Sudah lama saya mengincar ikut workshop fotografi yang diadakan oleh The FoodieCam. Sebelumnya, saya terlambat daftar workshop basic food photography di Bogor. Sayang ya, padahal mumpung deket (kapan lagi ada workshop motret di Bogor). Tidak mau kehabisan seat untuk kedua kalinya, saya mendaftar workshop Darkmood Still Life Photography tiga minggu sebelumnya.
Pada Hari Sabtu tanggal 2 Maret 2019, saya berangkat naik commuter line untuk mengikuti workshop. Bertempat di Returant Padzzi Cilandak Jakarta, saya naik ojek online dari Stasiun Tanjung Barat. Sampai di lokasi kepagian. Terlihat tim The FoodieCam masih sibuk menata props. Saya numpang nge-charge hp dulu, lumayan.
Acara dimulai pukul 10 lewat lima belas menit. Mbak Tri dari The FoodieCam membuka acara dan memperkenalkan nara sumber. Adalah Mbak Aellyna Sapta yang menjadi mentor belajar darkmood still life photography.
Mbak Aellyn (foto: Iphone 5, maaf blur) |
Pengertian Darkmood Still Life Photography
Mbak Aellyn menjelaskan pengertian darkmood still life photography. Still life photography adalah salah satu genre fotografi yang menggunakan sebuah atau sekelompok benda mati sebagai objek foto agar terlihat 'hidup' dan lebih artistik.Tipe dalam still life photography dipengaruhi oleh penataan cahaya, yaitu brightmood dan darkmood. Dalam workshop, kita akan mempelajari tipe darkmood. Tipe darkmood ini memberikan suasana gelap dengan objek utama lebih dominan kontras dari sekitarnya. Contohnya bisa dilihat di foto Instagram @aellyna_sapta berikut ini:
Mbak Aellyn menambahkan, "Semua objek benda mati cocok dengan konsep ini. Benda mati dari alam seperti buah-buahan, bunga, daun, dan lain-lain. Atau buatan manusia seperti gelas, peralatan di dapur, alat tulis, dan sebagainya."
Yang Wajib Diperhatikan untuk Darkmood Still Life Photography
Sebelum mulai, pastikan kita sudah memahami teori dasar memotret. Seperti aturan rule of third, pengetahuan tentang fitur kamera (untuk yang menggunakan kamera dslr dan mirorless), dan punya peratalatan motret seperti difuser, blocker, dan reflector serta 'printilan' props foto yang mendukung.
Baca juga: Playdate with Dapur Hangus: Belajar Tehnik Dasar Memotret Makanan
Baca juga: Playdate with Dapur Hangus: Belajar Tehnik Dasar Memotret Makanan
Sudah siap memotret? Berikut yang wajib diperhatikan untuk memotret makanan dengan gaya darkmood still life:
- Kamera. Bisa pakai kamera smartphone, dslr, atau mirorles.
- Pencahayaan. Boleh pakai cahaya alami (sinar matahari) atau lampu led di dalam ruangan.
- Peralatan pengatur cahaya: difuser, blocker, dan reflector.
- Objek pendukung dan properti foto. Dimulai dari alas foto, lalu background, objek pendukung, serta props foto. Atur komposisinya, jangan sampai objek utama 'kalah' dengan objek atau props pendampingnya.
- Sudut pengambilan gambar. Mau bird eye level alias flatlay, high angle (kamera lebih tinggi dari objek), atau eye level. Tentukan berdasarkan objek yang akan difoto. Kalau foto burger, nggak cocok pakai bird eye level kan.
Semua benda mati menjadi objek utama dalam still life photography. Makanan termasuk benda mati. Kalau hidup, jadi serem juga, haha. Motret makanan dengan gaya still life photography bikin makanan kelihatan 'hidup' dan ngedadahin minta dimakan. Jika sudah begitu, berarti hasil foto kita sukses karena berhasil bikin ngiler.
