Akhirnyaaa... piknik pertama di tahun 2019! Pilih yang dekat rumah dan ke tempat yang belum didatangi. Saking dekatnya jadi santai nggak didatengin. Setelah berunding, saya dan Bapa putuskan pergi ke... hutan pinus di Gunung Pancar!
Mendadak piknik judulnya. Jika tidak dapat job untuk menulis tentang wisata di Bogor, mungkin kami masih mager. Saya bingung, nggak punya bahan karena belum bepergian lagi. Lihat deadline yang mepet cuma beberapa hari. Artinya, weekend ini harus pergi demi mendapatkan konten tulisan yang baru. Makasih ya, dear kamu, yang udah kasih saya job.
Mendadak piknik judulnya. Jika tidak dapat job untuk menulis tentang wisata di Bogor, mungkin kami masih mager. Saya bingung, nggak punya bahan karena belum bepergian lagi. Lihat deadline yang mepet cuma beberapa hari. Artinya, weekend ini harus pergi demi mendapatkan konten tulisan yang baru. Makasih ya, dear kamu, yang udah kasih saya job.
Datang ke Gunung Pancar enaknya saat pagi hari. Selain masih sejuk, pengunjung juga belum terlalu ramai. Kami ke sana pada hari Minggu pagi tanggal 17 Februari 2109. Tidak bisa lama karena habis dhuhur ada acara tabligh akbar di mesjid (belakangan diketahui kalau acaranya minggu depan). Jadi, sebentar aja. Biar cepet pulang.
Baca juga: Mampir Sebentar di Gunung Pancar
Bingung mencari hutan Pinus tanpa Spot foto kekinian
Tujuan utama datang ke Gunung Pancar ini adalah pengen menikmati keindahan hutan pinus. Sayang, sampai ke atas hanya lokasi spot foto kekinian yang ditemui. Kata mamang penjaga spot foto, sudah nggak ada lagi tempat yang isinya hutan pinus doang. Sudah jadi spot foto semua.Ah, masa sih nggak ada tempat tanpa spot foto? Mungkin kalau ke dalam lagi, ke area camping masih banyak hutan pinus tanpa spot foto. Ya harus masuk lebih jauh lagi ke dalam kawasan hutan. Sekitar area camping mungkin? Kami mau ke sana tidak bisa karena waktu yang terbatas. Selain itu juga khawatir dengan jalan tanah yang licin sehabis hujan.
Ya sudah, kita jalan-jalan di atas sini aja. Melihat-lihat area spot foto yang dibandrol seharga 25 ribu untuk 7 latar foto. Bisa juga membayar 10 ribu per latar. Mau cobain semuanya? Boleh. Asal kuat bayar yaa!
Salah satu spot foto kekinian |
Cuaca pagi itu cukup teduh cenderung mendung. Agak parno juga kalau hujan gimana ya. Riweuh pastinya para mamang foto ngeberesin latar biar nggak kehujanan. Beberapa latar saya lihat sudah lusuh dan tidak menarik lagi. Ada yang hancur dan dibiarkan saja menjadi lapuk hingga semakin merusak pemandangan.
Maaf, kalian merusak pemandangan indah hutan pinus |
Semakin merusak pemandangan? Errr... menurut saya pribadi, spot foto kekinian itu malah jadi merusak keindahan alam yang ingin kita nikmati. Maafkan pendapat emak jadul ini ya wahai para generasi milenial.
Berfoto bareng di atas hammock
Dari semua latar foto, ada satu yang menarik perhatian Bapa dan boyz. Yaitu tempat tidur gantung alias hammock. Kapan lagi bisa nyobain naik hammock? Boleh juga dicoba nih. Kami pun membayar 10 ribu per orang untuk foto di latar ini.Mula-mula, Kang foto memasang tangga kayu di depan hammock. Lalu, orang yang naik paling atas dipanggil duluan. Aa Dilshad di urutan pertama, Bapa kedua, Kk Rasyad ketiga, Dd Irsyad keempat, dan terakhir saya sendiri. Saya nggak perlu naik tangga. Lansung nangkring aja ke atas hammock dengan mudah, hehe.
Behind the scene pemotretan hammock |
Kita boleh minta tolong Mamang foto buat ngejepretin beberapa kali. Dia lumayan sabar dan sudah ahli pegang kamera. Malah dia juga merangkap jadi pengarah gaya. Berikut ini adalah sebagian hasil foto jepretan si Mamang:
Hasil foto part 1 |
Hasil foto part 2 |
Menikmati keindahan alam dan habitat asli hutan pinus
Nangkring di atas batu |
Foto pake smartphone |
Menatap pohon pinus yang menjulang tinggi |
Bapa dan Aa Dilshad |
Yang satu nggak ikutan ciluk ba :D |
Ngopi santai di bawah pohon pinus
Capek jalan-jalan? Boleh duduk dulu untuk beristirahat. Kalau kebelet pengen ke toilet, ada tempatnya di dekat parkiran. Tentunya kudu bayar 3.000 rupiah untuk numpang pakai toilet ini. Karena tanahnya becek, otomatis toiletnya juga ikutan kotor dengan tanah dari alas kaki pengunjung. Mamang yang jaga toilet cuek aja nggak ngebersihin. Sibuk jagain kotak kencleng isi duit, heu...Lapar? Bisa melipir dulu ke warung makan yang ada di area spot foto. Ada kafe juga kalau mau nongkrong yang rada elit. Saya lihat mereka sudah buka dari pagi.
