Belajar tehnik dasar memotret makanan menjadi minat saya beberapa bulan terakhir ini. Mulai akrab dengan food photography sejak punya hobi memotret makanan hasil uji coba resep di dapur untuk diposting di blog. Berawal dari aspret alias asal jepret, semakin lama saya terpacu untuk bisa menghasilkan foto makanan yang kelihatan bagus dan menarik.
Kamera yang saya pakai hanya mengandalkan kamera smartphone. Mulai dari smartphone Lenovo S920 yang saya beli dengan tabungan sendiri. Lalu beralih ke Samsung Galaxy Note 3 yang saya pakai sampai sekarang. Smartphone tersebut saya dapatkan gratis dari hadiah lomba blog. Kalau ada yang mau ujug-ujug ngasih kamera atau smartphone dengan fitur foto yang canggih akan saya terima dengan senang hati, hehe.
Dari mana saya belajar memotret makanan? Dari hasil kepo ke akun Instagram para food photographer, juga teman-teman blogger dan member komunitas fotografi yang jago memotret makanan. Setiap ada workshop tentang fotografi gratisan pasti saya datangi. Seperti Pelatihan Smartphonegraphy dan Potret Fotografi. Yang pertama ini penuh kesan karena selesai acara saya menjadi juara dua kontes foto memotret objek yang ada di sekitar lokasi tempat pelatihan yaitu Hotel Padjadjaran Suite and Resort dan mendapat hadiah menginap gratis di hotel tersebut. Alhamdulillah.
Saat mendapat kabar ada pelatihan fotografi dengan mentor Mbak Ika Rahma, saya girang banget dan langsung mendaftar. Maklum, saya adalah fans Dapur Hangus yang dikelola oleh Mbak Ika. Mumpung Mbak Ika yang tinggal di Bandung ini mau ke Bogor. Kapan lagi bisa ketemuan dan belajar langsung?
Kenapa saya ngefans sama Mbak Ika? Coba saja intip akun instagram @dapurhangus. Semua fotonya kece badai. Properti foto yang ada bisa dibeli juga lho di akun @dapurhangusdotcom. Huwow, dijamin ngiler deh. Tapi ingat, saat bertransaksi nanti jangan coba-coba panggil ibu muda ini dengan sebutan 'sis'. Kenapa? Kenapa hayo...
Bertempat di Maraca Books and Coffee pada tanggal 4 Februari 2017, workshop dengan judul 'Playdate with Dapur Hangus' diselenggarakan dengan jumlah peserta yang terbatas. Kebetulan pada hari yang sama saya menghadiri acara peresmian Taman Kaulinan di Lapangan Sempur. Setelah selesai, saya tinggal berjalan kaki saja ke lokasi workshop di jalan Jalak Harupat No.9A, tidak jauh dari Lapangan Sempur. Saya datang bersama teman-teman dari Asinan Blogger, yaitu Rani, Yuli, Mbak Ratna, dan Mbak Alma.
Oia, saat registrasi para peserta dibagikan buku panduan dan kalender meja yang cantik. Salah nih, kalender meja sekarang saya tarus di meja tempat saya mengetik. Jadi, tiap lirik gambar coklat yang ada di kalender malah bikin saya lapar, hahaha.
Saat tiba di Maraca, saya masih membawa Kk Rasyad sebagai pendamping dari acara di Taman Kaulinan. Ketika acara dimulai, Kk Rasyad dijemput oleh Bapa untuk menjenguk Aa Dilshad di pesantren. Cafe tempat workshop ini lumayan enakeun. Suasananya nyaman dan asyik buat nongkrong sambil baca buku. Sayang, foto-foto yang saya ambil entah hilang ke mana. Jadi, saya cuma bisa menyisipkan foto dari postingan Instagram saja. Berikut foto dari Instagram Mbak Alma yang memotret suasana di dalam cafe beserta Kk Rasyad yang sedang asyik membaca...