Peserta ws serius menyimak materi (foto: Mbak Puput) |
Praktek Darkmood Still Life Photography
Setelah memaparkan teori dan sesi tanya jawab, Mbak Aellyn mengajak peserta menuju lokasi pemotretan produk. Ada empat produk dari sponsor yang harus difoto oleh peserta untuk belajar. Foto kemudian diupload untuk challenge on the spot dengan hadiah yang menarik. Jadi makin semangat belajarnya, nih!Penjelasan di BTS biskuit |
Produknya yaitu: biskuit, nasi bakar, jus lemon, dan minuman jelly. Pada setiap BTS (behind the scene) produk, Mbak Aellyn menjelaskan cara memotretnya. Seperti sudut pengambilan gambar, mengatur cahaya, sampai menata komposisi foto yang cantik. Hmm, penting banget nih buat diapalin dan disontek cara atur BTS-nya.
Mengatur reflektor agar cahaya jatuh ke objek |
Saya agak ketinggalan di sesi awal karena lagi ke toilet. Pas datang langsung nyimak sambil nyempil di antara kerumunan peserta. Setelah itu, peserta dibagi menjadi empat kelompok bergantian untuk memotret. Jadi tertib dan nggak pake rebutan motret di setiap BTS.
Saat sesi praktek (foto: Mbak Puput) |
Saya masuk ke kelompok tiga. Bergantian dengan kelompok lain, kami memotret semua produk secara bergantian. Kuncinya harus sabar antri, ya! Jangan maksain diri ambil foto dari sudut yang salah karena kagok ada teman yang lagi motret. Lebih baik tungu giliran saja untuk hasil foto yang maksimal.
Saat memotret, peserta dibantu oleh tim The FoodieCam. Yaitu Mbak Tri, Mbak Puput, dan Mbak Rita. Saya seringnya ketemu sama Mbak Tri. Orangnya sabar banget ngasih pengarahan buat peserta. Terutama saya yang sering bingung pas lagi motret. Saya bolak-balik nanya setingan kamera kudu pegimana. Makasih sudah sabar membimbing dan maapkan daku yang gaptek ya, Mbak Tri, hehe.
Saya seneng banget karena praktek workshop ini nggak pake acara styling alias ngatur komposisi. Kutydack bisa melakukannya, Esmeralda! Nah, di workshop ini peserta tinggal jepret aja. Styling produk sudah ditata sendiri oleh tim The FoodieCam dan Mbak Aellyn. Jadi, kalau hasil fotonya cantik banget ya pastilah karena Bu Guru yang bikin style-nya, dong!
Foto pertama: biskuit coklat @ladanglima
Produk pertama yang saya potret adalah biskuit coklat Blackmond dari Ladang Lima. Biskuit ini terbuat dari tepung singkong tanpa susu dan telur. Jadi gluten free yang pastinya bikin sehat. Saya sudah mencobanya saat tiba di rumah, kuenya padat dan enak!
Foto biskuit dari sudut high angle |
Sudut lain dari biskuit coklat |
Foto kedua: minuman susu dan jelly @nomucucu
Pindah ke dekat jendela, saya mencoba memotret ala flat lay. Produknya minuman susu dan jelly dari Nomucucu. Sudah ditata cantik jadi kelihatan menggoda. Ditambah pakai es batu palsu, makin gemes pengen diminum!
Kiri: arahan Bu Guru. Kanan: murid langsung praktek :D |
Hasil jepretan saya |
Foto ketiga: minuman lemon @lemonking01
Masih minuman, foto berikutnya adalah minuman jus lemon dari LemonKing. Terbuat dari air perasan jeruk lemon, tanpa tambahan air lagi, tanpa gula dan tanpa pemanis buatan. Cocok buat diet dan detox, nih!
Saya sih cuma bisa motret doang si sari lemon murni ini. Padahal keliatan enak banget, nyegerin gitu! Saya coba motret dari sudut high level atasan dikit. Tapi, perasaan ada yang kurang deh...
