri. Suasana juga kurang nyaman karena sedang ada renovasi gedung. Saya ajak mereka pindah bermain di mushola. Lebih dekat dengan panggung. Jadi, kalau ada pengumuman wisuda segera dimulai, kami bisa kembali ke bangku penonton.
Emak numpang nampang. Eh, ada penampakan! |
Agar Aa tidak cemas melihat kami tidak ada di bangku penonton, saya suruh Kk untuk memberi tahu Aa kalau kami menunggu di mushola. Huuffttt! Enaknya bisa selonjoran! Kk dan Dd pun bisa berlarian dengan bebas di teras mushola yang luas. Saya tidak duduk sendirian. Tidak lama kemudian, dua-tiga orangtua murid yang juga 'pegal' karena mengasuh bocah kecil ikut menemani saya.
Aa Dilshad datang menghampiri kami. Dia bawa makanan! Sepaket nasi hokben segera ludes dalam waktu singkat. Kami berempat menyantapnya dengan lahap. Hap! Alhamdulillah. Jangan tanya betapa laparnya saya yang tidak sempat sarapan ini. Tadi kan, cuma ngemil kue. Lalu capek mengasuh 2 boyz yang pecicilan ini.
Paket nasi hokben dimakan berempat |
Sudah kenyang. Acara wisuda belum juga dimulai. Aa kembali ke tempat duduknya. Kk dan Dd mulai bosan bermain di mushola. Mungkin juga karena bete bolak-balik saya larang untuk jangan berayun pada pintu mushola yang belum dipasangi kaca. Untung saja di depan mushola ada permainan panjat tali. Ya sudah, sana main di situ! Mereka masih bisa saya awasi dari mushola.
Anak siapa yang nyangkut inih ??? |
Akhirnya, acara wisuda dimulai. Benar kan, dapat giliran terakhir. Tepatnya setelah pentas dari murid-murid kelas 1 sampai 5 selesai. Satu per satu nama murid dipanggil untuk menerima medali kelulusan. Tenda tempat duduk anak-anak kelas 6 mulai kosong. Aa duduk di barisan belakang dan dipanggil belakangan. Kk dan Dd saya dudukkan di kursi yang kosong di tenda yang sama. Saya bersiap dan agak berebut posisi dengan orangtua murid yang lain. Mencari posisi yang tepat untuk mengambil foto.
Aa Dilshad menunggu panggilan |
"Muhamad Dilshad. Anak dari Bapak Dadang Sumirat..." panggilan untuk Aa. Dia berjalan untuk menerima medali dari Ibu Yayasan Sekolah dan Bapak Kepala Sekolah. Lalu Aa menyalami satu-satu para guru yang sudah membimbingnya belajar selama ini.
Ibu Yayasan dan Bapak Kepala Sekolah memberikan medali |
Terima kasih, Bu Guru. Terima kasih, Pak Guru. Terima kasih untuk bimbingannya selama ini. Jasa-jasa Bu Guru dan Pak Guru akan selalu dikenang sepanjang hidup.
"Selamat ya, Dilshad!" kata para ibu guru |
Senyum ceria ibu guru |
Aa Dilshad memang tidak sepenuhnya enam tahun belajar di sekolah ini. Saat kelas 2, Aa harus pindah ke Palangkaraya. Lalu, setahun kemudian pindah sekolah ke Makassar. Dari Makassar, saat duduk di kelas 4, Aa kembali lagi ke sekolah ini.
Aa menyukai teman-temannya lamanya. Rasa kangen terlihat saat ia menatap foto teman-teman sekelasnya yang dipajang di meja belajar. Saya tahu benar teman-teman Aa di sekolah ini adalah anak-anak yang baik. Haru terasa saat saya mengantar Aa untuk kembali bersekolah di sini. Suka cita tampak pada wajah Aa. Reaksi teman-teman lamanya saat melihat Aa kembali lagi juga membuat saya terharu. Mereka terkejut sekaligus senang bisa bertemu Aa kembali, "Itu Dilshad!" seru mereka.
Para wisudawan bernyanyi |
Bersama teman-teman tersayang |
Para wisudawan membaca doa, lalu bernyanyi bersama. Acara wisuda selesai. Selanjutnya adalah pengambilan rapor di kelas masing-masing. Sebelum membubarkan diri, sesi pemotretan menjadi penutup. Saya tidak berhasil mengambil foto yang bagus. Kalau posisi dan kalah dari segi kecanggihan kamera, hehe.
Foto bersama |
Alhamdulillah. Aa sudah lulus SD. Nggak terasa ya, Nak. Rasanya baru kemarin Ibu mengantarmu masuk TK di sini. Bersiap ke jenjang selanjutnya, ya. Aa akan maneruska SMP di pesantren seperti yang sudah kita bicarakan sejak dua tahun yang lalu. Tetap rajin belajar, jadi anak soleh yang mandiri, dan jadi panutan untuk kedua adikmu. I'm so proud of you, son.
Bercengkrama usai wisuda |
Selamat ya AA Dilshad sudah lulus SD..
BalasHapussamaan anak 3 cowok dan hampir seumuran ya mak...emang riweuhhh deh
Btw, SDInya aa Dilshad anugerah insani yang di Jalan Sukhati ya ??
iyah maak..kita senasibbb ^_^
HapusBetul, kok tahu?
rumahku dulu disitu mak di bojong 3, sekarang acropolis karadenan, suka kepasar kecil dekat situ juga dulu itu..
Hapuswaah coba ga pindah ya mak. Kita deketan deh...
Hapusselamat ya buat Aa yang ganteng udha lulus SD
BalasHapusMakasih, Mak Lidya ^_^
HapusInaaaa...anak dah smp aja...congrats buat Dilshad ya...
BalasHapusSantyyyy....aku kemaren beberes nemuin mainan buat Dilsad yg dikau kirim dari Australi msh ada. Masih suka dimainin Dd Irsyad meski dah ga bunyi n bolanya ilang :))
HapusMakasih ya say :)
Waaa selamat yaa Aa. Duh udah gede ya udah mau SMP. Tapi emaknya awet muda lho itu, A ;)
BalasHapusMakasi Ateu Mia :)
HapusAah yg bener...hihihi
Ke pesantren mana nih, Mba? Selamat ya, Aa. Makin semangat ngelanjutin sekolahnya, ya.
BalasHapusKe Insan Kamil. Masih di Bogor juga.
HapusMakasii Ateu Idah :)
Selamat ya Aa :)
BalasHapusTerima kasih, Ateu Niar :)
HapusEh masa Ateu ya, ngikut jadi sunda. Bu Niar deh :D
Selamat Aa :)
BalasHapusMakasiii :)
HapusAA Dilshad, selamat ya :)
BalasHapusmakasih bunda keke :)
Hapusberkunjung kemari sambil menyimak, selamat menunaikan ibadah puasa, salam. ditunggu kunjungan
BalasHapusbaliknya ya ^_^
terima kasih untuk kunjungannya
HapusSelamat ya Aa. Seru juga ya, dapet medali seperti wisudaan sarjana :)
BalasHapusmakasih, mak lianny.
Hapusiya, dapet medali. dulu waktu kita SD ga ada ya :D