Kafe di tengah hutan pinus |
Kami memilih duduk di warung yang ada di dekat jurang. Bisa lesehan juga di bibir jurang. Ah, ngeri takut jatuh. Kami duduk saja di meja yang ada di atas. Sementara Bapa dan boyz memesan makanan, saya pergi ke toilet.
Ngopi dulu di hutan pinus |
Bapa dan Aa memesan kopi dengan pisang goreng. Sedangkan dua anak kecil demennya makan pop mie di tempat wisata, hihihi. Emaknya makan apa? Nggak makan, sibuk pepotoan ajah.
Saya makan separo pisang goreng aja :D |
Gogoleran di bibir jurang |
Belajar motret di hutan pinus
Saya suka mengajak anak-anak ke alam terbuka. Mereka antusias melihat ciptaan Tuhan yang begitu indah. Ada batu besar berlumut dengan cacing kecil di dalamnya yang bikin anteng. Dd Irsyad bahkan sempat menangkap kepik lalu melepaskannya kembali.
Baca juga: Belajar Fotografi untuk Pemula di JPC Kemang
Omong-omong belajar motret, Kk Rasyad juga ikutan nih. Dia menggunakan smartphone milik saya untuk motret. Tanaman jadi objek foto atau apa saja yang menurutnya menarik. Berikut ini candid ketika memotret dan beberapa hasil jepretannya (sengaja tidak saya edit). Gimana? Lumayan bagus kan?
Berhubung masih gaptek dalam urusan memotret, sekalian aja saya oprek menu yang ada di kamera. Saya baru nyobain fitur selfie. Pengen tahu, seberapa 'jahat' kamera selfie-nya, hahaha. Ini adalah dua foto selfie tanpa edit kecuali resize, crop, dan watermark. Aseli apa adanya dengan kantung mata dan juga pas lagi keringetan. Kalau diedit kan nggak jadi keringetan lagi wkwkwk!
Aia, itu kenapa juga ampe keringetan dan kehabisan napas, Mak? Engg anu, ceritanya dari spot foto kita mau ke tempat pemandian air panas. Jaraknya kata Mamang foto sih sekitar 300 meter. Ngerasa deket, jalan kaki deh. Ternyata jalannya menanjak. Baru 50 meter, saya sudah nggak kuat dan ngos-ngosan. Bukan, bukan faktor U. Dari usia muda emang saya paling nggak kuat jalan nanjak. Makanya nggak bakat naik gunung.
Akhirnya, Bapa balik lagi ke bawah untuk mengambil mobil dan menjemput saya. Ditemani Kk Rasyad dan Aa Dilshad, saya beristirahat sambil mengambil foto. Sempat juga memotret Aa dan Kk dengan latar belakang spot foto sarang burung tanpa harus masuk ke dalamnya (dan nggak harus bayar, hehe).
Lagi motret jamur |
Sebagian hasil jepretan Kk Rasyad |
Berhubung masih gaptek dalam urusan memotret, sekalian aja saya oprek menu yang ada di kamera. Saya baru nyobain fitur selfie. Pengen tahu, seberapa 'jahat' kamera selfie-nya, hahaha. Ini adalah dua foto selfie tanpa edit kecuali resize, crop, dan watermark. Aseli apa adanya dengan kantung mata dan juga pas lagi keringetan. Kalau diedit kan nggak jadi keringetan lagi wkwkwk!
Nyobain fitur selfie pada kamera |
Ketika saya keringetan dan kehabisan napas :P |
Aia, itu kenapa juga ampe keringetan dan kehabisan napas, Mak? Engg anu, ceritanya dari spot foto kita mau ke tempat pemandian air panas. Jaraknya kata Mamang foto sih sekitar 300 meter. Ngerasa deket, jalan kaki deh. Ternyata jalannya menanjak. Baru 50 meter, saya sudah nggak kuat dan ngos-ngosan. Bukan, bukan faktor U. Dari usia muda emang saya paling nggak kuat jalan nanjak. Makanya nggak bakat naik gunung.
Jalan menuju pemandian air panas |
Akhirnya, Bapa balik lagi ke bawah untuk mengambil mobil dan menjemput saya. Ditemani Kk Rasyad dan Aa Dilshad, saya beristirahat sambil mengambil foto. Sempat juga memotret Aa dan Kk dengan latar belakang spot foto sarang burung tanpa harus masuk ke dalamnya (dan nggak harus bayar, hehe).