Foto yang nggak jadi diunggah untuk challenge |
Saya ganti sudut pengambilan gambarnya jadi eye level. Plus, semprot dulu dengan spray biar kesannya sebagai minuman dingin menyegarkan kelihatan. Inilah foto yang saya unggah di Instagram untuk diikutkan sertakan pada challenge on the spot:
Foto keempat: nasi bakar @pawonbudheajoe
Foto produk selanjutnya adalah nasi bakar ayam suwir dari Pawon Budhe Ajoe. Pada pemotretan yang terakhir ini, saya sudah nggak fokus. Bawaan lapar kayaknya, haha! Padahal, koentji untuk motret makanan itu adalah dilarang lapar! Yah begimana nggak lapar, wong udah jam makan siang. Sebagian besar peserta juga sudah melipir untuk menikmati hidangan makan siang yang sudah disediakan oleh Restoran Padzzi.
Nasi bakar yang menggoda iman |
Daripada bolak-balik motret tapi mood-nya nggak dapet, saya malah motoin printilan alias objek pendamping si nasi bakar. Seperti bawang putih yang dioven dan daun kemangi berikut ini...
Bawang putih yang dioven biar kelihatan artistik |
Daun kemangi yang mulai layu |
Nyaris tidak bisa ikut challenge on the spot
Ketika makan siang, saya malah nggak terlalu nafsu (padahal lapar dan makanannya enak). Masalahnya, saya agak panik. Ada masalah saat mindahin foto dari kamera ke smartphone untuk diedit dan diunggah ke Instagram. Kalau nggak bisa mindahin, otomatis nggak bisa ikutan challenge. Sayang kan.
Nasi timbel dari Restoran Padzzi |
Masalahnya adalah smartphone saya lagi kumat belagunya. Dia nggak mau berbagi hotspot ke kamera. Padahal, biasanya bisa lho! Sudah bolak-balik restart, keukeuh dia cuek. Belagua gini sudah nggak aneh lagi. Di rumah mau nyambungin terima wifi aja suka ogah. Emang sok protektip pisan, heu...
Nanya ke peserta lain, pada nggak tahu jawabannya. Pinjem USB reader on the go, ternyata nggak sesuai colokannya. Saya juga nggak enak mau nanya, karena semua peserta lagi sibuk edit dan unggah foto buat challenge. Jadi saya ngulik sendiri sampe akhirnya pasrah. Nggak usah ikutan challenge aja, deh. Toh, waktunya nggak keburu!
Tapi, saya masih penasaran. Masih terus berusaha nyambungin kamera ke smarthone gambar apel kroak seri imut tea. Hmm, mestinya saya bawa smartphone android ya. Atau bawa laptop sekalian? Aduh, berat dong!
Akhirnya, saya coba tanya lagi ke Mbak Tri. Solusinya pindahin via laptop, katanya. Saya ingat Mbak Desi tadi juga nawarin laptopnya tapi saya tolak karena nyerah nggak mau ikutan challenge. Nekad, saya coba aja deh. Waktunya 30 menit lagi! Apa keburu? Pindahin foto, edit, posting, bahkan bikin caption dengan tag plus mensyen semua sponsor? Jangan lupa follow sponsor juga. Bismillah...
Saya permisi pinjam laptop Mbak Desi. Mindahin foto nggak bisa via email karena file kegedean. Terpaksa via Whatsapp Web. Berhasil! Makasih banyak ya, Mbak Desi. Maaf sudah merepotkan.
Masalah saat mau posting adalah... format Instagram feed saya yang pake aturan! Yee siapa suruh bikin feed Instagram pake frame semua dengan format 4:5 dan 5:4 bergantian?! Yah, itu memang setingan niat gegara ikutan Workshop Online Beautiful Instagram Feeds. Kudu konsekwen dong. Jangan asal posting sampe merusak feed, haha!
Jadinya, keempat foto challenge yang semuanya berformat 5:4 harus diselingin dengan postingan lain dengan format 4:5. Peserta lain mah cukup posting 4 foto, lha saya kudu ada 7 foto! Artinya foto yang diedit juga nambah. Tinggal 20 menit lagi! Are u crazy?! Keburu nggak??? Tangan saya sampai dingin dan gemetaran karena terburu-buru.
