Mendadak main ke Anyer. Iya, mendadak alias tidak direncanakan. Penyebabnya adalah sebuah kesempatan emas yang jarang terjadi. Kesempatan emas untuk bebas bepergian tanpa tenggat waktu! Masih mendingan si Cinderalla deh. Dia dikasih waktu boleh pulang pukul 12 malam Lha, kalau saya sekeluarga, setiap hari HARUS ada yang standby di rumah pada pukul 4 sore! Setiap hari! Nah, saat lebaran tahun ini, kebetulan kami punya kesempatan untuk bisa bepergian tanpa cemas. Kesempatan emas ini juga belum tentu terjadi setiap tahun. Jadi, ayo cepat! Kita harus pergi ke suatu tempat! Segera!
Mau pergi ke mana? Hasil diskusi memutuskan kami untuk pergi ke pantai. Pengen aja main ke pantai. Sebagai orang Bogor, kami pasti mainnya ke gunung. Rumah Kakek kan, ada di Ciapus. Itu letaknya di kaki gunung Salak. Jadi, setiap minggu pasti kami pergi ke gunung *maksa*
Pantai Anyer jadi pilihan. Kami berangkat pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2015. Tadinya sih, mau sekalian reuni dengan teman lama yang tinggal di Serang. Sayang, beliau jarang aktif di medsos. Nomor handphone yang dihubungi juga nampaknya sudah berubah. Reuninya nggak jadi deh. Mungkin lain kali.
Karena mendadak, kami tidak sempat memesan kamar hotel. Akibatnya, beberapa tempat menginap yang kami kunjungi sudah penuh. Pilihan terakhir adalah sebuah hotel yang sempat kami browsing sebelumnya. Agak ragu karena harganya yang lumayan mahal. Setelah terdesak waktu maghrib dan Bapa harus buka puasa, kami memutukan menginap di hotel tersebut. Hmm, sekali-kali boleh deh, nginep di tempat yang mahal. Namun sayang, ramainya pengunjung membuat pelayanan di hotel tersebut menjadi kurang memuaskan. Kami menggotong sendiri barang-barang kami karena di tower tempat kami menginap tidak ada petugas hotel yang menyambut di lobi. Kecewa juga nih.
Mejeng sebentar di lobi samping |
Kekecewaan berikutnya adalah ternyata suasana kamar hotel tidak sepadan dengan apa yang kami bayangkan. Mana letaknya jauh, ada di lantai delapan! Sedikit horor dengan tipe bangunan lama yang berkesan angker. Pagar teralisnya, menurut saya dan suami, kurang tinggi. Agak ngeri jika punya anak yang pecicilan seperti kami. Serem deh!
Memang, hotel ini fasilitasnya lengkap dengan dua kawasan kolam renang dan aneka permainan anak-anak. Acara hiburan pada malam hari juga ramai dilihat oleh tamu hotel di lobi. Makanannya kelihatan enak (kami tidak memesan paket makan demi menghemat biaya). Satu lagi yang melegakan adalah pemandangan di balkon kamar hotel! Dengan membayar lebih, kami mendapat kamar yang menghadap ke pantai. Kagok 'edan' lah. Sekalian mahal! Haha!
Hati-hati ya, De! |
Sunset sudah lewat. Subhanallah, tetap indah! |
Keesokan harinya, kami habiskan waktu untuk berenang dan main air! Lokasi bermain di kolam renang hotel dan di pantai. Wow, 3 boyz seneng banget! Sampe nggak mau udahan meski badan sudah gemetaran dan bibir membiru! Cerita main air saya posting di sini.
Kami sengaja pulang lebih cepat. Iya lah, ada waktu check out gitu loh! Plus takut kena macet juga. Ternyata oh ternyata, kami tetap kena macet! Untung saja setelah main air, kami semua sudah menganjal perut dengan makanan yang kami beli dari minimarket. Perut aman deh untuk sementara. Tapi... lama-lama kok laper juga ya. Makan di mana nih?
Bingung juga mau makan di mana. Beginilah kalau perjalanan serba mendadak dan tidak direncanakan. Awalnya, kami ingin mencoba sate bandeng. Tapi setelah agak nyasar dengan panduan Google map, kok tempatnya kelihatan cuma buat take away saja ya. Duh, makan di mana dong? Laper nih! Putus asa, akhirnya kami singgah ke rumah makan sunda yang ada di dekat pintu tol.
Saya tidak sempat memfoto rumah makan tersebut. Smartphone saya tertinggal di mobil dan saya malas mengambilnya. Tempat makan ini menyediakan meja dan saung-saung lesehan. Awalnya, kami mendatangi saung kosong yang belum sempat dibersihkan. Pelayanannya lambat. Setelah saya masuk untuk duduk, kok bau got ya?! Rupanya saung-saung di tengah kebun ini dekat dengan got yang jorok dan berbau. Ugh! Yuk, pindah!
Di bagian depan rumah makan, ada tempat lesehan tanpa saung. Kami pindah ke sana. Situasi agak gelap. Lihat sekeliling, rumah makan ini memang terlihat agak kumuh. Sayang sekali. Padahal pesanan makanan datang lumayan cepat. Rasanya? Biasa saja. Standar. Tidak ada yang istimewa.
Saat makan, 1 porsi paket bebek pesanan kami malah datang 2 porsi. Tidak apa-apa, kami putuskan untuk mengabilnya saja. Karena jadi banyak, makanan tidak habis. Saya minta pelayan untuk membungkusnya saja. Karena lelah (dan lupa tadi apa saja yang dibungkus), saya tidak memeriksa lagi isi bungkusan. Sampai di rumah, saya baru sadar kalau dua mangkok sayur asem dan sambal tidak dibungkus. Kesel juga. Ini kan buat makan malam. Lumayan daripada beli lagi.
Kesimpulannya, jika ingin jalan-jalan dadakan, rajinlah browsing dengan baik dan benar! Jangan kayak saya yang gaptek bingung baca Google map. Meski ada sedikit rasa sebal jika ingat yang ngeselin, jalan-jalan dadakan ini sangat menyenangkan! Ada guncangan adrenalin karena ini adalah curi-curi kesempatan! Namun yang paling penting adalah: melihat wajah-wajah bahagia Aa Dilshad, Kk Rasyad, dan Dd Irsyad. "Bu, main di pantai lagi, yuk!" Ayo!
Foto sebelum pulang |
Biar emaknya sedikit kzl kzl kzl hehe, tapi anak-anak keliatannya tetep happy ya mak. ALhamdulillah. Semoga jalan-jalan nanti nggak mengecewakan lagi ya
BalasHapusyg penting boyz hepi dah :D
Hapushihihi biarpun dadakan tetap seruu...maaf lahir batiin mbaa
BalasHapussama2 maaf lahir batin jg mba dedew :)
Hapusmendadak tapi tetap seru ya mak... saya pun kmrn ke anyer mendadak hehe
BalasHapusaihh coba kita mendadak ketemu yaa
HapusWaaa rameee... aku belum pernah ke Anyer niiih :))
BalasHapus>>
BalasHapusmbak Riana belum pernah makan di rumah makan bu Entin labuan ya..
waaach enak2 disana makanannya..dan otak2nya juaraaa
http://suewashere.blogspot.co.id/2013/02/kenyang-yang-lezat-di-rumah-makan-bu_1053.html