Demi menikmati liburan akhir tahun 2016, Bapa mengambil cuti dua hari kerja pada tanggal 22 dan 23 Desember yang lalu. Kami menginap di Hotel Resort Lembah Sarimas Ciater. Setelah perjalanan sekitar 4 jam dari Bogor, kami beristirahat sejenak di hotel lalu pergi mencari makan siang di Floating Market Lembang. Kecewa dengan menu yang tersedia dan Dd Irsyad nggak mau makan, maka kami pun tidak menghabiskan waktu lama di tempat wisata yang sedang hits itu.
Lanjut cari makan siang (lagi) di tempat tujuan wisata berikutnya: Gunung Tangkuban Perahu. Tempat wisata alam legendaris yang wajib didatangi karena 3 boyz belum pernah diajak ke sini. Suasana alami menyuguhkan pemandangan gunung dan pohon yang menyejukkan mata.
Lokasi wisata Gunung Tangkuban Perahu terletak di sebelah utara Kota Bandung, tepatnya di daerah Cikole, Lembang. Kompleks wisata ini terletak pada perbatasan Bandung Barat dengan Subang. Jarak dari kota Bandung sekitar 20 km. Godaan banget nih, pengen main ke Bandung sekalian. Sayang, waktu kami terbatas cuma ingin main di seputaran Ciater saja.
Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2084 meter di atas permukaan air laut. Gunung ini menjadi legenda bagi rakyat Jawa barat. Sudah tahu dong, cerita Sangkuriang yang melatar belakangi legenda gunung tangkuban perahu.
Kisahnya bermula ketika Sangkuriang ditantang oleh ibunya untuk membuat sebuah perahu lengkap dengan danaunya dalam waktu semalam. Hal itu dilakukan sebagai syarat agar dia bisa menikahi ibunya. Sangkuriang tidak percaya bahwa perempuan cantik nan awet muda yang ditaksirnya adalah ibunya sendiri. Itulah sebabnya Dayang Sumbi membuat persyaratan yang rumit. Ketika usaha Sangkuriang gagal karena kehabisan waktu, dia marah dan menendang perahu besar tersebut hingga terbalik. Perahu yang terbalik ini dalam bahasa Sunda disebut “tangkup”. Oleh karena itu, gunung ini disebut Gunung Tangkuban Perahu.
Gunung Tangkuban Perahu dari kejauhan (sumber:Wikipedia) |
Gunung Tangkuban Perahu termasuk gunung berapi aktif yang telah meletus beberapa kali dan menghasilkan sembilan kawah. Ada kawah Ratu, kawah Upas, kawah Domas dan kawah Jurig yang bisa dinikmati keindahan pemandangannya. Beberapa kawah ditutup untuk umum karena masih ada aktivitas gunung berapi yang membahayakan.
Untuk masuk ke tempat wisata ini dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 20.000 per orang pada hari kerja dan Rp. 30.000 per orang pada akhir pekan. Sedangkan mobil dikenakan biaya masuk Rp. 25.000 pada hari kerja dan Rp. 35.000 pada akhir pekan. Lumayan murah, ya. Apalagi Dd Irsyad ternyata nggak dihitung alias gratis, hihi.
Aa Dilshad di depan penjaja souvenir |
Kami mengunjungi kawah Ratu, kawah terbesar di kawasan wisata Gunung Tangkuban Perahu. Akses menuju kawah ini adalah yang paling mudah dan kendaraan bisa diparkir di sekitar kawah. Banyak pedagang makanan dan oleh-oleh khas dijajakan di tempat ini.
Kawah Ratu |
Eh iya, katanya lapar. Makan pop mie aja, deh. Enak banget buat pengisi perut di tengah cuaca yang pegunungan yang sejuk ini. Lihat, Dd Irsyad makan dengan lahap! Untung tadi anteng di Floating Market, jadi lupa dengan rasa laparnya.Saya dan yang lainnya ikut makan juga. Makan siang dengan sate kelinci plus lontong rasanya kurang 'nendang'. Nggak heran kalau kami lapar lagi :D
Makan pop mie dulu. Enakk... |
Cuaca yang sejuk bikin betah untuk berlama-lama menikmati pemandangan indah di seputar kawah Ratu. Banyak tempat yang dijadikan spot foto untuk para pengunjung. Ada yang naik ke gardu pandang atau sekedar memanjat tangga di bukit sekitar kawah. Berikut foto-foto yang sempat saya abadikan.
Pagar pembatas terpasang kokoh di sekeliling kawah Ratu. Pengunjung tetap harus berhati-hati melangkah di bukit ini karena pagar pembatas tidak tersedia di sisi yang berbatasan dengan lahan parkir.
