Pesan (untuk) masa depan adalah sebuah surat yang ditulis oleh salah satu anak saya. Kejadiannya sudah lama, kira-kira setahun yang lalu. Tidak ada hubungannya dengan kasus yang tengah ramai dibincangkan akhir-akhir ini. Kebetulan saja saya jadi ingat akan surat tersebut, lalu menceritakannya di blog ini. Bukan bermaksud pamer atau apa. Murni hanya sharing saja.
Tapi, setelah membaca komentar yang masuk, saya jadi berpikir. Mungkin seharusnya saya tidak memposting tulisan tersebut. Saya hanya bercerita. Bukan untuk mamancing pro dan kontra atau apa. Entah mengapa, tiba-tiba ada perasaan tidak nyaman dalam hati saya.
Jadi, postingan pesan (untuk) masa depan sebelumnya saya hapus. Gantinya, saya ingin mengucapkan terima kasih untuk teman-teman blogger yang sudah mengomentari tulisan saya tersebut. Terima kasih saya ucapkan kepada (sesuai urutan di kolom komentar):
- Dwi Puspita
- Riska Ngilan Haryono
- Een Endah
- Muna Sungkar
- Damarojat
- Ernawaty Lilys
- Tanti Amelia
- Lidha
- Nia Haryanto
- Ella Nurhayati
- Fitri Anita
- Noriko Reza
- Arin Murtiyarini
- Pengobatan Vitilogo
- Ratna Amalia
Untaian doa yang diucapkan teman-teman langsung saya aminkan. Doa yang sama untuk teman-teman juga, semoga selalu dalam keadaan sehat dan bahagia, aamiin. Untuk komentar yang lain, saya berterima kasih sudah disadarkan dari suatu bahaya yang mengancam. Beruntung saya punya teman-teman yang peduli. Alhamdulillah, terima kasih ya Allah.
Tidak ketinggalan saya ingin meminta maaf pada sang penulis surat tercinta. Maafin Ibu, ya Nak. Lain kali Ibu memikirkan dulu akibat dari memposting cerita tentang tentang dirimu. Ibu tidak mau akibat kecerobohan Ibu, lalu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadapmu. Ibu menyayangimu lebih dari segalanya...
Tidak ketinggalan saya ingin meminta maaf pada sang penulis surat tercinta. Maafin Ibu, ya Nak. Lain kali Ibu memikirkan dulu akibat dari memposting cerita tentang tentang dirimu. Ibu tidak mau akibat kecerobohan Ibu, lalu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terhadapmu. Ibu menyayangimu lebih dari segalanya...
Walau saya telat baca, tapi saya bersyukur ... Mbak Inna mendapat pertolongan Allah lewat pintuNya yang banyak.
BalasHapusMenyentuh perasaan mba, ikut bersyukur dan merasakan. Allah SWT sesungguhnya dekat ya mba
BalasHapusSungguh sangat menyentuh kalbu saya setelah baca tulisan Ibu..
BalasHapusSaya gak tahu isi postingannya
BalasHapusSemoga usai dengan hepi ending
Salam hangat dari Jombang
menyentuh banget.
BalasHapusSy belum baca suratnya, jadi penasirin eh penasaran hihihi
BalasHapusTapi, dari tulisan ini sy merasakan jiwa besar seorang perempuan kepada sahabat2 dunia maya-nya dan jiwa besar Ibu kepada anak
yah belum baca pesannya sudah tidak ada, mudah2an ga maslaah ya mbak inna
BalasHapus