Penipuan via telepon sudah sering terjadi. Sudah banyak penipu yang tiba-tiba memberi tahu kabar buruk tentang musibah yang menimpa salah satu anggota keluarga. Buntutnya, mereka minta ditransfer sejumlah uang untuk membantu agar saudara atau kerabat yang tertimpa musibah bisa segera ditolong. Ada juga telepon dengan menyamar menjadi teman yang sudah lama tidak bertemu. Wah, pokoknya apa saja bisa jadi cerita. Yang penting, korban percaya dan akhirnya kena tipu.
Kisah tentang penipuan juga sudah sering saya dengar dari teman, tetangga, dan saudara. Jadi, ketika kejadian yang sama terjadi, saya sudah waspada dan yakin bahwa itu adalah penipuan. Lucunya, saya menerima telepon penipuan setelah saya pindah ke Bogor. Waktu masih di rantau nggak ada tuh yang namanya nerima telepon dari penipu. Kenapa ya? Jaman semakin berkembang, Mak. Cari makan juga kudu kreatip... hadeuh...
Telepon Penipu Pertama
Tengah malam, saya dikagetkan oleh suara telepon rumah yang tiba-tiba berdering. Kaget pake banget! Saya agak trauma dengan bunyi telepon pada jam yang tidak lazim. Ingat telepon berdering jelang subuh mengabarkan berita meninggalnya mamah mertua. Ini... siapa yang nelpon tengah malam?
Telepon saya angkat. "Halo..." saya menjawab dengan suara yang masih mangantuk. Diam. Tidak ada suara. Saya ikutan diam. Tidak lama, terdengar suara isak tangis seorang laki-laki muda, "Mah..." Saya masih diam.
Hening sejenak. Kecuali suara isak tangis. Lalu dia kembali bersuara," Bu..."
Halah. Telepon langsung saya tutup. Maaf ya, saya di rumah dipanggil 'Ibu. Coba yah, itu penipu konsisten dari awal mau manggil Mah apa Bu. Wew...
Telepon Penipu Kedua
Suatu pagi, saya dikejutkan oleh Eyang yang tergopoh-gopoh datang ke rumah saya dengan panik. Ditelinganya masih menempel HP dan kelihatannya ada orang yang sedang berbicara.
"Na! Cepetan! Ini ada telpon! Dadang ditangkep polisi di bandara! Dituduh bawa narkoba!" seru Eyang sambil setengah menangis.
Whatt?! Perasaan baru beberapa menit yang lalu saya menelpon suami. Memang kebetulan suami lagi ke luar kota dan akan ke bandara untuk naik pesawat nanti siang. Kok bisa tahu-tahu sudah ada di bandara? Ketangkep polisi pula!
Eyang menyodorkan hp. Minta saya untuk berbicara dengan sang 'polisi'. Saya segera memberi kode untuk meminta Eyang terus bicara. Langsung saya telepon suami. Eng ing eng... orangnya ada, kok. Lagi leyeh-leyeh di kamar hotel.
Saya kembali ke Eyang. Rupanya telepon sudah ditutup. Saya bilang saja itu penipuan. Dan ketika penipu itu menelpon lagi, saya minta Eyang untuk mematikan HP-nya. Sekian.
Kenapa nggak dikerjain aja? Saya lagi males.
Telepon Penipu Ketiga
Suatu pagi pada tanggal 14 Oktober 2016, saya sedang sarapan bareng Mama Ari, teman sesama ortu murid. Kami makan lontong sayur di dekat komplek Gaperi. Mama Ari lagi nggak mood makan. Katanya cuma mau makan pakai lontong sayur medan. Ya sudah, saya temani sekalian saya juga belum sarapan.
Sarapan lontong sayur medan |
Ketika sedang makan, hp saya berbunyi. Eyang menelpon dari rumah, "Kamu dimana?" Ada kepanikan di suaranya. Eyang lalu bilang, barusan ada telepon masuk. Telepon ke rumah. Emak Onih (ART pulang hari) yang mengangkatnya. Dikabarkan kalau Dd Irsyad jatuh di sekolah dan sedang kritis. Saat ini dibawa ke rumah sakit olah gurunya.