Oia, saat registrasi para peserta dibagikan buku panduan dan kalender meja yang cantik. Salah nih, kalender meja sekarang saya tarus di meja tempat saya mengetik. Jadi, tiap lirik gambar coklat yang ada di kalender malah bikin saya lapar, hahaha.
Saat tiba di Maraca, saya masih membawa Kk Rasyad sebagai pendamping dari acara di Taman Kaulinan. Ketika acara dimulai, Kk Rasyad dijemput oleh Bapa untuk menjenguk Aa Dilshad di pesantren. Cafe tempat workshop ini lumayan enakeun. Suasananya nyaman dan asyik buat nongkrong sambil baca buku. Sayang, foto-foto yang saya ambil entah hilang ke mana. Jadi, saya cuma bisa menyisipkan foto dari postingan Instagram saja. Berikut foto dari Instagram Mbak Alma yang memotret suasana di dalam cafe beserta Kk Rasyad yang sedang asyik membaca...
Workshop dimulai. Mbak Ika adalah sosok yang ramah dan menyenangkan. Workshop yang serius jadi bisa disimak dengan suasana santai. Oia, waktu awal berjumpa, agak ge er ternyata Mbak Ika tahu saya adalah pemilik akun Dapur Ngebut. Ketahuan kalau saya emang ngefans dan sering kepoin akunnya, hehe. Sesama pemilik akun dengan nama 'dapur', kita kan sebenernya tetanggaan ya *eaa*
Materi pertama yang dijelaskan oleh Mbak Ika adalah tehnik dasar fotografi. Sebelumnya, Mbak Ika sempat membahas tentang kamera smartphone apa yang paling bagus. Jawabannya adalah: smartphone baru! Iya, smartphone baru itu pasti kameranya berfungsi dengan sangat baik. Setelah pemakaian lama dan pakai acara bolak-balik jatuh, dijamin kinerja kamera akan menurun karena lensa kamera yang sensitif sudah eror. Kayak orang geger otak jadinya, ya. Sudah bolak-balik terbentur ya jadi erorejing.
Apa saja yang termasuk dalam materi fotografi dasar? Tidak jauh-jauh dari pembahasan tentang tehnik memotret. Termasuk memahami aturan dasar rule of third, cara mengambil foto dengan berbagai angle, mengatur pencahayaan, food styling, dan edit foto. Selengkapnya tidak akan saya bahas disini. Nanti panggil saja Mbak Ika langsung untuk menjelaskan, hehe.
Saat menyimak materi, Mbak Ika menyelingi dengan kuis. Peserta diminta menebak mana diantara dua foto yang diambil dengan kamera canggih atau kamera smartphone. Lumayan, saya dapat hadiah sepaket sedotan warna-warni dan dua napkin dari karung goni sebagai properti foto. Asyik!
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk pelajaran praktek. Saya masuk ke kelompok 1 yang bertugas memotret makanan tradisional. Peserta boleh meminjam properti foto yang disediakan oleh panitia. Kami pun dipinjamkan papan alas foto dan properti lainnya seperti buku jadul dan teko.
Saat menyimak materi, Mbak Ika menyelingi dengan kuis. Peserta diminta menebak mana diantara dua foto yang diambil dengan kamera canggih atau kamera smartphone. Lumayan, saya dapat hadiah sepaket sedotan warna-warni dan dua napkin dari karung goni sebagai properti foto. Asyik!
Hadiah kuis: napkin dari karung goni dan sedotan warna. |
Selanjutnya, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk pelajaran praktek. Saya masuk ke kelompok 1 yang bertugas memotret makanan tradisional. Peserta boleh meminjam properti foto yang disediakan oleh panitia. Kami pun dipinjamkan papan alas foto dan properti lainnya seperti buku jadul dan teko.
Berikut hasil jepretan makanan tradisional yaitu dengan pemeran utamanya bala-bala dan pisang goreng keju. Terakhir sempat ditambahkan singkong goreng. Jangan tanya seberapa kuat kami menahan godaan pengen ngigit makanan yang dipotret, hehe. Duh, itu bala-bala meuni dadah-dadah ngegoda pisan...