Rasanya tegang. Persis kayak pas lagi live tweet di acara blogger buat ngincer hadiahnya. Udahannya legaa... plus tangan lumayan pegel dan keringetan. Sambil menunggu pengumuman pemenang, seluruh peserta workshop berfoto bersama buat kenang-kenangan.
Pengumuman pemenang challenge on the spot
Foto bareng seluruh peserta workshop (foto Mbak Tri) |
Pengumuman pemenang challenge on the spot
Pukul 14.30 lewat beberapa menit, diumumkan pemenang challenge on the spot. Ada 6 pemenang. Tiga pemenang utama dapat alas foto keren dari Elmoussa Props, dan tiga pemenang berikutnya mendapat bingkisan dari sponsor.
Saya sebenarnya sudah pasrah. Waktu yang singkat buat pindahin foto, edit foto seadanya, nulis caption... nggak sempat cek dan ricek lagi apa postingan saya udah bener atau belum. Takutnya typo semua. Plus saya minder lihat peserta lain yang jam terbang motretnya sudah banyak. Apalah saya... pegang kamera aja baru dua bulan. Belum paham setingan kamera yang baik dan benar. Maklum, sebelumnya saya motret cuma pakai HP alias smartphone.
Baca juga: Kenapa Harus Motret Pakai HP?
Baca juga: Kenapa Harus Motret Pakai HP?
Makanya, saya nggak percaya saat nama saya disebut sebagai juara 1! Foto yang terpilih sebagai pemenang adalah foto jus lemon. Alhamdulillah, terima kasih untuk apresiasinya. Ini jadi pemicu buat saya supaya belajar motret lebih giat lagi.
Para pemenang challenge on the spot (foto: Mbak Tri) |
Penyerahan hadiah (foto: Mbak Tri) |
Meski lelah dan penuh perjuangan membawa papan alas foto ini sampai ke rumah, saya puas dan sangat bersyukur. Pas banget lagi pengen punya alas foto dari papan yang keren. Mau bikin sendiri males. Mau beli kok segen. Sekarang dapat gratisan. Meski riweuh bawa papan gede sendirian naik commuter line, naik turun tangga penyebrangan, naik ojek... saya jalani semuanya dengan rela sampai ngos-ngosan dan besoknya bangun tidur sakit badan semua, hehe.
Tapi biar capek, saya sempetin lho motret pake alas foto baru ini. Saya motoin isi goodie bag yang tersisa. Buru-buru motret karena mau dimakan oleh anak-anak dan suami! Maafkan styling seadanya karena emak ini sudah lelah...
Isi goodie bag workshop dengan alas foto bolak-balik |
Terima kasih untuk para sponsor dengan akun Instagram sebagai berikut: @pawonbudheajoe, @nomucucu, @lemonking01, @ladanglima, @elmoussa_props, @shasafrozenfood, @craft_souvenir, @arsya_art, @canfood_bymamacandice, @belangaindonesia, @your_cheers_app, dan @victoryfotojkt.
Terima kasih banyak Mbak Aellyn yang sudah ngajarin cara motret makanan dengan gaya dark mood still life. Insha Allah lanjut belajar lagi di rumah, main gelap-gelapan. Selama ini saya sukanya motret terang karena nggak pede mau motret gelap, hehe.
Terima kasih buat buat Tim The FoodieCam: Mbak Tri, Mbak Iren, Mbak Rita dan Mbak Puput. Sukses terus buat The FoodieCam, ya!
Nggak ketinggalan, salam kenal dan terima kasih dan buat manteman photographer peserta workshop buat keseruan belajar barengnya. Semoga silaturahim terus terjalin dan sampai ketemu lagi di lain kesempatan.
Permisi, numpang iklan dikit, ya. Mumpung lagi kenalan sama saya...
Saya adalah ibu rumah tangga berusia 42 tahun dengan profesi sampingan sebagai blogger. Kenapa saya belajar motret? Karena foto yang bagus diperlukan agar konten blog jadi lebih menarik. Blog Emak Riweuh adalah blog utama milik saya. Blog ini sudah tidak dimonetasi (bukan untuk nyari duit) lagi karena alasan pribadi.