"Siapa nama gurunya?" tanya saya. Eyang bilang nggak tahu dan nanti mau ditanyain kalau mereka menelpon lagi. Telepon ditutup. Jantung saya seolah copot sejenak. Namun segera saya pasang lagi, alias menenangkan diri. Saya yakin, ini penipuan.
"Kita ke sekolah sekarang," kata Mama Ari. Dia langsung mengantar saya ke sekolah. Saya lihat sendiri, di dalam kelas ada Dd Irsyad sedang asyik belajar menulis. Segera saya ceritakan apa yang terjadi pada Ibu Guru.
Tentu saja saya yakin itu adalah penipuan karena hubungan saya yang dekat dengan para guru di sekolah anak-anak. Ada kejadian kecil seperti anak terjatuh saja mereka pasti langsung menelpon saya. Lha, ini katanya kecelakaan sampai kritis kok saya nggak ditelpon langsung?!
Telepon berbunyi lagi. "Na, cepetan! Anaknya udah kritis katanya! Tadi yang bawa ke rumah sakit gurunya namanya Bu Rina. Gimana ini..." Eyang nyerocos sambil panik dan menahan tangis. Saya pun harus menenangkannya untuk menjelaskan bahwa ini penipuan. Lagipula, di sekolah nggak ada tuh yang namanya Bu Rina.
Setelah sadar ditelpon penipu, Eyang pun berbalik menjadi geram. Duh, siapa juga yang nggak kesel. Tega ya, ngerjain dua nenek-nenek (Mak Onih dan Eyang). Kalau mereka sampai jantungan bagaimana?!
Saya pun meminta Eyang untuk mencabut telepon rumah agar tidak dipusingkan oleh si penipu yang bolak-balik menelpon. "Coba kita di sana, kita kerjain deh tu orang!" kata Mama Ari. Iya, penasaran juga. Kalau ada lagi yang begini, dikerjain aja sekalian biar dia gondok!
Alhamdulillah, kamu baik-baik saja, De. |
Tips Menghadapi Telepon dari Penipu:
- Jangan bicara duluan saat mengangkat telepon. Ini susah ya, soalnya sudah reflek menjawab 'halo' ketika mengangkat telepon. Dengan diam, penipu jadi bingung berbicara dengan siapa, laki-laki atau perempuan? Sudah berumur atau masih anak-anak? Sama seperti penipu yang pertama. Dia diam lama banget, nunggu saya ngomong duluan, haha.
- Jangan sebut nama. Baik itu nama kita sendiri atau nama orang terdekat yang kita kenal. Ada penipuan yang mengatasnamakan teman yang sudah lama tidak bertemu. Setelah memancing kita untuk menyebut nama, langsung deh dia jadi sok akrab. Pancing balik si penipu untuk menyebutkan nama kepanjangan dari orang yang dimaksud (nama kerabat atau keluarga yang kena musibah atau nama teman yang diakunya).
- Langsung telepon orang atau keluarga yang terkena musibah. Pastikan kita punya nomor kontak orang yang dimaksud (yang kena musibah) atau orang terdekat yang bersamanya (misalnya guru sekolah jika anak yang dikabarkan celaka). Cek langsung kebenaran kabar tersebut. Jika kebetulan telepon tidak tersambung atau sibuk, cari nomor lain untuk memastikan keadaannya.
- Jangan panik. Siapa sih, yang nggak panik dengar orang terdekat terkena musibah? Kelola emosi dulu. Panik itu bagus buat penipu. Biasanya ada yang bikin panik dengan membentak-bentak kita. Sengaja tuh. Biar akal sehat kita nggak jalan, terus jalan deh ke ATM buat mentransfer sejumlah uang sesuai permintaan si penipu.
- Kerjain balik. Nah, ini saya belum pernah. Saya malas buang-buang waktu. Tapi penasaran juga sih pengen ngerjain, haha.