Sambil motret, peserta menikmati makan siang yang dihidangkan. Ada nasi bakar teri dengan ayam goreng yang lezat. Duh, fotonya nggak ada. Saya ceritain aja ya emang rasanya beneran enak. Ditambah minuman lemon tea ice yang seger banget. Cocok untuk cuaca Bogor yang lumayan panas.
Workshop pun berakhir. Sebelum pulang, semua peserta pelatihan berfoto bersama. Sambil menungu dijemput, saya malah iseng foto-foto narsis bareng teman-teman Asinan Blogger.
Saya nekad 'membajak' Mbak Ika yang tengah sibuk menyiapkan sesi pemotretan kue ulang tahun. Ceritanya saya mau minta petunjuk pada sang pakar food photography. Saya nggak pinter food styling. Apalagi harus shoot dari jauh dan segala perintilan properti foto terlihat jelas. Hasil foto saya cenderung fokus pada makanannya saja, agak cuek sama properti pendukung. Maklum, emak riweuh harus ngebut di dapur karena banyak urusan, hehe.
Mau tahu apa saran Mbak Ika? Katanya, nggak apa-apa dengan foto yang fokus pada makanan. Asal harus benar-benar kelihatan detail dari makanan tersebut. Aih, leganya hatiku. Baiklah, akan segara dipraktekkan! Sambil belajar lebih rajin lagi biar bisa food styling. Harus sering latihan lagi! Terima kasih buat ilmu yang sudah diajarkan hari ini ya, Mbak Ika.
Workshop pun berakhir. Sebelum pulang, semua peserta pelatihan berfoto bersama. Sambil menungu dijemput, saya malah iseng foto-foto narsis bareng teman-teman Asinan Blogger.
Saya nekad 'membajak' Mbak Ika yang tengah sibuk menyiapkan sesi pemotretan kue ulang tahun. Ceritanya saya mau minta petunjuk pada sang pakar food photography. Saya nggak pinter food styling. Apalagi harus shoot dari jauh dan segala perintilan properti foto terlihat jelas. Hasil foto saya cenderung fokus pada makanannya saja, agak cuek sama properti pendukung. Maklum, emak riweuh harus ngebut di dapur karena banyak urusan, hehe.
Mau tahu apa saran Mbak Ika? Katanya, nggak apa-apa dengan foto yang fokus pada makanan. Asal harus benar-benar kelihatan detail dari makanan tersebut. Aih, leganya hatiku. Baiklah, akan segara dipraktekkan! Sambil belajar lebih rajin lagi biar bisa food styling. Harus sering latihan lagi! Terima kasih buat ilmu yang sudah diajarkan hari ini ya, Mbak Ika.
Ternyata, banyak hal yang harus diperhatikan dalam memotret makanan. Pahami dulu tehnik dasar memotret, kenalan dulu dengan objek yang akan difoto. Setelah memahami sang hero alias objek foto, barulah kita bisa menentukan tema yang tepat untuk foto makanan tersebut. Misalnya makanan tradisional si bala-bala tadi. Properti pendukungnya harus segala sesuatu yang berkesan tradisional, bisa properti berbau tradisional atau properti yang terkesan jadul. Jangan lupa mengeditnya jika hasil foto kurang memuaskan. Foto makanan yang bagus adalah foto yang bisa menunjukkan bahwa makanan itu saangat lezat sampai siapa pun tergiur untuk mencicipinya.
Oia, waktu menunggu jemputan tiba, saya sempat mengobrak-abrik dagangan Mbak Ika yang ada di mobilnya. Lumayan, dapat beberapa benda unyu-unyu buat properti foto. Tapi saya nggak berani lama-lama, soalnya properti foto Dapur Hangus itu keren semua. Kalau kelamaan takut dompet jebol, haha.