Saya punya dua blog aktif lainnya dengan domain berbayar. Boleh mampir ke blog www.innariana.com khusus untuk niche lifestyle dan blog www.dapurngebut.com tentang resep masakan.
Terakhir, saya mau menyampaikan bahwa seluruh materi dari workshop berbayar ini tidak dipublikasikan. Saya menghargai nara sumber dan tim panitia workshop yang sudah bekerja keras untuk acara ini. Jadi, kalau mau dapat ilmu tentang Darkmood Still Life Photography, ikuti kelas berikutnya ya!
Baca juga: Belajar Fotografi untuk Pemula di JPC Kemang
Info tentang workshop food photography bisa dilihat di timeline Instagram @the_foodiecam. The FoodieCam adalah penyedia Workshop Food Photography, Food Styling, Jasa Foto Produk, Review Resto/Cafe. Mau kontak dan tanya langsung bisa DM akun instagramnya, ya!
Sampai jumpa di postingan berikutnya!
Asyiknya belajar fotografi.
BalasHapusWalopun sempat ada drama gak bisa connect antara kamera dan HP ya mbak, hehe..
hihi iya mba :D
Hapuswah mba Innnaaaa..asik banget bisa ikut workshop fotography, jadi nambah ilmunya..kapan ya saya bisa ikut workshop seperti ini..kepengen..
BalasHapusmba kaniaa... di jakarta sering banget ternyata ada ws foto begini. di bogor malah jarang. moga kalo dah ga riweuh lagi mba kania bisa ikutan ya. or kita pegi bareng lagi biar ketemuan :*
Hapusenaknya bisa mengikuti workshop fotografi mbak,,, di Jember nggak ada, jadi ya asal foto yang skiranya mirip2 potografer gitu, kwkwk
BalasHapusTernyata dramanya membuahkan hasil dengan keluar sebagai pemenang on the spotnya yah mbak
Selamatt ^_^
dari luar kota bisa ikutan ws online, mba.
Hapusalhamdulillah, makasi yaa :*
Selamat mbak udah menang lombanya. Ini ilmunya bermanfaat banget mbak, bisa dipahami penjelasannya, tinggal praktek sendiri
BalasHapusalhamdulillah iya mba linya. makasi ya :*
HapusWah asyik banget nih mbak acaranya, belajar motret dari ahlinya. Saya ingat dulu seorang kawna bilang "syarat utama motret makanan adalah makanan itu jadi terlihat menarik dan menggoda serta membuat yang menatapnya ngiler ikutan makan". Ku pikir itu hal yang gampang, saat dipraktekin ternyata susah ahahaha.
BalasHapusnoted.
Hapushaha iya ternyata susah juga emang :D
Pengen banget ikutan workshop² seperti ini. Biar ada basic dalam memotret, gak asal-asalan. Sayang kalau pun ada waktunya sering bentrok sama jam kerja.
BalasHapusjustru ws biasanya pas wiken, mba lina :D
Hapusjadi banyak orang kantoran yg pada ikutan
Mak Inna pakai kamera apa sekarang? Aku selalu ngikutin IGmu, kerasa banget perbedaan foto-fotonya dibanding waktu masih HP. Keren maaak..
BalasHapuswaa makasi mamak yoanna nan cetar sudah menilai dirique :*
Hapusaku pake canon eos 200D
Kapan yaaa saya bisa dpaat pelatihan serupaaaa? Suka gemas lihat hasil jepretan teman2 yg ciamik. Padahal sekitarnya gelap, tapi kok keceeee
BalasHapusaku jg baru paham kalo sekitarnya sengaja lebih gelap biar objeknya keliatan kinclong sendiri :D
HapusAku tuh selalu kagum pada food fotografer. Untuk mengatur properti saja aku lihat ribet banget. Belum lagi technical fotografinya .Jadi tak heran kalau hasil foto makanan hampir semuanya cakep-cakep, bikin orang ngiler dan ingin mencobanya. Sepertinya food photography butuh ketelitian tinggi ya mbak
BalasHapusteliti menata sebelum motret :D
Hapussebelnya emang di situ mba evi... suka males beresin props abis motretnya haha.
kalo moto travel ga pake beresin props. tapi feel-nya kudu dapet plus momen yg pas itu susah buat aku hihihi
aku ikut deg-degan dan bersorak sorai saat tahu Mbak Inna menang juara 1, yaaaay!