Dalam kasus penipuan kedua dan ketiga, Eyang sudah menyebut kedua nama menantunya yang kebetulan memang hari itu mau ke bandara. Nama Bapa Dadang disebut terakhir kepada si penipu. Jadilah nama itu yang dipakai penipu untuk mengelabui kami. Juga pada kasus penipuan yang terakhir, Mak Onih menyebut nama kedua anak saya saat ada telepon yang mengabarkan musibah kecelakaan. Lagi-lagi, nama yang diambil adalah nama yang terakhir. Mungkin karena yang terakhir itu yang sempat diingat oleh si penipu.
Hmm... kalau penipuan via telepon memang kita tidak berhadapan langsung dengan si penipu. Kita cuma mendengar suaranya saja. Giliran sudah terbongkar kedoknya, tinggal tutup dan matikan telepon saja, selesai. Mau ngerjain balik juga boleh, hehe.
Saya punya pengalaman bertemu langsung dengan penipu. Tepatnya penipu di toko obat. Pertama memang belum pengalaman, jadi kena tipu deh. Nah, setelah itu dapat pelajaran penting dan jadi lebih hati-hati lagi. Lucunya, si penipu itu balik lagi ke toko saya! Dia nggak ngeh kalau toko saya yang sudah pindah lokasi ini pernah dia tipu sebelumnya. Cerita lengkap bisa dibaca di postingan berjudul Penipu Itu Datang Lagi.
Ada-ada saja ya, ulah manusia sampai harus menipu untuk mencari rejeki. Apa nggak pernah mikir, kalau rejeki hasil menipu itu nggak bakalan berkah? Seperti apa nasibnya anak dan istri mereka yang diberi makan dari uang yang tidak halal? Ya Allah, semoga mereka segera sadar dan bertobat untuk mencari rejeki di jalan yang benar, aamiin.
Punya pengalaman serupa? Atau pernah dengar modus penipuan via telepon? Boleh cerita di kolom komentar :)
Punya pengalaman serupa? Atau pernah dengar modus penipuan via telepon? Boleh cerita di kolom komentar :)
mereka terus gitu karena pernah berhasil
BalasHapusduh untung eyang2 g kenapa2 denger berita kaget
kayak yg penasaran gitu ya
Hapusiya, cha. kasihan jadi ngerjain orang tua. untung ga kenapa2, cuma langsung pada lemes :(
Aku pernah beberapa kali kena tipu. Ngakak sih kalau inget lagi sekarang - sekarang hahaha tapi gemes juga karena pernah kena 2 juta hahahah
BalasHapushaduh... moga rejekinya diganti dgn yg lebih ya put
HapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapussemoga ga kejadian lagi
Hapuskita memang harus waspada banget dan gak boleh mudah percaya. Semoga keluaga kita selalu dilindungi, ya.
BalasHapusaamiin
HapusAku juga kalau dapet telepon dari nomor gak dikenal pasti aku diem aja nunggu dia ngomong duluan mbak, hihihi
BalasHapusdan suka jadi lama karna saling diem2an... biarin aja gitu :D
HapusAku pernah ditelpon mengabarkan anak kecelakaan di sekolah, meski dalam hati yakin itu penipuan, tetep deg deg an banget lho. Sampai selesai telpon ke sekolah dan tau bahwa anakku baik-baik saja, jantung ini masih deg deg an. Duh gimana ya kalo yg ditelpon jantungan, kasihan.
BalasHapusbener mak... itu aku jg serasa jantung mau copot. buru2 tarik napas n menenangkan pikiran.
Hapuskasihan sama eyang n mak art yg udh tua, sampe lemes lututnya habis nerima telpon dan ikut nangis. untung mereka ga kenapa2
Saya tipuan yang hadiah2 itu sih, Mbak. Pernah juga mau ngerjain dengan ngajak mereka ngobrol supaya kehabisan pulsa (padahal ada paket nelpon murah ya), tapi nyesal ngeladenin mereka. Ujung2nya mereka bisa nyemprot kita dengan kata2 yang kasar banget. Bikin emosi jiwa. Jadi sekarang kalau nemu telpon gituan langsung tutup aja.
BalasHapuswah hebat mba, sempet ngeladenin. aku suka males ngomong lagi karna bikin bad mood.