Aa dan latar belakang sarang burung |
Habis difoto, Kk langsung tiduran di atas batu |
Aa dan pohon pepaya |
Selagi menunggu, saya mengamati aktivitas di sekitar area spot foto. Para mamang bersemangat mengajak pengunjung yang lewat untuk singgah. Jika sudah parkir, dengan brosur di tangan, mereka akan menawarkan pengunjung untuk mencobanya spot foto. Lumayan gigih juga mengingat persaingan yang ketat untuk menjajakan jasa ini.
Saya sendiri juga tidak luput dari 'kejaran' para mamang tersebut. "Fotonya, Bunda," saya pun menjawab sudah untuk menolak. Oia, panggilan bunda memang familiar bagi para pedagang untuk memikat hati ibu-ibu. Daripada dipanggil "Sini Mak..."
Kalau yang ini spot foto di pinggir jurang |
Tidak lama kemudian, Bapa datang menjemput dengan mobil. Kami melanjutkan perjalanan menuju tempat pemandian air panas. Sayang, sepertinya masuk ke kawasan tersebut harus membayar lagi. Ada petugas jaga di depan gerbangnya. Kami berbalik arah, langsung pulang karena memang tidak berniat untuk berendam air panas.
Piknik ke hutan pinus di Gunung Pancar walaupun cuma sebentar, tapi rasanya menyenangkan. Saat pulang, kami berpapasan dengan banyak kendaraan yang baru masuk ke kawasan wisata. Yup, makin siang makin rame!
Ada kendaraan mini bus dengan ibu-ibu yang sudah ber-dress code warna merah. Ada yang foto pre wedding gratisan dengan berpose di tengah jalan untuk menghindari latar belakang spot foto. Terniat buat foto, ada yang sampai membawa baju ganti segala, lho!
Paling banyak kelihatannya sih anak muda milenial yang asyik berfoto ria. Keluarga yang datang membawa anak-anak juga banyak. Terus, ada yang lagi gathering, sepertinya dari sekolah TK dengan guru dan ibunya masing-masing.
Pengen main ke Gunung Pancar juga? Mari, saya tunjukkan jalannya...
Arah menuju kawasan wisata Gunung Pancar
Kawasan wisata ini tepatnya ada di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Cukup dengan kendaraan lewat jalan tol Jagorawi bisa sampai ke sini. Keluar pintu tol Sentul, jalan terus mengikuti papan petunjuk ke arah Jungle Land.Ada papan petunjuk untuk belok ke kanan menuju arah Babakan Madang untuk sampai ke kawasan wisata Gunung Pancar. Jalannya menanjak. Waktu perjalanan sejak dari keluar gerbang tol adalah sekitar 17 menit untuk sampai di lokasi.
Main ke wilayah Sentul ini sebenarnya sudah sering kami lakukan. Kami pernah ke Jungle Land, makan siang di Ah Poong dan satu lagi ada restoran ikan bakar bambu yang enak dekat pintu masuk tol Sentul. Sedangkan mesjid Andalusia di seberang Ah Poong jadi tempat favorit untuk shalat. Di mesjid ini pula Kk Rasyad pernah ikut kegiatan pesantren kilat.
Baca juga: Mengisi Liburan di Andalusia Islamic Camp
Sampai di sini dulu ya! Terima kasih sudah mampir di blog Emak Riweuh ^_^
Jadi pingin ngajak anak-anak ke Gunung Pancar sekalian hunting foto juga.. :D Banyak banget ya sekarang spot foto kekiniannya.. Kalo yang hammock aku suka, tapi beberapa memang kesannya jadi ganggu, ya, mba.. Tanpa itu pun hutan pinus udah indah..
BalasHapusmakin banyak krna emang digemari wisatawan jaman now :D
Hapuskayaknya bisa dapet yg alami kalo masuk lagi ke dalam kawasan. hutan pinusnya pasti lebih indah
Iya, bener, Mbak, spot foto kekinian itu malah banyak yang jadi merusak keindahan alam di mana-mana. Semua tempat wisata kayaknya latah bikin begituan. Kalau udah kusem dikit, nggak menarik lagi buat foto, ditinggal dan jadi sampah nggak ada yang ngurusin. Cuma "diambil uangnya" pas seger-segernya doang. Huh. #malahcurhat
BalasHapusWah sekarang spot fotonya makin banyak yah bun. Dulu saya kesini belum sebagus ini hehe. Makasih yah bun infonya hehe
BalasHapusiya sih ya banyak yang instagramable sekarang.. hutan hutan..
BalasHapusaku sendiri suka banget ke hutan rasanya menyenangkan aslinya kalo boleh bermalam gitu pengennya camping aja heehehe
keren banget tempatnya istagramable banget ini.
BalasHapus