Hari Rabu, tanggal 22 Oktober 2014. Sore yang cerah. Saya pergi ke warung untuk membeli keju. Kk Rasyad dan Dd Irsyad minta dibuatkan makaroni saus spaghetti untuk makan malam. Mereka berdua saya tinggalkan di halaman rumah, bermain sepeda dengan anak-anak tetangga. Namun saat itu Kk sedang ‘dihukum’ tidak boleh bermain sepeda dulu sampai luka bakar di kedua telapak tangannya sembuh.
Saya belum sampai ke warung. Tiba-tiba, dua anak tetangga menyusul saya dengan sepedanya. Mereka memberi tahu bahwa Kk jatuh dan berdarah. Ternyata Kk tidak menuruti perkataan saya dan meminjam sepeda temannya lalu terjatuh.Segera saya hampiri Kk. Ibu tetangga sedang menenangkan Kk yang menangis. Wajahnya lecet dan berdarah. Jidatnya bahkan benjol cukup besar. Reflek, saya sempat menggerutu kesal karena Kk jatuh akibat tidak menurut pada saya. Duh, seharusnya saya bisa lebih sabar. Yah, namanya manusia biasa. Saya bisa kesal juga, kan.
Menurut teman-temannya, Kk naik sepeda dan ngebut lepas tangan. Entah karena mau gaya-gayaan atau karena telapak tangannya yang sakit, Kk mengendarai sepeda pakai lepas tangan segala. Karena tangan yang sakit pula, dia tidak menahan tubuhnya. Wajahnya tergores aspal jalan cukup keras.
Bapa kebetulan sedang ada di luar kota. Duh, saya langsung putuskan membawa Kk ke klinik terdekat. Bukan karena saya tidak sanggup mengobati luka Kk. Tapi saya ingin sekalian mengobati luka bakar di telapak tangannya yang mulai bernanah.
Tunggu sebentar, luka bakar kenapa? Sebelum jatuh, Kk punya luka bakar di tangan akibat bermain lilin. Karena letaknya di telapak tangan pastinya digunakan untuk menggenggam, luka ini sukar sembuh. Behkan mulai bernanah. Saya sudah mengobatinya. Namun tidak tega untuk ‘membongkar’ kulit telapak tangan Kk untuk mengeluarkan nanahnya. Di klinik, saya ingin luka ini segera ditangani dengan benar.
Diantar tukang ojek langganan, saya membawa Kk ke klinik 24 jam dekat rumah. Lukanya segera ditangani. Sedikit kulit di telapak tangannya digunting oleh suster untuk penanganan luka bakar yang bernanah. Tindakan yang tidak berani saya lakukan di rumah. Kk meringis kesakitan, tapi tidak menangis.
Luka lecet di wajah dibersihkan dan diberi salep luka. Setelah menebus obat, kami kembali ke rumah. Alhamdulillah, saya lega sekali luka Kk tidak parah. Saya sudah ngeri membayangkan andai Kk jatuh ke got sedalam 1,5 meter di dekat lokasi Kk jatuh. Bapa yang sudah saya kabari lewat telpon juga bisa bernapas lega mendengar Kk sudah diobati.
Dokter di klinik sempat mengatakan bahwa luka di wajah Kk nanti bisa membekas. Supaya itu tidak terjadi, saya harus melakukan perawatan bekas luka dengan benar. Saat luka agak mongering, saya dianjurkan untuk mengolesinya dengan salep bioplacenton. Jika sudah benar-benar kering, baru saya bisa menggunakan salep khusus untuk memulihkan bekas luka.
Berikut perkembangan kesembuhan luka Kk Rasyad dari hari pertama sampai hari keenam:
Berikut perkembangan kesembuhan luka Kk Rasyad dari hari pertama sampai hari keenam:
Hari keenam sudah masuk sekolah |
Saat baru terjatuh, Kk terlihat malu saat orang-orang memandangi wajahnya. Ketika saya bercanda dan bilang, "Ah, ini mah nggak apa-apa. Besok sekolah, ya!" Tidak disangka, air mata langsung menetes di pipinya. Kk menangis tanpa suara. Tidak tega, saya bilang kalau Kk istirahat di rumah dulu sampai lukanya kering. Kebetulan hari Jumat sekolah Kk libur dan hari Sabtu ada pembagian raport bayangan. Jadi, Kk hanya ijin setu hari saja tidak masuk sekolah.
Alhamdulillah, kini luka Kk sudah sembuh. Maaf jika foto berikut bikin eneq, yaitu foto luka bakar di tangan Kk yang sempat bernanah. Sulit memang, punya luka di telapak tangan yang pastinya sering dipakai untuk menggenggam. Agar tidak tergores, luka saya tutupi dengan kain kasa selapis saja. Lalu plester hanya pada bagian pinggirnya. Jadi, luka bisa tetap 'bernapas' dan cepat kering. Jangan tutup terlalu rapat, nanti luka kembali basah dan bernanah lagi. Hiii!
|
Horeee! Sembuh! |
Alhamdulillah, lega sekarang. Mulai kemarin (hari ke sembilan), Kk sudah saya ijinkan bermain sepeda lagi. Saya bersyukur jalan di depan rumah kami sudah diaspal. Andai Kk terjatuh saat jalan masih rusak (bolong-bolong dan penuh batu kerikil), neri juga membayangkan seperti apa kondisi lukanya. Lain kali lebih berhati-hati ya, sayang!
Alhamdulillah,,lukanya sedkit demi sedikit mulai sembuh,,,semangat bersepeda lagi ya,,tapi hati2,,, :)
BalasHapusAstaghfirullah... kasihan kk. Alhamdulillah sudah membaik ya... Lain kali hati2 ya kk Irsyad...
BalasHapusYa ampuunnn Mak Inna..peluk buat Kaka Irsyad...tapi gapapa anak cowo sering jatuh makin kuat dan sehat.. ^^
BalasHapusInnalilahi, duh kasihan kak rasyad. Allhamdulillah sudah membaik ya sekarang , tetep ganteng kok
BalasHapusKk Rasyad sudah sembuh ya...mudah2an selanjutnya lebih hati2 lagi ya
BalasHapusAku nheri lihat lika yang ditanhan, Mbak.
BalasHapusSyukurlah lika sudah mengering, ya.
Lain kali lebih hati2 sepedaanya ya, Kak.
Kk Rasyad ati2 dong ya kalau main. :)
BalasHapusastagfirullah, cepat sembuh ya, salam perkenalan dan slam persahabatan ya mak
BalasHapusSyukurlah sudah baikan ya mak. Ngeri memang klo anak main terus jatuh, takutnya parah sampai dijahit segala *inget pengalaman anak sendiri
BalasHapuskasihan kk. Alhamdulillah sudah membaik ya... Lain kali hati2 ya kk Irsyad...
BalasHapusHati-hati ya dek mainnya...... ^^
BalasHapusAlhamdulillah udah sembuh :)
BalasHapussyukur kalo udah baikan...
lain kali hati" ya kakak rasya hehe
salam hangat emak :D
Kk Rasyad sudah sembuh ya...mudah2an selanjutnya lebih hati2 lagi ya
BalasHapusAnak ku juga abis jatuh mba .. salep nya aku mau beli tp boleh apa tidak untuk anak usia 2 thun ya mba .. di bagian muka nya sangat parah membesot
BalasHapusMom kan aku habis jatuh dari motor nah lutut aku lecet, klo langsunb tak pakai'in bioplacenton gimana mom? Apakah harus nunggu kering dulu?
BalasHapus