HapusDi keluarga ada juga yang pernah kejadian sampai beberapa kali.. untungnya langsung sadar ada yang ngga beres.. nice post mbak :)
BalasHapusuntung langsung sadar ya mba
Hapusterima kasih :)
Sering banget dpt telfon yg nggak jelas, alhamdulilah blm pernah sampek ketipu.
BalasHapusThanks saran2 nya sis.
sama2
Hapushalah..masih banyak aja yang nipu cara begini ya mak
BalasHapusrekan kerja saya pernah ditipu katanya anaknya kecelakaan, jatuh di sekolah. lg di bawa ke rumah sakit. herannya, nelp ke sekolah gak masuk2 loh... Pas dia mau berangkat ke sekolah anaknya, dia nyoba nelp lagi & baru bisa. Pihak sekolah menyatakan, anaknya baik2 aja dan disuruh ngomong sendiri... kdg seremnya gitu deh... :( mau dihubungin ke yg bersangkutan tp gak bisa sehingga bikin tambah panik
BalasHapusSuamiku pernah dapat telepon dari penipu, mba. Biasanya dikerjain lagi
BalasHapusMAaak aku pernah ketipu juga gara2 telpon.
BalasHapusmengatasnamakan blogger bali yg kukenal deket, eehh melayang deh beberapa juta huiks ga sampe 15 menit. Udahnya menghuleng :D
wah hati2 kalau kita lagi gak fokus , lebih cepat kena tipu
BalasHapusPapah mertua temen kerjaku kena puluhan juta ga abis fikirnya sampe bisa kecolongan mengatasnamakan satu marga dan lagi kesulitan wkwkwk..emang jaman skrg mesti hati2 y mba dan harus pintar mengenali mana yg penipu mana yang bukan
BalasHapussip tulisannya mabtab
BalasHapushati2 saat sinkronisasi akun google, insta dan facebook dengan informasi di ponsel kita juga ya
karena data itu biasanya di jual ke fihak ke 3 lalu dipakai untuk promosi macem2,termasuk kadang jatuh ke tangan penipu :)
saya juga pernah beberapa kali, pertamakalinya pas saya masih kuliah berarti udah belasan taun lalu. penipunya telpon ke rumah bilang kaka kecelakaan, ortu sempet kaget dn nangis2..tapi karena melihat kejanggalan2..alhamdulillah ga sampe transfer uang
BalasHapushiyaaaaa, entah kenapa, sekitar 1-2 tahun lalu, di rumah juga bisa dibilang hampir 1 bulan sekali ada telpon seperti itu mbk, tapi karena kami kerjain balik terus berhenti
BalasHapuseh bukan berhenti tepatnya, tapi durasi diperpanjang, jadi 3-6 bulan sekali muncul telpon serupa
dannn suara yang telpon, kami serumahpun sampe hapalllll :D
ohiya, salam kenal mbaa :)
saya barusan dpt telfon misterius seperti ini jg, awalnya diem lama tidak ada suara sampai akhirnya sy matikan, kemudia telfon lg sy angkat, bilangnya dari kepolisian, ada korban laki* kecelakaan dan memiliki nomor sy, saat sy tanya dr kepolisian mana jawabnya bertele*, dan yg lbh gk masuk akal kepolisiannya tdk satu pulau dgn tempat sy tinggal dan sy tdk memiliki kerabat jauh sampai luar pulau. Karna cara jawabnya bertele* akhirnya su matikan, karna berbahaya. Hati hati untuk semuanya.
BalasHapussaya barusan dpt telfon misterius seperti ini jg, awalnya diem lama tidak ada suara sampai akhirnya sy matikan, kemudia telfon lg sy angkat, bilangnya dari kepolisian, ada korban laki* kecelakaan dan memiliki nomor sy, saat sy tanya dr kepolisian mana jawabnya bertele*, dan yg lbh gk masuk akal kepolisiannya tdk satu pulau dgn tempat sy tinggal dan sy tdk memiliki kerabat jauh sampai luar pulau. Karna cara jawabnya bertele* akhirnya sy matikan, karna berbahaya. Hati hati untuk semuanya.
BalasHapus