Naik tangga ke atas bukit |
Pemandangan dari atas bukit |
Pemandangan ke arah tempat parkir |
Papan peringatan |
Papan peringatan |
Di seberang kawah Ratu, ada gardu pandang. Oke juga mengambil foto dari tempat ini. Gunung Tangkuban Perahu terlihat lebih jelas sebagai latar belakang foto. Seperti pada foto keluarga berikut ini:
Situasi tempat parkir dilihat dari gardu pandang |
Nyesel banget tongsis plus tripod pesanan saya baru sampai ketika saya pulang. Maunya dibawa pas jalan-jalan. Duh, kayaknya bakal keren banget bisa foto pemandangan pake tongsis. Plus ada tripod, dijamin nggak perlu repot minta tolong orang lewat buat foto sekeluarga. Well, next trip pasti tongsis dan tripodnya pasti dibawa :)
Sayang, kami tidak punya banyak waktu untuk berlama-lama ada di tempat ini. Sudah lumayan capek, pengen istirahat di hotel. Kenyataannya sih, nggak bisa istirahat juga karena 3 boyz malah pengen berenang, hehe. Apalagi nanti malam kami punya rencana untuk makan malam di Lembang.
Banyak alternatif wisata yang bisa dilakukan di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, sila browsing ya. Kalau di sekitar kawah Ratu sih bisa naik kuda atau nongkong sambil ngemil seperti yang kami lakukan.
Banyak alternatif wisata yang bisa dilakukan di sekitar Gunung Tangkuban Perahu, sila browsing ya. Kalau di sekitar kawah Ratu sih bisa naik kuda atau nongkong sambil ngemil seperti yang kami lakukan.
Buat saya dan suami, teuteup wisata alam dan wisata 'jadul' seperti inilah yang wajib dikenalkan pada anak-anak. Biar mereka tahu keindahan alam negerinya dan menambah rasa cinta pada tanah air.
Mengunjungi wisata kekinian jadi agenda ke sekian aja deh. Sayang kan, sudah jauh-jauh menempuh perjalanan tapi kecewa karena ternyata wisata kekinian tersebut tidak sesuai harapan atau bahkan tidak cocok untuk kami sekeluarga. Meski agak kecewa dengan tempat wisata sebelumnya, saya nggak nyesel kok. Pergi ke mana saja asal bersama keluarga tercinta sudah cukup membahagiakan buat saya.
Mengunjungi wisata kekinian jadi agenda ke sekian aja deh. Sayang kan, sudah jauh-jauh menempuh perjalanan tapi kecewa karena ternyata wisata kekinian tersebut tidak sesuai harapan atau bahkan tidak cocok untuk kami sekeluarga. Meski agak kecewa dengan tempat wisata sebelumnya, saya nggak nyesel kok. Pergi ke mana saja asal bersama keluarga tercinta sudah cukup membahagiakan buat saya.
Anak-anak saya udah beberapa kali ke sini. Enaknya kalau ke sini pas pagi biar gak macet saat nanjaknya :D
BalasHapusduh kebayang kalo macet pas nanjak. untung kemaren ga kena macet karna hari kerja
Hapuswah asik bgt jalan2nya ya 3 boys
BalasHapusbiar sebentar yg penting mereka seneng, mak :)
Hapusoh kapan aku ke sini. ga jadi2. tadinya akhir taun berencana kesitu tp akhirnya gagal lagi :(
BalasHapusmoga kapan2 jadi ke tangkuban perahu yaa
HapusSamaaaa, pergi ke manapun asal bersama keluarga, rasanya bahagia banget ya.
BalasHapusBelum pernah ke Tangkuban Perahu apalagi ke kawahnya. Seru yaa apalagi makan popmi *eh
BalasHapusTempat ini mengingatkanku lagi pada si dia, ohh. nggak bakal bonsen deh main disini. hehee
BalasHapuswah akhir tahun lalu saya liburan sama keluarga besar nginepnya di Sarimas juga, nyaman dan harga bersahabat ya, deket juga kalau mau berendam ke sariater
BalasHapusdari jauh pemandanganya indah pisan euyy...........
BalasHapusah pengen ke sana lagi...
BalasHapusWah sudah lama tidak ke sini ih... jadi pengen main lagi ke sini hehe..
BalasHapusBandung banyak destinasi ya mba, kayanya buruh waktu lama nih kalau mau keliling, hehehe
BalasHapusMenyenangkan banget kalo jalan jalan sama keluarga di tempat yang pemandangannya bagus gitu hehe
BalasHapus