BalasHapusmemang kece dan kelihatan segerrr gitu yang air lemon. Ternyata disemprot air.
kalau es batu palsu itu kek gimana? dari plastik?
yay makasi udh ikut deg2an :D
Hapusitu es batu palsu dari plastik. ada yg kotak ada yg bentuknya ga beraturan. jangan dimakan yaa :P
Duh bacanya jadi ikutan deg-degan Teh Inna, Alhamdulillah juara ya..salut sama semangatnya menuntut ilmu jauh-jauh insya Allah berkah yaa
BalasHapusalhamdulillah hatur nuhun mba dew :*
HapusWuiihh berasa terbayar sudah deg-degan dan kalang kabut memindahkan file ke laptop utk kemudian diunggah ke instagram ya mbaa... Selamat ya udah juara 1, emang bagus banget fotonya yang pas minuman lemon itu.
BalasHapusSelama ini aku juga sukanya motret dengan lightmood style, belum pernah nyobain yang darkmood. Kudu sedia propsnya dulu ya? atau bisa disiasati dengan barang apa adanya di rumah?
hehe iya makasi mak uniek :*
HapusAku tadinya jg ga pede mau foto gelap2an. Ternyata kudu pake props yg mendukung biar objek utama kelihatan lebih kinclong. Props barang seadanya aja di rumah asal warnanya netral dan ga lebih cerah dari objek utamanya
Wah asyik ya, bisa belajar fotografi, langsung praktek dan saat praktek dibimbing pula.
BalasHapusHasil fotonya keren-keren. Layak dapat juara
makasi mba nanik :*
HapusSelamat yaa mba sudah menang.. btw emang belajar ftografi ini udah kayak hal wajib buat para influencer yaa
BalasHapusiya, biar foto kita minimal ga blur kelihatannya :D
HapusMba inna keren
BalasHapusRajin update ilmu dan belajar teruuus
Aku dung diajariiiin...
Mkain cetar nih food photo grafinyaa
Aamiin, hatur nuhun mba ophi :*
HapusI love your photo go man no wonder you win the first place. I also love dark mood for food, but I haven’t really tried it
BalasHapustengkuiyu so much maksay :*
Hapusjust try and you'll love it :)
Alhamdulillah barokallah mba Inna, menang yeeeeee
BalasHapusapik kok foto-fotonya keren. Jadi pengen belajar juga memaksimalkan memotret keren!
Aku harus bisa nie belajar jepret makanan kayak mbak.. Yang hasilnya bagus banget aku sampe melongo... Keren hasilnya
BalasHapusSuatu saat aku pengen deh belajar fotografi seperti ini, mba. Selama ini mentok pas pengen foto selalu tampilannya nggak bagus untuk foto makanan. Salut dan selamat ya mbaa :)
BalasHapuswaaah abis ikutan workshop ini poto2 mba ina pasti tambah cetaaar membaraaa hahahah, nanti ajarin aku ya mbaaa :D
BalasHapusAku save artikelnya, pingin banyak belajar motret yang bagus. Banyak istilah yang gak aku ngerti juga.mau ah kapan2 ikitan workshop
BalasHapusSemangaat mba Inna..Fotonya bagus-bagus banget. Untuk belajarnya, memang harus keluar modal ya.
BalasHapusMbak Elin salah satu teman foto favoritku karena bisa menciptakan moody pada foto dengan baik. Dan yang paling kece itu editing digital imagingnya.
BalasHapuswahh ilmunya bermanfaat banget nih.. pengen banget bisa foto makanan sekece ini...
BalasHapusSee Makan Santai Kuliner Restoran Cibiuk
BalasHapusWahh kerennya..
BalasHapus