Satu hal penting yang saya dapat dari workshop ini adalah: merapikan properti foto! Nggak sadar, ternyata hobi maen comot perabotan di toko kelontong membuahkan koleksi properti foto yang berantakan. Mana saya menaruhnya asal-asalan pula! Setiap mau motret, saya mikir dulu... terakhir naro alas foto anu di mana ya? Itu mangkok warna merah ada di mana sih? Akhirnya waktu terbuang karena saya sibuk nyari props, hadeuh...
Saya sontek Mbak Ika: properti foto tersimpan rapi dan terorganisir dalam beberapa wadah kontainer plastik. Sekarang, properti alias props foto nggak saya taruh secara ngawur lagi. Pas mau motret, tinggal gotong itu kontainer berisi props ke lokasi pemotretan. Halah gaya... lokasi pemotretan di tempat jemuran aja bangga haha! Oia, tolong abaikan foto wadah props berupa kardus dari bekas obat. Rencananya mau ditutup pake kain biar keren, tapi belum sempat.
Oia, waktu menunggu jemputan tiba, saya sempat mengobrak-abrik dagangan Mbak Ika yang ada di mobilnya. Lumayan, dapat beberapa benda unyu-unyu buat properti foto. Tapi saya nggak berani lama-lama, soalnya properti foto Dapur Hangus itu keren semua. Kalau kelamaan takut dompet jebol, haha.
Properti foto Dapur Hangus yang saya beli |
Satu hal penting yang saya dapat dari workshop ini adalah: merapikan properti foto! Nggak sadar, ternyata hobi maen comot perabotan di toko kelontong membuahkan koleksi properti foto yang berantakan. Mana saya menaruhnya asal-asalan pula! Setiap mau motret, saya mikir dulu... terakhir naro alas foto anu di mana ya? Itu mangkok warna merah ada di mana sih? Akhirnya waktu terbuang karena saya sibuk nyari props, hadeuh...
Saya sontek Mbak Ika: properti foto tersimpan rapi dan terorganisir dalam beberapa wadah kontainer plastik. Sekarang, properti alias props foto nggak saya taruh secara ngawur lagi. Pas mau motret, tinggal gotong itu kontainer berisi props ke lokasi pemotretan. Halah gaya... lokasi pemotretan di tempat jemuran aja bangga haha! Oia, tolong abaikan foto wadah props berupa kardus dari bekas obat. Rencananya mau ditutup pake kain biar keren, tapi belum sempat.
Atas: kontainer berisi aneka properti foto. Kiri bawah: aneka alas foto. Kanan bawah: kotak isi bunga plastik |
Sampai di sini dulu postingan saya tentang pelatihan memotret. Sampai jumpa di postingan selanjutnya ^_^
Makanannya jangan cuma difotoin aja, kirim ke akoohh ^_^
BalasHapushayookk kita makan bareng, mba ratna :D
BalasHapusduh itu talenannya pengen saya culik hahahahha
BalasHapusculik ajah culik :D
Hapusfaktor cahaya main peranan juga ya mbak. Dan makanan2 yg segar itu biasanya mesti buru2 difoto krn kl kelamaan warnanya jadi lain... dan bikin gak okeh krn udah gak fresh
BalasHapuswah makasih buat tambahan tipsnya, mba ria :*
Hapusiih mau atuh aku diajari moto makanan
BalasHapusKeren banget hasil potonya..
BalasHapusMakasih sharingnya Mbk, kebetulan nyari info beli alas foto, mampir ke sini berasa dapat durian runtuh, kece juga ilmunya.
BalasHapusAiihh aku jd pengen beli prop foto mba. Selama ini aku jg ga prnh merhatiin barang2 property foto gini, yg ptg mah fokus ama makanannya... Tp kalo diliat, memang lbh bgs kalo kita jg perhatikan sekitarnya yaaa.. Asik bgt bisa beli bbrp prop dari mba ikka :)
BalasHapusNgonsep foto makanan ini, lalu melaksanakannya ... waktunya sama ya dengan kita mempersiapkan tulisan di blog :D
BalasHapusTapi kalo serius ..... wiiiiih keren banget hasilnya